Home > Galeri

Komunitas SanUr Painters Peringati International Day of the Intangible Cultural Heritage dengan Pameran Lukisan

Komunitas ini dibentuk oleh beberapa inisiator, antara lain Olga Tobing, CD. Kristiari, Putu Amy K, dan Weni Suwanti pada 15 Desember 2018.
Dokumentasi kegiatan workshop persiapan pameran Exploring Cultural Heritage (ECH). (Foto: Dok komunitas SanUr Painters) 
Dokumentasi kegiatan workshop persiapan pameran Exploring Cultural Heritage (ECH). (Foto: Dok komunitas SanUr Painters)

RUZKA-REPUBLIKA NETWORK -- Bertepatan dengan peringatan Hari Warisan Budaya Takbenda Internasional (International Day of the Intangible Cultural Heritage) yang jatuh pada 17 Oktober, dan tahun ini merupakan peringatan kedua, komunitas SanUr Painters turut merayakan dengan kegiatan pameran lukisan.

Dengan mengusung tema Exploring Cultural Heritage pameran lukisan ketujuh karya SanUr Painters siap digelar di Balai Budaya Jakarta, dari 1-10 November 2025 dan akan dibuka secara resmi oleh Inda Citraninda Noerhadi, Direktur Cemara 6 Galeri dan Toeti Heraty Museum.

Mengapa peringatan kedua? Sebagai peristiwa bersejarah, Hari Warisan Budaya Takbenda Internasional ini baru ditetapkan dua tahun yang lalu, tepatnya pada November 2023.

Saat itu dalam Sidang ke-42 Konferensi Umum, UNESCO menetapkan 17 Oktober sebagai Hari Warisan Budaya Takbenda Internasional.

Baca juga: Gen Z Bikin Gebrakan: Dari Medsos ke Jalanan

UNESCO berharap kepada seluruh pemangku kepentingan yang bergabung dalam Konvensi 2003, termasuk Indonesia mendukung perayaan ini dengan melakukan berbagai acara dan kegiatan.

Sebagai sebuah komunitas, SanUr Painters dengan jumlah anggota 198 yang semuanya merupakan para alumni SMA Santa Ursula berfokus pada aktivitas melukis.

Komunitas ini dibentuk oleh beberapa inisiator, antara lain Olga Tobing, CD. Kristiari, Putu Amy K, dan Weni Suwanti pada 15 Desember 2018.

Setiap tahun, hingga saat ini, SanUr Painters menyelenggarakan kegiatan workshop dan pameran lukisan dengan mengangkat tema-tema yang memiliki arti penting bagi banyak pihak.

Baca juga: Catatan Cak AT: Nafir

Pameran-pameran lukisan tersebut, yaitu:

▪ Pameran Lukisan pertama, Sanurian Collaborative Painting Exhibition, Karya Kami, House of Arie Smit, Ubud, Bali, dari 11 Oktober hingga 11 November 2019.

▪ Pameran Lukisan kedua, Peduli Alam, Veneta Gelateria, Sanur, Bali, dari tanggal 6 Juni hingga 10 Juli 2021.

▪ Pameran Lukisan ketiga, Peduli Hewan, Veneta Gelateria, Sanur, Bali, dari 12 Desember 2021 hingga 6 Februari 2022.

▪ Pameran Lukisan keempat, Semesta Hijau, Balai Budaya, Jakarta, dari 15-23 Oktober 2022.

▪ Pameran Lukisan kelima, Dari Perempuan, Oleh Perempuan, Untuk Dunia, Art 1, New Museum, Jakarta, dari 16-24 September 2023.

▪ Pameran lukisan keenam, Art in Love, Balai Budaya, Jakarta, dari 23 November-1 Desember 2024.

▪ Pameran lukisan ketujuh, Exploring Cultural Heritage, Balai Budaya, Jakarta, dari 1-10 November 2025.

Baca juga: Kolaborasi Pentahelix Masjid Pantai Bali, Spirit Islam Rahmatan lil alamiin

Khusus pameran lukisan kedua dan ketiga, saat itu kita masyarakat Indonesia dan dunia sedang menghadapi masalah besar yang tidak mungkin dapat dihindari yaitu pandemi Covid 19.

Di tengah situasi seperti itulah, memunculkan kreativitas, membangun rutinitas kreatif, memperluas jaringan pertemanan, serta mencari hobi dan pengalaman baru untuk menyalurkan kegiatan-kegiatan positif agar daya imun selama covid 19 tetap terjaga.

Salah satunya, melakukan aktivitas melukis, baik melalui kegiatan workshop maupun kegiatan pameran. Koordinasi persiapan dilakukan secara daring, tanpa kepanitiaan formal.

Exploring Cultural Heritage (ECH)

Persiapan pameran Exploring Cultural Heritage (ECH), dilakukan dengan menyusun proposal kegiatan terlebih dulu, paralel pembentukan pantia kerja dan proposal sponsorship.

Bergerak cepat menjajaki sponsorship, mencari sumber pendanaandengan melaksanakan kegiatan workshop berbayar, memproduksi merchandise dan merchandising.

Baca juga: INACA The Most Outstanding Efforts and Commitment to Indonesias Aviation Excellence Diraih Pertamina Patra Niaga

Kegiatan workshop yang telah dilakukan:

▪ Workshop pertama dilaksanakan pada 10 Mei 2025, tentang Heritage Building Sketch dengan mentor Ferry Adrian, mengambil objek lukisan Kantor Pos Pasar Baru yang kini menjadi Pos Bloc.

