Home > Kolom

Rumus Produktivitas 3 Jam: Rahasia Elon Musk, dan 'Upgrade' Wajib Seorang Muslim

Elon Musk kabarnya punya satu filter mental brutal yang ia pakai setiap pagi.
Foto ilustrasi Elon Musk. (Foto: Dok RUZKA INDONESIA) 
Foto ilustrasi Elon Musk. (Foto: Dok RUZKA INDONESIA)

RUZKA-REPUBLIKA NETWORK -- Pernah merasa harimu penuh, tapi kok rasanya nggak ke mana-mana?

Kita semua terjebak dalam apa yang disebut "pekerjaan sibuk". Rapat maraton, membalas email tanpa henti, dan mengerjakan checklist harian yang seolah tak ada habisnya.

Ujung-ujungnya, kita lelah, tapi target besar kita tidak juga bergeser seinci pun.

Lalu, kita melihat orang seperti Elon Musk. Manusia satu ini, entah bagaimana caranya, bisa mengurus Tesla, SpaceX, X, dan The Boring Company secara bersamaan.

Baca juga: Catatan Cak AT: Frekuensi Adik-Kakak

Apa bedanya? Waktunya sama-seperti kita, 24 jam. Bedanya ada di prioritas yang radikal.

Elon Musk kabarnya punya satu filter mental brutal yang ia pakai setiap pagi.

Sebuah pertanyaan sederhana:

"Jika saya HANYA punya waktu 3 jam hari ini, apa satu atau dua hal yang akan saya lakukan untuk benar-benar mendekatkan saya ke goal saya?"

Pertanyaan ini seperti pedang tajam. Ia langsung memangkas semua "lemak" dalam jadwal. Rapat yang tidak penting? Coret. Email basa-basi? Tunda.

Yang tersisa hanyalah pekerjaan dengan dampak tertinggi (high-impact) yang benar-benar penting.

Baca juga: Vokasi UI Hadirkan Congklak dalam GIM Digital Jaga Warisan Budaya

Ini adalah strategi laser-fokus yang brilian untuk menaklukkan tujuan duniawi.

Tapi bagi kita, seorang Muslim, permainan ini kurang jauh. Ini keren, tapi kita bisa melakukan upgrade yang jauh lebih kuat.

Mari kita ambil rumus brilian tadi, tapi kita ganti goal-nya.

Bayangkan, tanyakan ini pada diri Anda setiap pagi:

"Jika saya hanya punya waktu 3 jam terakhir untuk hidup di dunia ini, apa yang akan saya lakukan agar kehidupan saya baik di akhirat kelak?"

Seketika, perspektif kita jungkir balik.

Prioritas kita bukan lagi "mengejar closing proyek A" atau "menyelesaikan presentasi B".

Prioritas kita otomatis berubah menjadi "mengamankan ridha Allah".

Baca juga: PLN Icon Plus Tegaskan Dukungan bagi UMKM Binaan untuk Tumbuh dan Berinovasi

Kita tidak lagi bertanya, "Apa yang membuat saya kaya?" tapi "Amal apa yang memberatkan timbangan saya?"

Inilah puncak dari segala produktivitas. Fokus pada The Ultimate Goal: Jannah Firdaus.

Paradoks Rezeki: Saat Dunia Tunduk Mengejarmu

Anda mungkin langsung berpikir, "Tunggu dulu. Kalau saya fokus akhirat, bagaimana dengan bisnis saya? Karir saya? Target-target dunia saya?"

Justru di sinilah letak 'paradoks' rezeki yang paling indah, yang sudah dijanjikan 14 abad lalu. Rasulullah bersabda:

"Barangsiapa yang niat (tujuan) hidupnya adalah negeri akhirat, Allâh akan mengumpulkan urusannya, menjadikan kekayaan di hatinya, dan dunia akan mendatanginya dalam keadaan hina (tunduk).” (HR. Tirmidzi)

Baca juga: UI Resmikan Sekolah Pascasarjana Pembangunan Berkelanjutan

Perhatikan tiga janji Allah dalam hadits ini. Ini adalah jaminan bisnis terbaik yang pernah ada:

* "Allâh akan mengumpulkan urusannya..."

