Catatan Mahasiswa KKN Tematik Kelompok 7 UNIGA, Kenangan Terindah Terpatri di Desa Kandangmukti

RUZKA-REPUBLIKA NETWORK – Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik mahasiswa Universitas Garut (UNIGA) kelompok 7 di Desa Kandangmukti Kecamatan Leles Kabupaten Garut, Provinsi Jawa Barat (Jabar) telah usai.
Namun, bagi 20 orang peserta KKN dari beberapa Program Studi (Prodi) di 7 Fakultas Universitas kebanggaan masyarakat Kabupaten Garut itu menyisakan kenangan terindah, terpatri dalam sanubari sebagai ajang pendewasaan dan aktualisasi diri.
Selain itu, setiap momentum diabadikan sebagai bagian dari pengalaman hidup yang sangat mengesankan.
Terlebih bila mengingat kebaikan dan kehangatan pemerintahan desa dan masyarakat setempat menyambut kehadirannya.
Baca juga: Wakil Walikota Depok Buka Lomba Kepalangmerahan PMR 2025 di DOS
Selama 5 minggu, mulai 5 Agustus 2025 sampai 6 September 2025 lalu, mereka berbaur dengan warga setempat berkolaborasi dalam naungan kebersamaan, mempraktikkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni secara langsung di tengah masyarakat.
Bagi peserta KKN di Desa Kandangmukti itu sendiri, kegiatan penting ini menjadi sarana pembelajaran kontekstual, mahasiswa berinteraksi, beradaptasi, dan turut serta mencari solusi atas berbagai persoalan riil yang dihadapi masyarakat.
KKN Tematik tersebut, kata ketua kelompok 7 Desa Kandangmukti, Indra Maulana, Sabtu (20/09/2025), merupakan wujud nyata dari implementasi Tri Dharma Perguruan Tinggi, khususnya pada aspek pengabdian kepada masyarakat.
“Melalui KKN, mahasiswa tidak hanya dituntut menguasai teori di bangku kuliah saja, tetapi mampu mempraktikkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni secara langsung di tengah masyarakat,” ungkap Indra, mahasiswa semester V Konsentrasi Jurnalistik, Fakultas Komunikasi dan Informasi UNIGA.
Baca juga: Mewujudkan UMKM Kreatif Raih Pasar Mancanegara
Sesuai tema KKN Tematik tahun 2025, lanjut Indra, yakni “Mewujudkan Desa Aman, Sehat, dan Produktif di Tengah Ancaman, Kemiskinan, Stunting, dan Sampah Rumah Tangga”, dipilih sebagai respons terhadap tantangan kompleks yang saat ini banyak dihadapi masyarakat desa.
Dimana desa sebagai unit terkecil dalam sistem pemerintahan, sekaligus ruang kehidupan mayoritas penduduk Indonesia memiliki peran strategis dalam pembangunan nasional.
Namun, katanya potensi desa sering kali tidak berkembang optimal akibat berbagai keterbatasan, mulai dari aspek ekonomi, kesehatan, lingkungan, hingga sosial-budaya
Salah satu permasalahan mendasar yang masih dihadapi desa, ujar Indra adalah kemiskinan. Kondisi ini berdampak pada rendahnya daya beli, keterbatasan akses pendidikan, hingga rendahnya kualitas kesehatan masyarakat.
Baca juga: UI dan Palestine Center Siap Jadi Ruang Advokasi Kemerdekaan Palestina
Kemiskinan juga seringkali menjadi akar dari persoalan sosial lainnya, termasuk rendahnya produktivitas warga.
“Selain itu, masalah stunting masih menjadi isu serius di banyak desa,” imbuhnya.
Anak-anak yang mengalami stunting, lanjut Indra, berisiko memiliki perkembangan fisik dan intelektual yang terhambat, yang pada akhirnya berdampak pada kualitas sumber daya manusia di masa depan.
Selain faktor ekonomi dan kesehatan, lanjut Indra, desa juga menghadapi persoalan lingkungan, salah satunya adalah pengelolaan sampah rumah tangga.
Baca juga: Saat Kunjungan ke Daerah Pelosok, Menteri Glowing ini Selalu Minta Disediakan Air Galon untuk Mandi
“Sampah yang tidak ditangani dengan baik menimbulkan pencemaran lingkungan, memicu penyebaran penyakit, serta menurunkan kualitas hidup masyarakat,” ungkapnya.
Persoalan ini sering kali terjadi karena rendahnya kesadaran masyarakat terhadap pentingnya menjaga kebersihan lingkungan serta belum tersedianya sistem pengelolaan sampah yang memadai.
Kondisi tersebut semakin menegaskan pentingnya upaya kolaboratif antara pemerintah desa, masyarakat, dan kalangan akademisi, termasuk mahasiswa, dalam mewujudkan desa yang aman, sehat, dan produktif.
