Home > Mancanegara

Sengketa Perbatasan Pemicu Perang Thailand vs Kamboja, Ini Cerita Mencekam Kala Melintas Perbatasan

Sengketa daerah perbatasan antara Thailand dan Kamboja merupakan persoalan lama yang berakar sejak masa penjajahan Prancis.
Mantan wartawan senior Republika, Rusdy Nurdiansyah (kiri) saat hendak memasuki pintu gerbang perbatasan Thailand dan Kamboja di Kota Aranyaprathet yang terletak di ujung timur Provinsi Sa Kaeo, Thailand. (Foto: Dok RUZKA INDONESIA) 
Mantan wartawan senior Republika, Rusdy Nurdiansyah (kiri) saat hendak memasuki pintu gerbang perbatasan Thailand dan Kamboja di Kota Aranyaprathet yang terletak di ujung timur Provinsi Sa Kaeo, Thailand. (Foto: Dok RUZKA INDONESIA)

RUZKA-REPUBLIKA NETWORK -- Ketegangan di daerah perbatasan Thailand-Kamboja meningkat memicu perang yang berlangsung sejak Kamis, 24 Juli 2025.

Kamboja mencatat sedikitnya 13 korban tewas di pihaknya, terdiri dari delapan warga sipil dan 5 personel militer. Thailand juga melaporkan 15 korban jiwa, termasuk seorang tentara.

Selain itu, ribuan warga Thailand dan lebih dari 35.829 warga sipil Kamboja terpaksa mengungsi dari daerah berisiko tinggi, terutama di Provinsi Preah Vihear, Oddar Meanchey, dan Pursat.

Kamboja menuduh militer Thailand melancarkan serangan artileri ke wilayah perbatasan mereka, termasuk ke Provinsi Pursat pada Sabtu (26/07/2025).

Baca juga: Korban Perang Thailand-Kamboja Berjatuhan, DK PBB dan Malaysia Siap Mediasi Dampak Kolonialisme Barat

Thailand mengerahkan jet tempur, sedangkan Kamboja membalas dengan tembakan roket. Kedua negara saling menuduh sebagai pihak yang memicu pertempuran.

Sengketa daerah perbatasan antara Thailand dan Kamboja merupakan persoalan lama yang berakar sejak masa penjajahan Prancis.

Pada tahun 1907, pemerintah kolonial Prancis menyusun peta perbatasan antara kedua negara. Namun, penafsiran terhadap peta tersebut berbeda.

Kamboja mengklaim wilayah berdasarkan peta tersebut, sedangkan Thailand menilai peta tidak akurat.

Baca juga: Tidak Ada Temuan Beras Oplosan, Pemkot Depok akan Perkuat Pengawasan

Komisi demarkasi yang dibentuk kala itu bahkan mengabaikan sejumlah wilayah perbatasan karena kondisi geografis yang sulit diakses.

Pasca-kemerdekaan Kamboja dari Prancis pada 1953, wilayah yang tidak jelas batasnya tersebut menjadi subjek sengketa perbatasan berkepanjangan, terutama kawasan Kuil Preah Vihear yang berusia lebih dari 1.000 tahun dan terletak di daerah tinggi strategis.

Mahkamah Internasional (ICJ) sempat menangani sengketa ini. Pada 1962, ICJ memutuskan bahwa Kamboja berhak atas Kuil Preah Vihear, sebuah putusan yang tidak sepenuhnya diterima oleh Thailand.

Ketegangan kembali meningkat pada 2011 setelah beberapa bentrokan bersenjata terjadi, menewaskan sekitar 20 orang dan memaksa ribuan mengungsi.

Baca juga: Korban Kebakaran Kelurahan 1 Ulu Palembang Terima Bantuan Kemanusiaan Pertamina

Kamboja kembali membawa kasus ini ke ICJ. Pada November 2013, ICJ memutuskan secara bulat bahwa Kamboja memiliki kedaulatan atas wilayah di sekitar kuil Preah Vihear dan mewajibkan Thailand untuk menarik semua pasukan dari kawasan tersebut.

