Home > Galeri

Kritik Terbuka Pada Novel (Bukan) Pasaran Terakhir, Karya Yon Bayu Wahyono

Ruang Dewan Kesenian Jakarta yang menjadi tempat untuk berdiskusi menjadi semakin riuh tatkala sang penulis memberikan kebebasan untuk mengkritik novel hasil karyanya.
Diskusi dan kritik terbuka novel karya Yon Bayu Wahyono. (Foto: Fanny J Poyk)
Diskusi dan kritik terbuka novel karya Yon Bayu Wahyono. (Foto: Fanny J Poyk)

RUZKA-REPUBLIKA NETWORK -- Bertempat di ruang Dewan Kesenian Jakarta lt 14 Gedung Ali Sadikin, Taman Ismail Marzuki (TIM), pada 6 Desember 2024 diluncurkan novel yang berjudul (Bukan) Pasaran Terakhir karya Yon Bayu Wahyono.

Penulis kisah-kisah misteri ini juga menulis cerita pendek yang dimuat di berbagai media massa seperti Suara Merdeka, Kedaulatan Rakyat, The Jakarta Post, Tabloid Nova dll.

Selain itu ia juga jurnalis di berbagai media seperti Mitra Dialog (Pikiran Rakyat Grup), SKH Lampung Ekspres Plus, Medan Pos dan majalah Misteri.

Melalui novel terbarunya yang berkisah tentang seorang aktivis, politik uang dan kisah cinta ini dan perjuangan aktivitas mahasiswa yang turut menumbangkan rezim Orde Baru, peraih Best In Opinion Kompasiana dan Kompasianer Of The Year 2023, juga bertutur tentang alam, budaya, perebutan daerah kekuasaan, serta konflik dan intrik antara para mahasiswa dengan penguasa daerah setempat.

Bedah novel (Bukan) Pasaran Terakhir kali ini memberikan nuansa yang berbeda dari peluncuran novel-novel karya para pengarang yang biasanya diluncurkan di lantai 4 Pusat Dokumentasi Sastra HB Jassin, Taman Ismail Marzuki (TIM).

Peluncuran novel kali ini yang hampir semuanya dihadiri oleh para penulis Jakarta, penyair, pemain teater, dan sutradara film, menimbulkan kesan ekslusif bahwa seolah-olah sebuah novel hanya diperuntukkan bagi kalangan sastrawan dan seniman saja, bukan untuk umum.

Ruang Dewan Kesenian Jakarta yang menjadi tempat untuk berdiskusi menjadi semakin riuh tatkala sang penulis memberikan kebebasan untuk mengkritik novel hasil karyanya.

“Saya persilakan teman-teman penulis untuk mengkritik novel ini dari berbagai sudut, sebab dengan demikian kelak akan menjadi sebuah bahan perenungan untuk menemukan di mana titik lemah dari seluruh rangkaian cerita yang ada di dalam novel saya ini,” jelas Yon Bayu.

Satu sisi kritik memang perlu bagi sebuah karya. Namun tak jarang para penulis novel akan menghindar dari kritikan itu sendiri sebab bila banyak kekurangan yang dilontarkan, maka akan mengurangi sisi kualitas dan kuantitas dari novel tersebut.

Namun Yon, seperti pasang badan untuk beragam kritikan pedas yang disampaikan para peserta diskusi.

Kritikan novel (Bukan) Pasaran Terakhir mencakup berbagai sudut pandang, mulai dari alur cerita, konflik hingga logika bercerita dan judul novel yang dianggap tidak memiliki daya tarik dari segi nilai jual.

Novel terkesan dibuat dengan tergesa-gesa dan asal jadi, sehingga konflik cerita yang ada di dalamnya, tidak logis dan seperti dipaksakan.

Sang penulis sendiri menerima kritikan itu dengan lapang dada. Satu sisi ada segi positif di mana dengan menerima semua kritikan itu, kelak akan menjadi bahan pembelajaran untuk membuat sebuah karya novel lainnya.

Di sisi lainnya ia berharap novel yang dibuat di era masa pemerintahan Orde Baru itu, dengan penggambaran bagaimana para mahasiswa berusaha menumbangkan rezim masa itu, menjadi sebuah kisah yang bisa dibaca oleh berbagai kalangan khususnya generasi muda millenial.

Penyajian cerita dengan menggambarkan era di masa yang berbeda dengan masa kini itu, menjadi semacam kisah yang dari sebuah data yang pernah dialami oleh generasi muda di masa itu.

Semoga novel dengan setting sebuah Gunung Kapur yang menjadi lokasi tempat bergulirnya cerita, memberikan wacana yang berbeda dengan novel-novel pop yang laris manis di pasaran.

Dan, semoga pula dunia sastra yang dicanangkan pemerintah akan masuk ke sekolah-sekolah, bukan lagi hanya sebuah wacana dengan tautan ide semata, namun menjadi sebuah kerja nyata yang dapat memberikan sinar cerah bagi dunia sastra Indonesia dan pelaku sastra atau literasi itu sendiri.

Sukses selalu Yon Bayu Wahono dengan novel terbarunya (Bukan) Pasaran Terakhir. Jayalah selalu dunia sastra Indonesia hingga meluas ke seluruh dunia. (***)

Penulis : Fanny J Poyk

× Image