10 Ribu Rumah untuk Pekerja: BPJS Ketenagakerjaan Jalankan Arahan Presiden Prabowo

RUZKA-REPUBLIKA NETWORK -- Tenda putih mewah sengaja dipasang di sekitar lahan yang akan dibangun itu, dipenuhi kursi tersusun rapi, kilatan kamera wartawan, dan desiran pendingin udara seakan sulit menyembunyikan suasana hangat penuh harapan.
Pemerintah bersama BPJS Ketenagakerjaan mendeklarasikan tekad mewujudkan 10.000 hunian pekerja, sebagai tindak lanjut atas arahan Presiden Prabowo Subianto pada Rapat Tingkat Menteri di Kemenko PM, 15 Oktober 2025 lalu.
Gagasan menyediakan hunian layak bagi pekerja, kini tak lagi berhenti pada wacana rapat. Ia mulai mengambil bentuk, dan pada Selasa, (04/11/2025), di lahan aset milik BPJS Ketenagakerjaan, Pasar Minggu, Jakarta Selatan.
Langkah itu dimulai dengan dilakukannya peletakan batu pertama dan pencanangan pembangunan Griya Pekerja oleh Kementerian Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat Republik Indonesia (Kemenko PM) Muhaimin Iskandar.
Griya Pekerja di Pasar Minggu bukan dipilih secara kebetulan. Lokasinya menjadi simpul transportasi kota, berdiri di atas aset milik BPJS Ketenagakerjaan yang selama ini menunggu fungsi baru.
Dari titik inilah negara ingin memulai menurunkan beban hidup para pekerja, terutama ongkos transportasi yang saban hari menggerus gaji mereka, sekaligus menghadirkan hunian yang cukup dekat untuk disebut rumah.
Kemenko PM, Muhaimin Iskandar, berdiri di mimbar. Suaranya tenang, tetapi penuh penekanan, menyapu ruangan yang hening.
“Saat saya melaporkan kepada Presiden Prabowo, bahwa bersama BPJS Ketenagakerjaan akan membangun 10.000 Griya Pekerja di seluruh Tanah Air. Beliau bahkan dengan penuh semangat, merestui, mendukung dan mempertanyakan. Kenapa baru 10.000 kenapa nggak lebih banyak lagi? Karena itu, mari kita kerja keras agar lebih banyak lagi.”
Baca juga: Catatan Cak AT: Tanggungjawab Saya, Katanya
Langkah ini adalah upaya bersama sebagai wujud komitmen kita untuk mayoritas pekerja yang belum memiliki hunian terjangkau, terutama yang dekat dengan lokasi transportasi serta tempat kerja umum mereka. Pasar Minggu ini tempat yang strategis,” ujarnya.
Ia lalu mengarahkan pandang ke barisan pimpinan BPJS Ketenagakerjaan. “Terima kasih Dirut dan jajaran BPJS Ketenagakerjaan yang Insya Allah bersama kita semua, berkomitmen setidak-tidaknya ada lima titik dan minimal 10.000 pekerja yang akan mendapatkan fasilitas tempat tinggal.”
Muhaimin menegaskan, program ini tak boleh berjalan sendiri. Ia mengajak seluruh kementerian dan lembaga merapatkan barisan.
“Pemberdayaan para pekerja harus melalui berbagai program yang terintegrasi, baik peningkatan kapasitas, kualitas produktivitas, maupun mutu kerja. Dan tentu saja, kesejahteraan keluarganya,” lanjutnya.
Muhaimin menutup sambutannya dengan harapan agar program Griya Pekerja tidak hanya menjadi proyek infrastruktur, tetapi juga gerakan sosial untuk menaikkan taraf hidup kelas pekerja.
Di barisan undangan siang itu tampak pula Kepala Staf Kepresidenan Republik Indonesia, Muhammad Qodari. Ia menyambut langkah ini sebagai inspirasi.
“Apa yang dikerjakan oleh BPJS Ketenagakerjaan ini merupakan inspirasi bagi lembaga-lembaga lain untuk ikut berkontribusi. Mudah-mudahan nanti BPJS Ketenagakerjaan bisa mengajak yang lain untuk bisa berkolaborasi, gotong-royong menyelesaikan permasalahan yang kurang-kurang,” tuturnya.
Ucapan itu disambut tepuk tangan. Ada rasa optimisme yang mengalir di antara pejabat, pekerja, dan tamu yang hadir.
Baca juga: RSUI Lakukan Edukasi Daring Deteksi Dini Kanker Payudara
Giliran Direktur Utama BPJS Ketenagakerjaan, Pramudya Iriawan Buntoro, yang berbicara. Ia membicarakan “rumah” bukan sekadar sebagai bangunan, tetapi tempat pulang dengan tenang.
“Harapan kami di tahun 2029 nanti akan ada lebih dari 10.000 pekerja baru yang bisa menikmati hunian Griya Pekerja. Nantinya pekerja yang bisa mengakses hunian adalah pekerja yang sudah terlindungi dalam program jaminan sosial ketenagakerjaan.”
Kami tidak hanya melindungi pekerja dari risiko kerja, tetapi juga membantu meringankan beban hidup melalui penyediaan hunian yang layak dan terjangkau. Inilah bentuk nyata kehadiran negara untuk pekerja Indonesia,” ujarnya.
Berdasarkan master plan Griya Pekerja 2025-2029, BPJS Ketenagakerjaan menargetkan pembangunan hunian di lima wilayah industri strategis yakni Jakarta, Cikarang, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Banten. Totalnya lebih dari 2.100 kamar baru, mampu menampung sekitar 8.500 pekerja pada tahun 2029.
Namun bagi Pramudya, program ini lebih jauh dari jumlah kamar atau gedung. “Selain menekan biaya hidup para pekerja, program Griya Pekerja juga diharapkan menjadi penggerak ekonomi baru di sekitar kawasan industri,” ungkapnya.
Baca juga: Senator Nilai Ketergantungan Fiskal Daerah kepada Pemerintah Pusat Masih Kuat
Ia menutup dengan nada yang lebih pelan, namun justru terasa lebih kuat.
“Griya Pekerja tak hanya menjadi tempat tinggal, tetapi simbol nyata dari upaya bersama untuk menghadirkan kesejahteraan yang berkelanjutan. Melalui program ini, kami ingin memastikan bahwa pekerja Indonesia tidak hanya terlindungi, tetapi juga tumbuh dan berkembang bersama untuk kemajuan bangsa.”
Melalui Griya Pekerja, BPJS Ketenagakerjaan ingin memastikan bahwa kehadiran negara benar-benar dirasakan sampai ke pintu rumah para pekerja. Dari sini, kita mulai langkah kecil menuju perubahan besar.
Siang itu, matahari di atas Pasar Minggu masih terik. Pedagang sayur tetap menata dagangannya, kereta tetap melintas membawa pekerja menuju tempat kerja. Namun, sesuatu terasa berubah. Di balik pidato dan tanda tangan peresmian, negara seperti berbisik kepada jutaan pekerja: “tunggulah sebentar lagi, kami sedang menyiapkan rumahmu.” (***)
Penulis: Djoni Satria/Wartawan Senior
