KOPEK: Kelapa Indonesia Perlu Perhatian Khusus

RUZKA-REPUBLIKA NETWORK -- Kelapa Indonesia sedang gonjang-ganjing akibat kenaikan harga kelapa bulat dalam 3 bulan terakhir ini.
Ditengarai hal ini berkaitan erat dengan berita China memborong kelapa untuk diolah menjadi susu nabati.
Hal ini menyebabkan pihak yang berhubungan erat dengan industri kelapa mengeluh kekurangan bahan baku.
Di satu sisi petani bersorak riang menikmati kenaikan harga kelapa setelah sekian lama berada dalam kisaran yang tidak membuat mereka bergairah untuk melakukan penanaman kelapa kembali.
Baca juga: Dr Rasminto: Pentingnya Pelestarian Budaya di Era Globalisasi Sebagai Jati Diri Bangsa
Mengantisipasi akan keberadaan kelapa dan segala permasalahan yang muncul akhir-akhir ini, KOPEK (Koalisi Pemerintah Kabupaten Penghasil Kelapa) bekerjasama dengan Sahabat Kelapa Indonesia, melakukan rapat pra Munas di Hotel Novotel Banjarbaru Kalimantan Selatan pada Selasa 6 Mei 2025 lalu.
Rapat ini dihadiri juga Kabupaten Selayar sebagai salah satu deklarator KOPEK yang didirikan sejak Agustus 2017. Selain itu turut hadir pula Perempuan Tani Indonesia Jaya yang berpusat di Jakarta.
Rapat ini dirangkaikan dengan diskusi kelapa yang berlangsung di Fakultas Pertanian Universitas Lambung Mangkurat keesokkan harinya, Rabu (08/05/2025). Diskusi kelapa dihadiri para civitas akademika Universitas Lambung Mangkurat (ULM).
Dalam rapat pra Munas, Ketua Umum KOPEK Prof Dr. Nelson Pomalingo, M.Pd mengatakan bahwa KOPEK harus berpindah tongkat estafet untuk dipimpin oleh bupati yang punya visi memperjuangkan kejayaan kelapa Indonesia.
“Saya telah mempimpin KOPEK selama hampir 8 tahun sehingga perlu penyegaran. Ini momen yang tepat untuk mengingatkan kita, agar kembali mendorong pemulihan kondisi perkelapaan Indonesia yang lama terabaikan. Keadaan inilah yang mengakibatkan krisis saat ini," ujar mantan Bupati Gorontalo.
Ia juga menyebut bahwa program kelapa Nasional adalah penanaman kelapa hibrida yang dikenal dengan hibridisasi kelapa pada awal tahun 90-an lalu. Sejak itu hampir tidak ada lagi program kelapa yang signifikan.
Wakil Bupati Selayar Drs. Muhtar, MM setuju dengan pendapat mantan Bupati Gorontalo tersebut. Ia juga menyatakan bahwa permasalahan kelapa perlu lebih diperhatikan karena kelapa tidak saja memiliki dampak ekonomi untuk rakyat namun kelapa adalah identitas Nasional kita.
"Oleh karena itu kami tengah mendorong penanaman kelapa secara besar-besaran. Tujuannya untuk peremajaan kelapa yang sudah tua dengan penanaman kelapa baru," katanya.
Di samping itu, ia juga menyebutkan program Gerakan Menanam Lima Juta Pohon Kelapa yang disebut Gemerlap tengah digalakkan di Selayar. Gerakan seperti ini perlu dilakukan serentak secara Nasional, karena dampak ekonominya akan besar.
Baca juga: CV Puput Bersaudara Beri Kemudahan dalam Berkurban di Depok, Gandeng Ustadz Derry Sulaiman
Dalam dua kesempatan di atas Dian Novita Susanto dari Perempuan Tani Indonesia mengatakan bahwa kelapa adalah komoditas penting dan kita perlu mengadakan peremajaan kelapa secara besar-besaran. Negara kita adalah negara kepulauan yang memang cocok untuk tanaman kelapa.
“Saya mensinyalir meroketnya harga kelapa menjadi 25 ribu yang dikeluhkan para ibu rumah tangga beberapa saat lalu, disebabkan karena adanya masalah besar di sektor hulu perkelapaan. Luas kebun kita merosot dan produktivitasnya sangat rendah akibat tidak adanya pengelolaan yang baik," terangnya.
Demikian juga pendapat Ardi Simpala dari Sahabat Kelapa Indonesia, dengan mengutip laporan FAO bahwa luas kebun kelapa Indonesia saat ini hanya 2.8 juta hektar.
Baca juga: Samsung TV 2025 Siap Meluncur di Indonesia, Dilengkapi Samsung Vision AI
Menurutnya FAO sebagai lembaga pangan dunia yang bermarkas di Roma, telah mewanti-wanti Indonesia sejak November 2013 lalu bahwa tanpa penanganan serius maka negara kita sebagai penghasil kelapa akan mengalami krisis kelapa.
"Kita butuh replanting besar-besaran saat ini jika tidak ingin krisis makin parah," ucapnya.
Para pemerhati keberadaan kelapa di Munas tersebut, berharap agar kelapa sebagai bahan pokok di sektor bisnis dan kehidupan keseharian masyarakat Indonesia, khususnya disektor pangan, kiranya memperoleh perhatian yang lebih serius dari berbagai kalangan.
Baca juga: Sertifikasi Halal Dorong UMKM Tumbuh dan Lindungi Konsumen, Antara Harapan dan Tantangan
Sebagai negara agraris dan kepulauan di mana kelapa merupakan tanaman yang tumbuh subur dan menjadi sektor penting di dalam perekonomian Indonesia khususnya para petani kelapa.
Keberadaan tanaman ini harus terus dipelihara, dijaga dan dikembangkan agar pertumbuhannya tidak semakin menyusut dan tidak diambil alih oleh beragam kepentingan yang merugikan para petani kelapa dan masyarakat luas khususnya di sektor UMKM. (***)
Penulis: Fanny J Poyk/Ardi Simpala