Namun, ICJ tidak menyinggung wilayah lain yang disengketakan, terutama di kawasan “Segitiga Zamrud”, sebuah zona tiga negara yang menjadi titik bentrok militer antara Kamboja, Thailand, dan Laos.

“Segitiga Zamrud” mencakup 7 provinsi yang tersebar di tiga negara:

* Di Kamboja: Preah Vihear, Oddar Meanchey, Stung Treng

* Di Laos: Salavan, Champasak

*Di Thailand: Ubon Ratchathani, Sisaket

Baca juga: Pernyataan Jokowi Bisa Multitafsir dan Membuat Masyarakat Saling Curiga

Wilayah ini dikenal sebagai titik panas karena sering menjadi lokasi bentrokan lintas batas. Berbeda dari Kamboja yang mengandalkan penyelesaian melalui Mahkamah Internasional, Thailand menolak pengadilan tersebut sebagai jalur penyelesaian. Bangkok lebih memilih negosiasi bilateral sebagai mekanisme utama dalam menangani konflik perbatasan.

Namun hingga saat ini, jalur diplomatik belum menghasilkan solusi konkret. Situasi di perbatasan masih belum kondusif, dan dikhawatirkan bisa memicu eskalasi militer yang lebih besar jika tidak segera ditangani.

Bentrok terbaru pada 24 Juli ini disebut sebagai kelanjutan dari insiden 28 Mei 2025, ketika terjadi saling tembak di zona netral yang disengketakan dan menyebabkan tewasnya seorang tentara Kamboja.

Insiden tersebut kembali membuka luka lama dalam hubungan Thailand-Kamboja yang penuh dinamika, khususnya terkait isu wilayah dan kedaulatan nasional.

Baca juga: Evenciio Apartement Margonda Depok Siapkan Layanan Shulttle Gratis untuk Fasilitas Mahasiswa UI

"Suasana tegang dan mencekam memang terasa saat perjalanan dari Bangkok menuju Kota Aranyaprathet, kota di perbatasan Kamboja," ungkap mantan wartawan senior Republika yang pernah melintas pintu perbatasan Thailand dan Kamboja pada 2005.

Kota Aranyaprathet yang terletak di ujung timur Provinsi Sa Kaeo merupakan kota di perbatasan Thailand dengan Kamboja. Jaraknya 350 kilometer dari Kota Bangkok.

Dari pintu gerbang perbatasan Thailand menuju pintu perbatasan Kamboja berjarak 200 meter. Kawasan tersebut merupakan kawasan internasional yang tak bertuan.

Mobil-mobil mewah sekelas Toyota Camry dan Alphard berlalu-lang tanpa plat nomor. Tidak ada polisi dan peraturan hukum, yang berlaku adalah 'hukum rimba', yang dikuasai para preman.

Baca juga: Kualitas dan Nilai Produk Turut Jadi Penentu Konsumen Muslim Memilih Produk Kosmetik

Tampak satu gedung hotel lima lantai dengan kerlap-kerlip lampu dan dentuman musik diskotik. Hotel tersebut juga menjadi tempat prostitusi dan arena judi.

Informasi yang diperoleh, di tempat tersebut banyak orang Thailand, Singapura, dan Indonesia yang bermain judi di sana. Terdapat pula para wanita pelacur yang sebagian besar berasal dari Thailand, Kamboja, Vietnam dan Indonesia.

Gerbang candi dari batu mirip candi-candi di kompleks percandian Angkor Wat, khas Kamboja menjadi ciri khas pintu gerbang perbatasan Kamboja.

Bendera-bendera Kamboja di kiri jalan seakan mengucap selamat datang bagi para pengunjung yang memasuki Kota Poi Pet, kota kecil di perbatasan wilayah Kamboja.

Puluhan calo kendaraan berbaur dengan cepat menghampiri kami untuk menawarkan kendaraan menuju Kota Siem Reap yang merupakan pintu gerbang wilayah Candi Angkor Wat. (***)

× Image