UI Berdayakan Masyarakat Pulau Harapan Manfaatkan Alga Laut sebagai Obat Alam

RUZKA-REPUBLIKA NETWORK -- Tim pengabdian masyarakat dari Fakultas Farmasi Universitas Indonesia (UI) meningkatkan pengetahuan sekaligus memberdayakan masyarakat di Pulau Harapan, Kepuluan Seribu, DKI Jakarta, untuk memanfaatkan tanaman alga coklat padina sebagai obat alam.
Kegiatan tersebut dilakukan sebagai bentuk dukungan Fakultas Farmasi UI terhadap pengembangan potensi sumber daya alam (SDA) yang ada di sekitar pesisir, sehingga dapat dimanfaatkan oleh masyarakat.
Pengabdian masyarakat bertajuk “Pemberdayaan Masyarakat Pulau Harapan, Kepulauan Seribu, Provinsi DKI Jakarta dalam Pemanfaatan Alga Coklat Padina minor Sekitar Kepulauan Seribu sebagai Bahan Baku Obat Alam” dilaksanakan di Pulau Harapan, Kepulauan Seribu, pada Senin, 20 Oktober 2025.
Giat tersebut dan dipimpin Prof. Dr. apt. Anton Bahtiar, M.Biomed., selaku Ketua Tim Pengabdian Masyarakat FFUI.
Baca juga: Disdik Depok Dorong Sekolah Cetak Siswa Kreatif, Berani dan Berakhlak Mulia
Alga laut merupakan salah satu sumber daya hayati yang melimpah di perairan Indonesia.
Berdasarkan data Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) tahun 2022, produksi alga laut nasional mencapai 9,1 juta ton pada tahun 2021.
Di antara berbagai jenis alga yang ditemukan di Indonesia, alga coklat genus Padina, termasuk Padina Minor, merupakan salah satu yang paling banyak dijumpai selain Turbinaria danSargassum.
Berbagai penelitian menunjukkan bahwa ekstrak Padina Minor memiliki aktivitas farmakologis penting, seperti efek antioksidan dan gastroprotektif, yang berpotensi untuk dikembangkan sebagai bahan baku obat alam.
Baca juga: Ketika Kota Depok Belajar dari Anak-anaknya
Potensi itu menjadikan Padina Minor sebagai sumber hayati bernilai tinggi yang dapat memberikan manfaat bagi kesehatan sekaligus peluang pemberdayaan ekonomi masyarakat pesisir.
Pulau Harapan dipilih sebagai lokasi kegiatan karena memiliki perairan dengan ekosistem laut yang masih produktif.
Sebagian besar masyarakat di pulau tersebut berprofesi sebagai nelayan dan pelaku usaha kecil berbasis hasil laut. Kondisi tersebut menjadikan mereka strategis untuk diberdayakan dalam pengolahan sumber daya lokal, termasuk alga laut, yang melimpah di wilayah setempat.
Dalam sambutannya, Prof. Anton Bahtiar menyampaikan bahwa kegiatan tersebut diharapkan dapat membuka perspektif masyarakat pesisir terhadap potensi besar sumber daya hayati di sekitar mereka.
Baca juga: FEB UI Beri Pelatihan Eco-Enzyme di SDN Beji Timur 1 Depok
“Alga coklat sebelumnya kerap dianggap tidak memiliki nilai ekonomi; tetapi dengan pendekatan ilmiah dan inovasi sederhana, Padina minor dapat diolah menjadi minuman fungsional yang bermanfaat untuk kesehatan sekaligus membuka peluang usaha baru bagi masyarakat. Kami ingin agar masyarakat tidak hanya mendapat pengetahuan baru, tetapi juga akses kesehatan yang lebih baik,” jelas Prof. Anton.
Kegiatan itu diikuti oleh warga Pulau Harapan, khususnya kelompok nelayan, petani rumput laut, ibu rumah tangga, dan pelaku usaha kecil. Antusiasme peserta terlihat dari partisipasi aktif mereka selama sesi pelatihan dan diskusi. Banyak di antara peserta yang mengajukan pertanyaan mengenai teknik pengolahan dan peluang pemasaran produk berbasis alga laut.
Selain memberikan pelatihan teknis, tim pengabdian masyarakat Fakultas Farmasi UI juga menekankan pentingnya menjaga keberlanjutan ekosistem laut agar pemanfaatan Padina Minor dapat dilakukan tanpa merusak lingkungan.
Setelah kegiatan penyuluhan, turut dilakukan pemeriksaan kesehatan gratis yang meliputi pengecekan tekanan darah, hemoglobin, kolesterol, asam urat, dan gula darah, yang diselenggarakan di Kantor Kelurahan Pulau Harapan.
Baca juga: Fasilitas Pertama KFSHRC Diluncurkan untuk Manufaktur Terapi Gen dan Sel di Arab Saudi
Kegiatan tersebut mendapat dukungan penuh dari aparat Kelurahan Pulau Harapan sejak tahap persiapan hingga pelaksanaan acara, mulai dari penyediaan tempat, koordinasi peserta, hingga memastikan kelancaran kegiatan.
“Kami sangat mendukung acara seperti ini karena memberikan manfaat nyata bagi masyarakat Pulau Harapan. Warga jadi lebih tahu cara menjaga kesehatan sekaligus mengenal potensi alga laut di sekitar kita,” kata Nurhasan, salah satu warga Pulau Harapan yang mengikuti kegiatan.
Seorang warga lain, Sadeli, juga mengungkapkan rasa senangnya dapat mengikuti pelatihan ini.
“Biasanya rumput laut di sekitar pantai kami ambil dan langsung dijual mentah tanpa tahu nama dan kegunaannya sebagai obat. Sekarang kami tahu ternyata bisa diolah menjadi minuman dan punya nilai kesehatan. Senang bisa dapat ilmu baru seperti ini,” tuturnya.
Baca juga: Pemuda Hadapi Tantangan Besar Sebagai Arsitek Masa Depan Bangsa
Dukungan dan keterlibatan aktif masyarakat menunjukkan tingginya kesadaran mereka akan pentingnya menjaga kesehatan dan memanfaatkan kekayaan alam secara berkelanjutan.
Kegiatan pengabdian masyarakat ini dilaksanakan oleh tim yang dipimpin oleh Prof. Dr. apt. Anton Bahtiar, M.Biomed., dengan apt. Tri Wahyuni, M.Biomed., Ph.D., sebagai dosen pendamping.
Mahasiswa juga turut berperan aktif dalam berbagai aspek kegiatan, mulai dari persiapan bahan, pendampingan peserta selama pelatihan, hingga pelaksanaan pemeriksaan kesehatan di lapangan.
Baca juga: Kementerian Komdigi Ingin Anak Melek Digital tetapi Tetap Aman dan Sehat
Sebelum menutup kegiatan, Prof. Anton menyampaikan harapannya agar kegiatan ini dapat memberikan manfaat jangka panjang bagi masyarakat Pulau Harapan.
“Kami berharap kegiatan ini tidak berhenti sampai di sini. Semoga warga dapat terus mengembangkan pengetahuan yang sudah diperoleh dan menjadikannya langkah awal untuk memanfaatkan potensi laut secara berkelanjutan demi kesehatan dan kesejahteraan bersama,” pungkasnya. (***)