Semua keruwetan bisnis Anda, cash flow yang berantakan, tim yang tidak solid, urusan keluarga yang pelik—Allah sendiri yang akan "mengumpulkannya".

Dia yang akan membereskan. Anda akan menemukan kemudahan di tempat-tempat yang tidak Anda duga.

* "...Menjadikan kekayaan di hatinya..."

Ini bukan soal nominal di rekening. Ini soal mindset berkelimpahan. Hati Anda kaya, merasa cukup (qana'ah), dan tenang. Saat hati tenang, keputusan bisnis yang Anda ambil jauh lebih jernih, strategis, dan tidak didorong oleh rasa takut ( scarcity).

Baca juga: LEPAS Global Journey of Elegant Driving Sukses Menuju Gaya Hidup Elegan

* "...Dan dunia akan mendatanginya dalam keadaan hina (tunduk)."

Ini bagian gilanya. Anda tidak lagi mengejar dunia; dunia yang mendatangi Anda. Rezeki, proyek, dan peluang datang dalam keadaan "tunduk".

Anda mengendalikan dunia, bukan dikendalikan olehnya. Dengan memfokuskan "3 jam" kita pada akhirat, Allah menjamin 24 jam urusan dunia kita.

Jadi, Apa 'Prioritas 3 Jam' Kita?

Jika kita benar-benar hanya punya 3 jam sisa, kita tidak akan buang waktu. Kita akan langsung mengerjakan amal dengan "ROI" pahala tertinggi.

Baca juga: Wonderful Indonesia Wellness Festival 2025, Harmoni di Tanah Jawa

Portofolio investasi kita mungkin akan terlihat seperti ini:

* Prioritas #1: 'Membersihkan Buku' (Taubat dan Istighfar)

Sebelum bertemu "CEO" alam semesta, pasti kita ingin laporan kita bersih. Kita akan langsung bertaubat nasuha. Dalam bisnis, istighfar adalah pembersih sumbatan rezeki. Ingat janji di Surat Nuh? Istighfar mendatangkan hujan (simbol kemakmuran), memperbanyak harta, dan memberkahi.

* Prioritas #2: Memperbaiki 'Koneksi Utama' (Shalat)

Amal yang pertama kali dihisab. Tentu kita akan menyempurnakan wudhu, shalat di awal waktu, dengan khusyuk yang maksimal. Ini adalah koneksi langsung kita dengan "Pemilik Modal" yang sesungguhnya.

* Prioritas #3: Menanam 'Aset yang Terus Tumbuh' (Sedekah Jariyah)

Kita akan segera mengambil aset terbaik kita dan menginfakkannya. Harta yang Anda simpan belum tentu jadi milik Anda, tapi yang Anda lepas di jalan Allah, itulah yang pasti jadi milik Anda di akhirat. Itulah passive income pahala yang sesungguhnya.

Baca juga: Ini Tips Menjaga Kesehatan Mata di Era Digital, Terapkan 20-20-20

* Prioritas #4: Menyambung 'Jalur VIP' (Bakti Orang Tua & Silaturahmi)

Kita akan segera menelepon orang tua, meminta maaf dan ridha mereka. Ridha Allah ada pada ridha orang tua. Inilah jalur cepat (dan sering terlupakan) untuk membuka pintu langit.

* Prioritas #5: Menjadi 'Man of Value' (Akhlak Mulia)

Rasulullah menjamin "rumah di surga tertinggi (Firdaus)" bagi siapa yang berakhlak mulia. Dalam 3 jam terakhir, kita pasti akan berhenti berdebat, menjaga lisan, dan berusaha memberi manfaat sebanyak-banyaknya.

Elon Musk menggunakan rumus 3 jam untuk fokus pada tujuannya membangun peradaban di Mars.

Kita, gunakan rumus 3 jam "versi upgrade" ini untuk fokus pada tujuan kita membangun istana di Surga Firdaus.

Jangan khawatir soal dunia. Saat prioritas utama kita sudah benar, dunia akan datang sebagai bonus yang "tunduk". (***)

Penulis: Bobby Sumantri/Komisaris Genesis Indojaya/Pemimpin Perusahaan Ruzka Indonesia

Image
rusdy nurdiansyah

rusdynurdiansyah69@gmail.com

× Image