RUZKA-REPUBLIKA NETWORK -- Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (DPMD) Kabupaten Majalengka, Jawa Barat (Jabar) menggelar ajang lomba desa bertajuk Anugerah Gapura Sri Baduga.

Kompetisi ini jadi rebutan tiga desa terbaik dengan hadiah fantastis Rp1 miliar dari Pemprov Jawa Barat.

Tiga desa yang tampil di babak kabupaten yakni Desa Kawung Hilir, Desa Karyamukti, dan Desa Kasokandel.

Baca juga: Tiga Tahun Bakul Budaya: Dari Tenun Tatar Sunda, Pertunjukan Seni, hingga Apresiasi bagi Maestro Tari

Mereka terpilih setelah melalui seleksi ketat dari 26 kecamatan. Masing-masing kepala desa memaparkan program unggulan, inovasi, hingga capaian pembangunan di wilayahnya.

“Kalau dulu DPMD penyelenggara penuh, sekarang kami hanya pelaksana tingkat kabupaten. Tahap hari ini pemaparan, besok lanjut verifikasi lapangan,” ujar Kabid Pemerintahan Desa DPMD Majalengka, Hj Nita Dwi Wahyuni, kepada wartawan, Selasa (23/09/2025).

Sebelum masuk ke tahap presentasi, para peserta sudah melewati verifikasi administrasi di tingkat kecamatan.

Baca juga: Polres Garut Bongkar Sindikat Uang Palsu, 3 Pelaku Ditangkap

Kini, penilaian dilakukan tim evaluasi kabupaten yang melibatkan akademisi, PKK, serta lintas OPD.

Ada tujuh bidang penilaian yang menjadi fokus, mulai dari 6 Standar Pelayanan Minimal (SPM), infrastruktur, pendidikan, ekonomi, kesehatan, hingga ketertiban umum. Tim penilai berasal dari Disdik, Dinas Kesehatan, PUPR, Satpol PP, PKK, DPMD, hingga kalangan akademisi.

“Setiap kecamatan dapat Rp200 juta. Untuk juara kabupaten akan memperebutkan Rp1 miliar dari Provinsi. Kalau tembus ke tingkat Jawa Barat, hadiahnya lebih besar lagi: Rp6 miliar, Rp7 miliar, sampai Rp9 miliar berupa pembangunan tahun depan,” jelas Nita.

Baca juga: Potensi Penerimaan, Pemkot Depok Targetkan PAD Rp3 Triliun

Ia menambahkan, hanya satu desa terbaik yang akan dipilih mewakili Majalengka ke tingkat provinsi.

“Kami berharap ada desa dari Majalengka yang bisa masuk tiga besar Jawa Barat, supaya bisa makin berkembang sekaligus membawa nama baik daerah,” pungkasnya. (***)

Jurnalis: Eko Widiantoro