Secara kebetulan pada 18 April adalah momen penting bagi pelestarian sejarah dan warisan budaya yang dirayakan oleh UNESCO dan ICOMOS untuk membangun kesadaran global. Jadi apa yang dilakukan oleh Komunitas SanUr Painters sudah “pas.”

▪ Heritage Tour and Sketch sepanjang jalan Kali Besar barat dan timur, Kota Tua Jakarta, 21 Juli 2025. Narasumber yang dihadirkan yaitu Candrian Attahiyyat (alm), adalah seorang arkeolog dan pelestari warisan budaya yang semasa hidupnya juga anggota TACB Jakarta.

▪ Workshop Kuratorial Pameran diberikan oleh kurator Galeri Nasional Indonesia (Citra Smara Dewi), dan Kurator Cemara 6 Galeri dan Toeti Heraty Museum (Nirwan Sambudi), 9 Agustus 2025.

Baca juga: Tangani Kasus Gigitan Hewan Liar, Puskesmas di Depok Jadi Rabies Center

Sebelum pembekalan kuratorial di Kampus FSR IKJ, peserta mengunjungi pameran lukisan “Nyala” di Galeri Nasional Indonesia.

▪ Workshop Fabric Painting on Apron, melukis motif kawung pada apron denganmenggunakan cat tekstil, dipandu mentor Sisca Wungu di Temoe Teman Makan, 20 September 2025.

▪ Workshop Soft Pastel: Jamu dan Stupa berlangsung secara daring, dimentori oleh Kusumastuti dari Austria, 11 Oktober 2025. Workshop daring ini bersifat gratis terbuka untuk umum.

Beberapa merchandise yang telah diproduksi dan dijual, seperti T-Shirt dengan desain ECH, fashion apron, apron untuk praktek melukis, pouch tempat kuas dan alat-alat lukis lainnya, serta tas lipat untuk belanja (shooping bag).

Baca juga: Samoja Coffee Majalengka, Tempat Nongkrong Unik di Tengah Rimbunnya Pepohonan

Pameran ini pun mendapatkan dukungan dari sponsorship, yaitu: Artland, Kopi Kecil, Mr. Potato, Kalbe Nutrition, Entrasol, Hydro Coco, Fit Bar, Heavenly Bush, Maxi, Kobe dan Starbus.

Pameran lukisan ketujuh ini diikuti 50 peserta anggota SanUr Painters. Peserta yang paling senior yaitu alumni 1965 dan 1967 sedangkan peserta termuda, alumni 2015 dan 2018. Domisili peserta sebagian besar dari wilayah Jabodetabek, satu orang domisi Bali, bahkan ada 4 peserta berdomisili di luar negeri, seperti Murcia – Spanyol, Austria, Pittsburgh, dan Pasadena – USA.

Latar belakang profesi peserta juga beraneka ragam, dengan disiplin ilmu yang juga beragam. Meskipun berasal dari latar yang berbeda-beda keanggotaan Komunitas SP ini tetap konsisten terhadap makna semboyan serviam “melayani”.

Dari hasil kuratorial sejak penyerahan konsep dan proses konsultasi eksekusinya, hampir sebagian dari 22 warisan budaya benda dan tak benda yang diakui UNESCO, menjadi inspirasi. Peserta dengan interpretasi yang berbeda-beda, mengekspresikan karya dengan komposisi objek yang berkeseimbangan (harmonis), unik dan orisinal.

Baca juga: Kasus Pencabulan Anak, Pengadilan Vonis 10 Tahun Penjara Anggota DPRD Depok dari PDIP

Bagaimana mengekspresikan Candi Borobudur, pinisi, noken, batik, wayang, tari-tarian dan penari, kebaya, Tambang Batubara Ombilin Sawahlunto, Lanskap Subak di Bali ke dalam karya visual.

Di samping itu, ada juga yang mengangkat tradisi budaya, meskipun belum ditetapkan sebagai warisan budaya sebagai inspirasi lukisan, seperti tradisi balapan sapi Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat; hiasan mamuli, simbol kesuburan dari NTT dan Gelung Agung dari Bali, bahkan kisah legenda dari Jawa dan Bali.

Setiap karya lukis ini dilengkapi dengan narasi yang memberikan konteks, emosi, dan makna yang memperkaya pengalaman visual, sehingga penikmat seni dapat berinteraksi dan memberikan interpretasinya.

Baca juga: FIB UI Hadirkan Simfoni Budaya Sumba di Dies Natalis ke-86

Intinya pameran ini lebih menekankan pada unsur edukasi dan internalisasi nilai budaya. Bagaimana menerjemahkan warisan budaya dan menjelajahinya sebagai karya lukis yang hakikatnya mengandung makna dan arti hidup.

Diharapkan pameran lukisan Exploring Cultural Heritage selama 10 hari, dari 1-10 November 2025, di Balai Budaya yang dilengkapi dengan diskusi dan workshop interaktif bagi berbagai kalangan, termasuk anak-anak, dapat memberikan inspirasi baru, pencerahan, pengalaman yang lebih mendalam, sekalgus menanamkan arti penting nilai-nilai warisan budaya bagi penguatan jati diri bangsa. (***)

Image
rusdy nurdiansyah

rusdynurdiansyah69@gmail.com

× Image