Setelah Menari Kolosal untuk 80 Tahun RI, Bakul Budaya Bergegas ke Bisik Serayu Festival 2025

RUZKA-REPUBLIKA NETWORK -- Tak lama lagi, pada Rabu, 3 September 2025, Bakul Budaya FIB UI (Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia) akan berumur tiga tahun. Menjelang pertambahan usia itu, komunitas inklusif ini mendapat dua "hadiah."
Kado yang pertama, pada Ahad 17 Agustus 2025, Bakul Budaya mendapat kesempatan untuk menyuguhkan tari Sunda Jaipong Bentang Panggung secara kolosal, di Lapangan Balai Kota Depok, Jawa Barat, dalam rangka memperingati 80 tahun Indonesia merdeka yang diselenggarakan oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Depok, Jawa Barat.
Bakul Budaya menyajikan Tari Jaipong Bentang Panggung secara kolosal juga terkait dengan dua momen lainnya.
Selain untuk memperingati 80 tahun Indonesia merdeka, juga untuk menyambut usia 80 tahun Provinsi Jawa Barat pada Selasa, 19 Agustus 2025, serta menuju 50 tahun umur tari Jaipong, yaitu pada 2028.
Adalah Bakul Budaya yang mengajukan konsep penampilan tari Jaipong Bentang Panggung secara kolosal kepada Pemkot Depok terkait tiga momen tersebut. Pemkot Depok lalu menyetujui konsep ini.
Mungkin tidak banyak yang menyadari bahwa di bulan Agustus ini, warga Jawa Barat memperingati dua peristiwa penting, yaitu 80 tahun RI dan 80 tahun Provinsi Jawa Barat.
Selain itu, tiga tahun ke depan, tari Jaipong sebagai salah satu tarian khas Jawa Barat juga akan genap setengah abad.
Baca juga: 80 Tahun Kemerdekaan, Indonesia Hadapi Tantangan dan Terobosan Pengentasan Kemiskinan
"Oleh karenanya, kami memberanikan diri mengajukan konsep yang juga sudah menjadi bagian dari program kerja Bakul Budaya ini kepada Pemkot Depok, dalam hal ini Disporyata (Dinas Pemuda, Olah Raga, Kebudayaan, dan Pariwisata) Kota Depok dan Wakil Wali Kota Depok. Alhamdulillah, Pemkot Depok menyambut baik konsep yang kami ajukan dan menjadikan tari Jaipong Bentang Panggung sebagai hiburan pamuncak sebelum detik-detik teks Proklamasi dibacakan di Istana Negara," ujar Ketua Umum Bakul Budaya FIB UI, Dewi Fajar Marhaeni dalam siaran pers yang diterima, Selasa (19/06/2025).
Bentang Panggung merupakan tari Sunda. Tari dari Jawa Barat ini dicipta pada 2007 oleh pemusik Jaja DM bersama koreografer Agus Gandamanah, yang biasa dipanggil Mpap Gondo atau Kang Gondo.
Bentang Panggung (bintang panggung) bercerita tentang seorang penari yang menjadi bintang panggung di mana-mana, serta berkeliling di dalam dan luar negeri untuk memperkenalkan dan memelihara keharuman nama tanah dan budaya Sunda.
Baca juga: Cing Ikah: Hari Kemerdekaan Momentum Generasi Penerus untuk Miliki Gagasan Baru untuk Depok Maju
Tari ini juga menggambarkan semangat, keceriaan, dan keharmonisan kehidupan masyarakat Sunda, serta keberanian dan kekuatan karakter mereka.
Bakul Budaya mengerahkan puluhan perempuan anggotanya untuk Bentang Panggung. Umur mereka dari tujuh tahun hingga 65 tahun. Mereka berasal dari berbagai kalangan, tak terkecuali penyandang tunarungu.
Dari tribun tempat duduk para petinggi Pemerintah Kota Depok dan tamu VIP, terlihat para anggota Bakul Budaya menari kompak dalam formasi yang membentuk angka 80 dan bendera merah-putih.
Mereka mengenakan kostum seragam kebaya putih atau merah, kain batik Garut (Jawa Barat) merah-putih, selendang merah, sanggul, dan aksesori kepala berupa siger.
Baca juga: Koalisi Masyarakat Sipil: UU Kehutanan Gagal Memerdekakan Rakyat
Wali Kota Depok, Supian Suri, Wakil Wali Kota Depok, Chandra Rahmansyah, serta Kepala Disporyata Kota Depok, Eko Herwiyanto tampak menonton suguhan ini. Mereka juga berkesempatan berfoto bersama Bakul Budaya.
Bisik Serayu Festival 2025
Kado kedua menjelang usia tiga tahun Bakul Budaya adalah undangan untuk ambil bagian dalam Bisik Serayu Festival (BSF) 2025, yang akan diselenggarakan pada Sabtu dan Ahad 23 dan 24 Agustus 2025, di Banyumas, Jawa Tengah. BSF kali ini merupakan BSF yang kedua. BSF yang pertama diadakan pada 2024.
BSF merupakan ajang pertemuan dan partisipasi para pencinta seni dan budaya untuk bergiat bersama. Tahun ini, 5.000 peserta akan terlibat, dari dalam dan luar negeri.
BSF diselenggarakan oleh Rianto Dance Studio (RDS), yang didirikan, dimiliki, dan dipimpin oleh maestro tari Lengger Banyumasan, Rianto. Rianto sekaligus bertindak sebagai Produser Eksekutif BSF. Untuk tahun ini, pihaknya didukung oleh Kementerian Kebudayaan RI dan Dinas Kebudayaan Banyumas.
Sebelumnya, dalam tahun ini juga, Rianto, yang tinggal di Tokyo, Jepang, memang sudah beberapa kali berkegiatan bersama Bakul Budaya.
Pada 17 Mei, ia berbagi ilmu tentang tari Lengger Banyumasan dan menari bareng anggota Bakul Budaya di Pelataran FIB UI.
Pada 5 Juli ia memberi kuliah umum tentang pelestarian tari Lengger Banyumasan dan workshop tari Lengger Banyumasan di FIB UI dan pada 6 Juli memimpin flashmob tari Lengger Ciwit-ciwitan di Depok Open Space dan memberi workshop tari Lengger di Ruang Teratai, Gedung Wali Kota Depok.
Baca juga: Catatan Cak AT: Pajak Picu Rakyat Bergolak
Bakul Budaya akan tampil di Panggung Alam Terbuka Joglo Gayatri Serayu, Kaliori, Banyumas, pada Minggu, 24 Agustus 2025. Enam penari dari Bakul Budaya akan menyuguhkan tari Nampi Beras dari Banten.
Nampi Beras merupakan tari kreasi yang diproduksi oleh Bantenesia Production, dengan penata tari Dian Noviana serta penata musik Mukhlis dan Farhan.
Bakul Budaya juga diagendakan untuk mengajak mereka yang hadir bergoyang dalam flashmob Keluhuran Nuswantara dari Daerah Istimewa Yogyakarta, Tamang Pung Kisah dari Maluku, dan Goyang Maju Mundur dari Flores.
"Bersyukur sekali Bakul Budaya mendapat undangan sebagai salah satu penampil di sebuah festival yang diikuti oleh pencinta seni dari dalam dan luar negeri. Ini adalah hadiah istimewa yang tak disangka-sangka menuju tiga tahun Bakul Budaya. Dipertemukan dengan seorang maestro tari Lengger Banyumasan, Mas Rianto, yang rendah hati, kami pun diberi ruang berekspresi di Bisik Serayu Festival," tutur Dewi. (***)