Serah Simpan Buku dari JB Edukreatif Indonesia ke Dinas Arpusda Kota Bogor

RUZKA-REPUBLIKA NETWORK -- Puncak pencapaian literasi tertinggi adalah ketika seseorang mampu mempraktikkan dan mengamalkan isi buku yang dibacanya kepada lingkungan dan masyarakatnya, baik dalam bentuk kerja nyata maupun hasil pemikiran.
Demikian diungkapkan Kepala Dinas Arsip dan Perpustakaan (Arpusda) Kota Bogor Rudiyana, S. STP., M.Sc, saat menerima kunjungan Founder JB Edukreatif Indonesia Yuliyanti Basri, di kantor Arpusda Kota Bogor.
Turut hadir dalam acara itu Kepala Bagian Arsip Perpustakaan Kota Bogor Edy Suryanto dan guru pegiat literasi Laurensia dari SMA Regina Pacis Bogor, serta Setyawati (SDN Bhayangkari), dan perwakilan dari SMP Negeri 15 Bogor.
Baca juga: Universitas UMMI Bogor Jalin Kerja Sama dengan Zhejiang Chinese Medical University
"Tingkatan literasi paling dasar, pertama adalah membaca, kedua menulis, dan ketiga yang paling tinggi mengamalkan apa yang dibacanya atau berkarya yang idenya diambil dari buku yang dibaca," ungkap Rudiyana antusias.
Ia memaparkan, ketika seseorang sudah mampu mengamalkan dan mempraktikkan apa yang dibacanya, maka orang itu telah sampai pada tahap pencapaian literasi yang paling tinggi.
"Karena orang itu sudah bisa merealisasikan apa yang tertulis di dalam buku yang dia baca. Bukan ha ya angan-angan," katanya.
Baca juga: UNPAM Gelar Pengabdian Masyarakat di Kampung Wisata Situ Tujuh Muara Depok
Dengan filosofi itu, sejak diresmikan pada Desember 2023 lalu, Perpustakaan Kota Bogor membuka pintu seluas-luasnya kerja sama dengan berbagai komunitas di Kota Bogor untuk mempraktikkan ilmu yang didapatnya dari buku.
"Mereka saya tantang untuk mempraktikkan apa yang dia baca dari buku di sini," ucap Rudiyana.
Gayung pun bersambut. Sejumlah komunitas menjawab tantangan itu dengan berbagai praktik nyata. Antara lain, membuat kue, merajut, membuat kerajinan, dan produk lainnya yang ilmunya mereka dapat dari buku.
Ia berharap, mereka juga mau menanam cabai atau tanaman lain di rumahnya yang caranya banyak ditulis dalam buku petunjuk praktis bercocok tanam.
Jika gerakan menanam itu sudah meluas, lanjut Rudiyana, sebagai buah dari membaca buku maka kelak keluarga mereka tidak tergantung lagi pada pasokan di pasar karena dapat memenuhi kebutuhan cabai atau sayur lainnya dari halama rumah sendiri.
Kegatan berbagai komunitas itu berdampak positif pada tingkat kunjungan perpustakaan yang mencapai 500 orang pengunjung per hari. Akibatnya, jam operasional perpustakaan pun ditambah.
Lingkungan perpustakaan pun menjadi kebih hidup karena setiap pekan selalu ada atraksi yang menarik perhatian. Mulai dari pertunjukan puisi, teater, merajut, dan kegiatan untuk disabilitas.
Baca juga: ISF 2025, Dorong Indonesia jadi Pemimpin Ekonomi Syariah Global
Serah simpan buku
Sementara itu Founder Lembaga Literasi JB Edukreatif Indonesia Yuliyanti Basri menyerahkan buku yang dikurasinya, yaitu Apa Siapa Pegiat Literasi Nasional yang berisi profil sejumlah guru dan pegiat literasi dari berbagai daerah di Indonesia.
