Workshop Sevima Bagikan Kiat Sukses Kampus Swasta Raih Mahasiswa Baru
RUZKA INDONESIA - Pakar Teknologi Pendidikan dari Sevima, Ilham DaryI mengungkapkan bahwa beberapa kampus swasta kini telah mengalami penurunan pendaftar hingga 50 persen dari tahun ke tahun.
"Gagal bersaing, gagal meningkatkan kepercayaan masyarakat, kampus swasta kita bisa gulung tikar, dan ini benar-benar terjadi, tak sedikit kampus yang pendaftarnya turun 50% year on year. Padahal, kehadiran kampus swasta masih sangat dibutuhkan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa!," ungkap Ilham Dary saat pembukaan Workshop Nasional Strategi Sukses Pemenuhan dan Pelaporan Indikator Kinerja Utama Perguruan Tinggi Swasta (IKU-PTS) yang diadakan Sevima secara hybrid di Universitas Ngurah Rai Bali, Selasa (21/5/2024).
"Dengan workshop ini didiskusikan kebijakan dari pemerintah terkait IKU dan kualitas kampus, dan bagaimana kampus swasta bisa memanfaatkan kebijakan tersebut untuk berjuang. Meniru semangat pahlawan Ngurah Rai dan Rakyat Bali saat melawan Belanda dan menggelorakan Puputan Margarana, untuk mencerdaskan kehidupan bangsa!," papar Ilham dihadapan ratusan rektor, pakar pendidikan tinggi, serta pejabat se-Indonesia.
Tiga tips setidaknya dapat disarikan dari workshop itu, dan dapat menjadi kiat sukses bagi kampus swasta. Pertama, pahami poin-poin dan niat mulia dalam IKU sebagai panduan peningkatan kualitas kampus. Di dunia pendidikan, hal ini diatur lewat Keputusan Mendikbudristek Nomor 210/M/2023 dan memuat delapan aspek, beberapa di antaranya seperti ukuran lulusan yang terserap oleh industri, hingga kolaborasi dengan mitra internasional.
Ilham berpesan agar kampus memahami poin-poin dan niat mulia dalam IKU ini, sebagai sarana kampus meningkatkan kepercayaan masyarakat.
"Di sinilah IKU hadir dan sangat penting, karena isi dari IKU ini sendiri sebenarnya sangat mulia. Seperti lulusan mendapat pekerjaan yang layak, sampai kerjasama dengan mitra kelas dunia," ucap Ilham.
Tips kedua terkait digitalisasi dan kolaborasi. Untuk ini, dibutuhkan komitmen dan upaya bersama dari seluruh elemen dalam lingkungan perguruan tinggi, mulai dari pimpinan, dosen, staf administrasi, hingga mahasiswa itu sendiri. Sistem digital juga perlu dimanfaatkan.
Rektor Universitas Ngurah Rai (UNR) Bali Prof. Dr. Ni Putu Tirka Widanti, MM., M.Hum mengatakan bahwa kampusnya sudah menerapkan IKU dan terdigitalisasi dengan Sevima Platform.
“Hasilnya bisa dicontoh untuk prodi hukum, terus dipercaya masyarakat dan sudah memperoleh penghargaan unggul dari LLDIKTI Wilayah 8 Kementerian Pendidikan. Kami sangat terbantu dengan sistem digitalisasi dari SEVIMA,” tutur Prof. Tirka.
Sedangkan tips ketiga bagi pengelola kampus swasta adalah jangan hanya berfokus pada administratif. Menurut Advisor Sevima sekaligus Direktur Jenderal Vokasi Kementerian Pendidikan 2020-2022, Wikan Sakarinto, pentingnya IKU tidak dipahami sekadar tentang administrasi belaka.
Salah satu contoh yang diberikan oleh Wikan adalah fokusnya pada konsep Teaching Factory (TEFA) - kuliah dengan pengalaman kerja. Bahkan dengan TEFA, mahasiswa di perguruan tinggi Akademi Inovasi Indonesia yang Wikan dirikan di Salatiga, kini tidak hanya mendapatkan pendidikan secara gratis, tetapi juga memiliki kesempatan untuk mendapatkan penghasilan tambahan mulai dari Rp 2 juta hingga Rp 15 juta per bulan. Dalam konteks ini, hasil akhir dari proses pendidikan menjadi lebih tangible, industri merasa puas dengan kualitas lulusan yang dihasilkan, dan hal ini secara otomatis menarik minat calon mahasiswa baru untuk bergabung.
"Jadi ketika pendidikan Anda kreatif, berkualitas, dan mampu berkompetisi sesuai dengan permintaan pasar, maka tidak hanya IKU secara administratif yang terpenuhi, tapi juga kualitas dan reputasi akan meningkat. Minat calon mahasiswa juga otomatis meningkat drastis," pungkas Wikan. (**)
Editor: Yoyok BP