Home > Ekonomi

UI Dorong Pertumbuhan Ekonomi Syariah yang Berkelanjutan

Untuk itu, Ma'aruf Amin mengapresiasi langkah UI yang telah berkomitmen dalam mendukung literasi ekonomi dan keuangan syariah.
Wakil Presiden ke-13 Republik Indonesia, Prof. Dr. (H.C.) K.H. Ma’ruf Amin dalam acara “Seminar dan Launching ISEO 2025 yang diadakan PEBS FEB UI, pada Sabtu (30/11/2024) lalu. (Foto: Dok Biro Humas & KIP UI)
Wakil Presiden ke-13 Republik Indonesia, Prof. Dr. (H.C.) K.H. Ma’ruf Amin dalam acara “Seminar dan Launching ISEO 2025 yang diadakan PEBS FEB UI, pada Sabtu (30/11/2024) lalu. (Foto: Dok Biro Humas & KIP UI)

RUZKA-REPUBLIKA NETWORK -- "Institusi pendidikan tinggi harus menjadi garda terdepan dalam mendorong pertumbuhan ekonomi hijau dan berkelanjutan berbasis syariah di tingkat global.”

Pernyataan tersebut disampaikan Wakil Presiden ke-13 Republik Indonesia, Prof. Dr. (H.C.) K.H. Ma’ruf Amin dalam acara “Seminar dan Launching Indonesia Sharia Economic Outlook (ISEO) 2025 yang diadakan oleh Universitas Indonesia (UI) melalui Pusat Ekonomi dan Bisnis Syariah (PEBS) Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB), pada Sabtu (30/11/2024) lalu.

Dalam kegiatan yang berlangsung secara daring tersebut, Prof. Ma’ruf Amin mengatakan bahwa keberlanjutan program ekonomi dan keuangan syariah adalah wujud arus utama pembangunan nasional, baik jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang di tingkat daerah hingga nasional.

Untuk itu, Ma'aruf Amin mengapresiasi langkah UI yang telah berkomitmen dalam mendukung literasi ekonomi dan keuangan syariah.

Langkah UI dalam mendukung pengembangan ekonomi dan keuangan syariah didasarkan pada peluang Indonesia sebagai salah satu negara muslim terbesar di dunia.

Menurut Wakil Dekan Bidang Pendidikan, Penelitian, dan Kemahasiswaan FEB UI, Arief Wibisono Lubis, Ph.D, upaya peningkatan peran ekonomi syariah telah didukung pemerintahan baru (Prabowo-Gibran).

Hal ini dilihat dari kebijakan ekonomi syariah dalam Asta Cita pada Misi Cita 2, yaitu memantapkan sistem pertahanan keamanan negara dan mendorong kemandirian bangsa melalui swasembada pangan, energi, air, ekonomi syariah, ekonomi digital, ekonomi hijau, dan ekonomi biru.

Oleh karena itu, dalam seminar yang mengusung tema “Energi Baru Ekonomi Syariah: Menuju Transisi dan Keberlanjutan”, UI menghadirkan beberapa narasumber untuk memberikan gambaran dan analisis terkini tentang perekonomian syariah di Indonesia, serta peluangnya dalam mendukung keberlanjutan dan transisi energi.

Narasumber tersebut adalah Penasihat Khusus Presiden Bidang Ekonomi (2024–2029), Prof. Bambang Brodjonegoro, Ph.D; Wakil Rektor II Universitas Paramadina, Dr. Handi Risza; Kepala Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH), Haikal Hassan; Wakil Komisaris Utama/Komisaris Independen Bank Syariah Indonesia, Ir. Adiwarman Azwar Karim, S.E., MBA, MAEP; Direktur Eksekutif Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS), K.H. Sholahudin Al Aiyub, M.Si.; serta Direktur Lembaga Kajian Next Policy sekaligus Dosen FEB UI, Yusuf Wibisono, S.E., M.E.

Dari diskusi tersebut, beberapa rekomendasi diusulkan untuk pengembangan industri halal sebagai energi baru ekonomi syariah yang berkelanjutan.

Pertama, penguatan kerja sama internasional dalam ekspor-impor industri halal, terutama dalam mutual halal recognition.

Kedua, penguatan infrastruktur halal value chain dengan fokus pada industri hulu.

Ketiga, mendorong penggunaan pembiayaan syariah pada pelaku industri halal dengan memberi insentif.

Keempat, memperkuat ekspor halal melalui business matchmaking.

Selain itu, digitalisasi juga perlu dilakukan di samping upaya mendorong perkembangan kawasan Industri Halal (KIH) melalui insentif fiskal dan non-fiskal, serta memperkuat promosi destinasi halal terutama untuk negara OKI (Organisasi Kerja Sama Islam).

Kepala PEBS FEB UI, Rahmatina Awaliah Kasri, Ph.D, mengatakan bahwa rekomendasi tersebut penting untuk dilakukan karena tren dan proyeksi ekonomi syariah di Indonesia dan global untuk tahun mendatang, dengan prediksi ekonomi global, akan tumbuh stagnan dengan penurunan inflasi.

Untuk ekonomi nasional diperkirakan akan tumbuh sekitar 5% dengan inflasi yang terkendali, sementara dalam lingkup global, ekonomi dan keuangan syariah terus tumbuh kuat.

“Pada 2022, sekitar 2 miliar konsumen Muslim global membelanjakan US$2,29 triliun, yang diprediksi akan mencapai US$2,63 triliun pada 2025,” ujar Rahmatina dalam keterangan yang diterima, Sabtu (14/12/2024).

Melalui ISEO 2025, strategi dan kebijakan pengembangan ekonomi dan keuangan syariah di Indonesia dirumuskan dengan rekomendasi mencakup penguatan kelembagaan dan regulasi, peningkatan kualitas sumber daya manusia, serta pengembangan riset dan inovasi produk syariah.

Acara ini berhasil menarik perhatian berbagai kalangan akademisi, praktisi, serta pelaku usaha yang ingin memahami lebih jauh mengenai arah perkembangan ekonomi syariah, khususnya dalam konteks keberlanjutan dan transisi energi. (***)

× Image