Home > Info Sehat

Peringati Hari Keselamatan Pasien Sedunia, RSUI Lakukan Edukasi Interaktif Pertolongan Pertama pada Anak di Rumah

Kegiatan Hari Keselamatan Pasien Sedunia dikemas dalam bentuk edukasi interaktif.
RSUI gelar edukasi kesehatan dengan topik “Pertolongan Pertama pada Anak di Rumah” di Poliklinik Anak RSUI, Rabu (17/09/2025).
RSUI gelar edukasi kesehatan dengan topik “Pertolongan Pertama pada Anak di Rumah” di Poliklinik Anak RSUI, Rabu (17/09/2025).

RUZKA-REPUBLIKA NERWORK -- Peringati Hari Keselamatan Pasien Sedunia, Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI) menyelenggarakan kegiatan edukasi kesehatan dengan topik “Pertolongan Pertama pada Anak di Rumah” di Poliklinik Anak RSUI, Rabu (17/09/2025).

Acara ini ditujukan untuk meningkatkan pengetahuan orang tua dan masyarakat umum mengenai langkah-langkah awal dalam menghadapi kondisi gawat darurat pada anak.

Kegiatan Hari Keselamatan Pasien Sedunia dikemas dalam bentuk edukasi interaktif.

Acara menghadirkan dr. Shofa Nisrina Luthfiyani, Sp.A, Dokter Spesialis Anak RSUI, sebagai narasumber.

Baca juga: Catatan Mahasiswa KKN Tematik Kelompok 7 UNIGA, Kenangan Terindah Terpatri di Desa Kandangmukti

Berbagai topik bahasan keadaan darurat yang kerap kali dialami anak di rumah, meliputi demam tinggi, kejang, luka dan perdarahan, luka bakar, tersedak, keracunan, serta jatuh dan cedera kepala.

“Penanganan yang sigap dan tepat dalam mengambil langkah pertolongan pertama sangat berkontribusi dalam keselamatan pasien, hal ini dapat mencegah atau mengurangi kondisi kegawat daruratan” jelas dr. Shofa dalam sesi edukatif tersebut.

Sebagai contoh pada kondisi demam tinggi, orang tua dianjurkan memakaikan anak pakaian yang nyaman dan longgar, tidak menyelimuti berlebihan, mengompres dengan air suam kuku (air dengan suhu agak hangat, tidak terlalu panas dan tidak terlalu dingin, yang setara dengan suhu kuku jari Anda) pada leher, ketiak, dan lipat paha, serta memberikan obat penurun panas bila suhu mencapai di atas 38 derajat.

Baca juga: Partisipasi KFSHRC di KTT C3 Davos of Healthcare Jepang Tandai Babak Baru di Tingkat Global

“Kondisi demam tinggi biasanya kerap disertai kejang, apabila hal ini terjadi tetaplah tenang, pindahkan anak ke tempat yang aman, memiringkan tubuhnya, tidak memasukkan benda apapun ke dalam mulut, melonggarkan pakaian, dan segera ke IGD bila kejang berlangsung lebih dari lima menit atau disertai kesulitan bernapas” ungkapnya.

Pada keadaan luka dan perdarahan, langkah awal yang diajarkan adalah mencuci tangan, menekan luka dengan kain bersih atau kasa, membilas dengan air mengalir, kemudian menutupnya dengan perban steril, serta segera ke rumah sakit bila perdarahan deras atau luka cukup dalam.

Sedangkan pada luka bakar, tindakan awal yang penting adalah menyiram dengan air mengalir selama 15–20 menit, tidak mengoleskan pasta gigi atau minyak, menutup dengan kain bersih secara longgar, dan segera mencari pertolongan medis apabila luka meluas, melepuh, mengenai wajah, dan saluran napas.

Baca juga: Perda Jadi Kunci Efektivitas Koperasi Merah Putih

Materi edukasi juga mencakup penanganan tersedak, dengan teknik berbeda sesuai usia anak. Pada bayi di bawah 1 tahun dilakukan tepukan punggung dan dorongan dada, sedangkan pada anak di atas 1 tahun dengan manuver Heimlich (Teknik melibatkan tekanan cepat dan kuat pada perut ke arah dalam dan atas, yang menciptakan aliran udara paksa dari paru-paru untuk mengeluarkan sumbatan tersebut). Bila anak tidak sadar, resusitasi jantung paru (RJP) dapat dilakukan, apabila sudah terlatih.

Untuk kondisi keracunan, dr. Shofa menegaskan agar orang tua tidak memaksa anak muntah. “Segera amankan anak, bilas dengan air mengalir bila zat berbahaya mengenai kulit atau mata, simpan bukti zat yang tertelan, lalu bawa ke fasilitas kesehatan terdekat,” jelasnya.

Pada kondisi jatuh dan cedera kepala, orang tua perlu memastikan jalan napas tetap terbuka, memeriksa kesadaran, serta menutup luka terbuka dengan kain bersih bila ada perdarahan.

Baca juga: UI dan Palestine Center Siap Jadi Ruang Advokasi Kemerdekaan Palestina

Tanda bahaya yang harus diwaspadai meliputi muntah berulang, pusing berat, sulit dibangunkan, perdarahan dari telinga atau hidung, maupun kejang, dan bila tanda tersebut muncul, anak harus segera dibawa ke IGD, terutama jika berusia di bawah 2 tahun.

Pertolongan pertama yang cepat dan tepat dapat menyelamatkan nyawa anak sebelum mendapatkan pertolongan lebih lanjut di rumah sakit.

Edukasi ini juga menekankan peran penting orang tua sebagai garda terdepan keselamatan anak, serta ajakan untuk tidak ragu segera mencari bantuan medis bila kondisi darurat terjadi.

Kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai keselamatan pasien sejak dari rumah. (***)

× Image