Sedangkan Laurensia, guru dan penulis perwakilan dari SMA Regina Pacis Kota Bogor, menyerahkan buku Hikayat Jawa Barat. Buku ini berisi karya tulis siswa-siswa SMA Regina Pacis yang mengikuti pelatihan penulisan hikayat hasil kerjasama antara JB Edukreatif Indonesia dengan SMA Regina Pacis.
Dalam acara ramah tamah yang berlangsung hangat itu, Yuliyanti Basri menjelaskan perjalanan JB Edukreatif Indonesia yang dipimpinnya dalam berbagai kegiatan literasi Nasional.
Baca juga: Pelecehan Seksual di Sekolah, DP3AP2KB Depok Fokus Pemulihan Psikologis Korban
Dia menyebutkan, lembaga yang didirikannya pada 2019 itu telah menggelar sejumlah kegiatan pendampingan, pelatihan, penerbitan, dan peluncuran buku untuk siswa, guru, dan masyarakat umum dari berbagai daerah di Indonesia.
"Kami juga memberikan apresiasi kepada peserta dalam bentuk sertifikat, plakat, slempang sesuai dengan predikat kepenulisan yang diraih peserta.
Dalam menjalankan kegiatannya, JB Edukreatif Indonesia menjalin kolaborasi dengan lembaga terkait seperti Badan Bahasa, Pusat Dokumentasi Sastra HB Jassin/Perpustakaan Jakarta, BRIN, Bank DKI, dan lembaga swasta lainnya.
Baca juga: Pemkot Depok Kembali Raih WTP, 14 Kali Berturut-turut
Dia meyampaikan harapannya agar pihaknya dapat menjalin kerjasama lebih konkret dengan Perpustakaan Kota Bogor dalam memajukan literasi.
"Kami ingin berkontribusi lebih konkret lagi dalam memajukan literasi dengan berkolaborasi bersama Perpustakaan Kota Bogor, " harapnya.
Kepala Dinas Arpusda Kota Bogor Rudiyana menyambut baik ajakan kerjasama itu sebagaimana telah dia lakukan dengan komunitas lain.
"Kami mendukung dan terbuka kepada komunitas yang ingin menjalin kerjasama memajukan dunia literasi di Kota Bogor" tegasnya.
Baca juga: Bukan Panggung Politik, Jamiluddin Ritonga: Perlu Formula Penyelesaian Legalitas Ijazah Jokowi
Dia mempersilakan setiap komunitas memanfaatkan fasilitas perpustakaan, auditorium, dan fasilitas lain yang dimiliki Perpusda Kota Bogor.
Menjawab pertanyaan Ruzka Indonesia, Senin (26/5), Yuliyanti Basri mengungkapkan bahwa di era efisiensi yang diterapkan pemerintah, kolaborasi antarpihak terkait adalah jawaban tepat agar kegiatan literasi tidak mati.
"Di saat pemerintah menerapkan kebijakan efisiensi, kolaborasi adalah kunci agar literasi tidak mati, " ungkap dosen lepas di sejumlah kampus itu.
Baca juga: Pemeriksaan Kesehatan Gratis di UI, Wamenkes Pastikan Sasaran Seluruh Kalangan Masyarakat
Dia mencontohkan, salah satu acara literasi yang telah digelarnya dan meraih sukses dengan berkolaborasi adalah Festival Literasi Kreatif Nasional di Kawasan DPR/ MPR RI Senayan Jakarta di awal 2025 lalu.
Dalam acara itu JB Edukreaif memberikan penghargaan kepada seratusan orang guru, siswa, dan anggota masyarakat pegiat literasi dari Kalimantan, Sulawesi, Sumatera, NTT, dan Jabodetabek.
"Acara itu sukses karena kami mendapat dukungan penuh dari Badan Bahasa, PDS HB Jassin, dan Badan Riset dan Inovasi Nasional," pungkasnya.
Jurnalis: Herman Syahara