PT Pegadaian dan CSPS-CSGS SKSG UI Gelar FGD Indeks Kepemilikan Emas dan Prospek Bullion Service di Indonesia

RUZKA-REPUBLIKA NETWORK -- Center for Strategic Policy Studies (CSPS) - Center for Strategic and Global Studies (CSGS) Sekolah Kajian Stratejik dan Global (SKSG) Universitas Indonesia (UI) bekerja sama dengan PT Pegadaian telah menyelenggarakan Focus Group Discussion (FGD) atau Diskusi Kelompok Terpumpun mengenai "Indeks Kepemilikan Emas dan Prospek Bullion Service di Indonesia".
Kegiatan ini berlangsung secara luring dan daring, Pada Selasa (26/08/2025). Secara daring, acara berlangsung melalui zoom cloud meeting.
Secara luring, acara berlangsung di Gedung Institute for Advancement of Science Technology and Humanity (IASTH), Lantai 3, Kampus Universitas Indonesia (UI), Salemba, Jakarta.
Acara ini dibuka dengan laporan kegiatan oleh Ketua CSPS-CSGS SKSG UI, Guntur Subagja Mahardika.
Baca juga: Kemenkes RI Sertifikasi 'New Doublo 2.0', Memperkuat Ekspansi HIRONIC di Pasar Estetika Indonesia
Lalu kata sambutan disampaikan oleh Kepala Divisi ESG (Environmental, Social and Governance) PT. Pegadaian, Rully Yusuf.
Turut hadir dan dan menyampaikan kata sambutan Kepala CSGS-SKSG UI, Dr. Shobichatul Aminah, M.Si.
Dalam laporannya, Guntur Subagja Mahardika mengatakan bahwa responden yang mengisi survei ini berasal dari 11 kota besar yang menjadi ibu kota provinsi di Indonesia.
"Ada 11 kota besar yang kami survei itu ialah Daerah Khusus Jakarta, Denpasar (Bali), Bandung (Jawa Barat), Kupang (Nusa Tenggara Timur), Pekanbaru (Riau), Serang (Banten), Semarang (Jawa Tengah), Surabaya (Jawa Timur), Makassar (Sulawesi Selatan), Medan (Sumatera Utara), dan Jambi (Jambi)," ungkap Guntur dalam siaran pers yang diterima, Rabu (27/08/2025).
Baca juga: Ada Ribuan Lowongan Kerja di Job Fair Depok 2025
Penelitian ini, lanjutnya, bertujuan untuk mengukur indeks kepemilikan emas ditinjau dari kategori jumlah emas yang dimiliki, yakni 5 gram, 5 - 10 gram, 10 - 20 gram, dan > 20 gram, serta tidak memilki emas.
"Penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui motivasi responden terhadap kepemilikan emas berdasarkan empat variabel, yakni tradisi, ekonomi, investasi dan keamanan," jelas. Guntur.
Penelitian ini, juga bertujuan untuk mengetahui respon para responden terhadap 'Bullion Service'. "Terdapat lima kategori jawaban dalam pertanyaan ini, yakni sangat setuju, setuju, normal, tidak setuju dan sangat tidak setuju," ungkap Guntur.
"Secara umum, responden percaya terhadap manfaat dan profesionalisme layanan 'bullion service'. Namun tingkat eksposur (pengenalan) dan pemahaman publik tehadap 'Bullion Service' masih terbatas," tambah Guntur.
Baca juga: Solusi Pendingin Bangunan Tropis: Mahasiswa UPER Juarai Kompetisi Internasional ASHRAE 2025
Lima kategori jawaban itu, juga disediakan dalam kuesioner bagi responden, untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan terkait literasi keuangan.
"Khususnya dalam memahami resiko investasi dan fungsi emas sebagai aset jangka panjang," kata Guntur.
Selain itu, pemahaman terhadap emas fisik versus digital dan kebiasaan dalam perencanaan keuangan bagi responden juga masih perlu ditingkatkan.
"Kami, peneliti CSPS SKSG UI, memandang perlunya edukasi lanjutan yang lebih praktis terhadap publik, khususnya terkait pengelolaan keuangan dan pilihan bentuk investasi emas yang tersedia di pasar," tutur Guntur.
Baca juga: Olah Sampah Mandiri, UPER Hadirkan Komposter Putar di Desa Barengkok
Kepala CSGS-SKSG UI, Dr. Shobichatul Aminah, M.Si., mengapresiasi positif langkah PT. Pegadaian untuk berkolaborasi bersama dengan CSPS-CSGS SKSG UI dalam melaksanakan riset Indeks Kepemilikan Emas dan Prospek 'Bullion Service' di Indonesia.
"Kami menyambut baik langkah-langkah PT. Pegadaian dalam berkolaborasi bersama CSPS - CSGS SKSG UI untuk melaksanakan riset 'Indeks Kepemilikan Emas dan Prospek 'Bullion Service' di Indonesia," ucapnya.
Hal ini, lanjutnya, dapat semakin meningkatkan literasi dan edukasi publik terhadap nilai strategis emas sebagai instrumen investasi dan perlindungan terhadap aset ekonomi dalam jangka panjang.
"Apalagi harga emas cenderung stabil, bahkan nilainya terus meningkat, _safe_ _haven_ , tidak terpengaruh oleh inflasi dalam jangka panjang," ungkap Aminah.
Baca juga: Baznas Depok Gelar Khitanan Massal dan akan Menggelar Operasi Katarak Gratis
Dalam konteks ini, lanjutnya, emas menjadi pilihan tepat investasi dan perlindungan aset bagi publik di tengah ketidakpastian situasi ekonomi global akibat perang Ukraina versus Rusia dan Krisis Timur Tengah.
Kepala Divisi ESG PT Pegadaian, Rully Yusuf, menyatakan apresiasi mendalam terhadap upaya CSPS-CSGS SKSG UI dalam membantu PT. Pegadaian untuk mengembangkan ekosistem ekonomi berbasis bullion service di Indonesia.
"Khususnya, melalui riset Indeks Kepemilikan Emas dan Prospek Bullion Service di Indonesia," imbuhnya.
PT Pegadaian, lanjutnya, sedang berikhtiar untuk menjadi perusahaan yang profesional dalam mengelola ekosistem ekonomi 'bullion service' di Indonesia.
"Hal ini seiring dengan meningkatnya minat masyarakat membeli emas sebagai instrumen investasi dan perlindungan aset dalam jangka panjang di tengah kondisi ketidakpastian perekonomian global," jelasnya.
Itu sebabnya, PT Pegadaian ingin lebih dalam mengetahui dinamika dan respon publik terhadap ekosistem 'bullion service' di Indonesia dengan berkolaborasi bersama CSPS-CSGS SKSG UI melalui riset ini.
Dalam FGD ini, turut hadir dan memaparkan hasil penelitian para peneliti dari CSPS-CSGS SKSG UI, yakni Dr. Nyoman Astawa, M.Si., M.Phil., Dr. Nova Rini, M.Si., Muhammad Ibrahim Hamdani, M.Si., Rabicha Hilma, M.Si., Andini Assyahidah, S.Stat., dan Safna Putri, M.Si. (***)