Hari Santri, Pionir Perubahan Sosial dan Kemajuan Bangsa

RUZKA–REPUBLIKA NETWORK – Sejarah Indonesia tidak dapat dilepaskan dari peran pesantren dan kaum santri. Keduanya menjadi pionir perlawanan terhadap kolonialisme, sekaligus peletak dasar nasionalisme religius yang berakar pada nilai-nilai Islam rahmatan lil ‘alamin.
Hal itu diungkapkan Anggota DPD RI Dapil DKI Jakarta Fahira Idris bahwa sejarah mencatat santri menjadi garda terdepan dalam mempertahankan kemerdekaan. Menurut Senator Jakarta ini, santri bukan hanya pelajar yang menimba ilmu agama, tetapi juga agen sosial yang memiliki kepekaan terhadap isu-isu kemanusiaan dan kemasyarakatan.
Fahira Idris menegaskan bahwa dari pesantren telah lahir generasi yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga matang secara moral dan spiritual. “Santri adalah benteng moral bangsa, sekaligus lokomotif perubahan yang bergerak dari akar rumput. Peran santri telah berevolusi menjadi kekuatan sosial yang aktif dalam pembangunan bangsa. Mereka hadir di ruang-ruang pendidikan, ekonomi, politik, dan teknologi sebagai penjaga nilai-nilai kemanusiaan dan kebangsaan. Santri pionir perubahan sosial dan kemajuan bangsa,” ujar Fahira di Jakarta, Rabu (22/10/2025).
Pesantren, lanjut Fahira Idris, sebagai rumah besar para santri, telah mengalami transformasi salah satunya berhasil menjadi pusat inovasi sosial dan ekonomi. Banyak pesantren yang mengembangkan unit usaha, koperasi, hingga program digitalisasi pendidikan yang menghubungkan nilai-nilai Islam dengan keterampilan abad ke-21.
Fenomena ini, bagi Fahira Idris, adalah bukti nyata bahwa pesantren mampu menjadi episentrum kemajuan bangsa. Ia menyebut pesantren sebagai ruang lahirnya manusia berkarakter dan berdaya saing global.
Pesantren mendidik santri untuk hidup mandiri, kreatif, dan peduli terhadap sesama. Nilai-nilai seperti keikhlasan, kemandirian, dan tawadu yang tumbuh dalam kultur pesantren menjadi fondasi penting dalam membangun peradaban yang beretika dan berkeadilan.
Tema Hari Santri 2025 “Mengawal Indonesia Merdeka, Menuju Peradaban Dunia” mengandung pesan mendalam bahwa kontribusi santri tidak berhenti di batas nasional. Santri Indonesia kini dituntut untuk ikut berperan dalam tatanan global, membawa nilai-nilai Islam yang damai, adil, dan manusiawi ke panggung dunia.
Fahira Idris menilai, semangat pesantren mengawal Indonesia menuju peradaban dunia sudah tumbuh. Banyak pesantren yang menjalin kerja sama dengan lembaga pendidikan luar negeri, mengirim santri untuk studi global, dan mengembangkan diplomasi budaya berbasis nilai-nilai Islam.
“Saya berharap dari pesantren-pesantren di seluruh pelosok negeri akan terus lahir generasi santri yang berilmu, berakhlak, dan berdaya saing global. Para santri yang tidak hanya mengawal kemerdekaan Indonesia, tetapi juga membawa nama bangsa ini menuju peradaban dunia,” tandas Fahira Idris yang juga pemerhati pendidikan ini. (***)