“Melalui KKN Tematik ini, mahasiswa hadir sebagai agen perubahan yang membawa gagasan, pengetahuan, serta keterampilan praktis untuk membantu masyarakat,” paparnya lagi.
Baca juga: Lucy Kurniasari Ungkap Ragam Permasalahan Program MBG, Ini Solusinya
Mahasiswa tidak hanya menjalankan program yang bersifat seremonial atau sementara, tetapi mampu melahirkan inovasi dan praktik baik yang dapat dilanjutkan serta dikembangkan oleh masyarakat secara mandiri.
Dengan demikian, lanjut Indra, keberadaan mahasiswa KKN di Desa Kandangmukti tidak hanya menjadi katalisator pembangunan, tetapi sebagai mitra yang mendukung masyarakat dalam mengoptimalkan potensi lokal.
“Selain itu mampu meningkatkan kesadaran akan pentingnya pola hidup sehat, serta membangun kemandirian dalam mengelola tantangan sosial, ekonomi, dan lingkungan yang mereka hadapi,” ujarnya.
Maka, sesuai rumusan masalah, papar Indra lagi, KKN Tematik Kelompok 7, berupaya meningkatkan kesadaran masyarakat dalam bidang kesehatan, khususnya terkait gizi seimbang, pencegahan stunting, dan pola hidup sehat.
Baca juga: Jari Mahasiswi di Sumedang Nyangkut di Kaleng Minuman, Dievakuasi Damkar dalam 15 Menit
Selain itu, berupaya mendukung pengembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) setempat agar memiliki legalitas, pengelolaan keuangan yang baik, dan akses pemasaran yang lebih luas lagi.
Aktifitas lainnya berusaha mendorong partisipasi masyarakat dalam kegiatan sosial- keagamaan, kebersihan lingkungan, serta pemanfaatan potensi lokal yang bernilai ekonomis.
“Kelompok kami juga berupaya meningkatkan kualitas pendidikan dan wawasan siswa melalui kegiatan pembelajaran, sosialisasi tematik, serta pemanfaatan teknologi informasi,” terangnya.
Sekretaris 1 KKN Tematik kelompok 7, Tasya Hoiriah, mahasiswi semester V Prodi Manajemen Fakultas Ekonomi UNIGA menerangkan, berdasar rumusan masalah hasil kajian bersama, dituangkan kedalam program kerja (proker), dijabarkan pada lima bidang garapan.
Program kerja tersebut, beber Tasya meliputi pertama Bidang Kesehatan, diisi kegiatan posyandu, penyuluhan stunting, program makan bergizi, serta cek kesehatan gratis.
“Program ini telah berhasil meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya gizi seimbang, kesehatan ibu dan anak, serta pencegahan stunting sejak dini,” ujarnya.
Kedua, Bidang Ekonomi, dilakukan kegiatan pembuatan Nomor Induk Berusaha (NIB), pencatatan laporan keuangan sederhana, pendaftaran usaha ke Google Maps, serta pelatihan budidaya maggot.
Alhasil, beber Tasya program ini mampu membantu pelaku UMKM dalam meningkatkan legalitas usaha, keterampilan pengelolaan keuangan, perluasan pemasaran, serta memberikan alternatif usaha ramah lingkungan.
Baca juga: Program Rumah Kreatif Anak Istimewa, Disdik Depok Latih Motorik Halus Lewat Seni Lukis
Proker ketiga yakni Bidang Pemberdayaan Masyarakat, meliputi kegiatan kerja bakti, pengajian rutin, penyuluhan pestisida nabati, partisipasi dalam perayaan HUT RI ke-80, peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, serta pelatihan pembuatan lilin aromaterapi dari minyak jelantah.
“Aktifitas ini telah memperkuat hubungan sosial mahasiswa dengan masyarakat, menumbuhkan semangat gotong royong, dan dapat meningkatkan kreativitas usaha masyarakat,” ungkapnya.
Sedang Bidang Pendidikan merupakan proker keempat, kata Tasya lagi, diisi kegiatan mengajar di SD dan madrasah, sosialisasi anti bullying, pengenalan coding dan eksperimen fisika dasar, serta demonstrasi dasar kelistrikan di SMK.
“Alhamdulillah kelompok kami telah memberikan kontribusi positif dalam meningkatkan wawasan akademik, keterampilan berpikir logis, serta motivasi belajar siswa,” ujarnya.
Baca juga: Mahasiswa UPER Diversifikasi Olahan Singkong, Dongkrak Ekonomi Desa Barengkok
Sedang Bidang Komunikasi dan Informasi, bagian dari proker kelima diisi dengan kegiatan pembuatan poster peringatan, pemasangan traffic mirror, sosialisasi bijak bermedia sosial, serta pengenalan Artificial Intelligence (AI).
Dkatakan Tasya, proker ini telah membantu meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai keselamatan, etika bermedia sosial, serta pemahaman terhadap perkembangan teknologi modern.
Secara keseluruhan, diakui Indra dan Tasya, pelaksanaan KKN Tematik di Desa Kandangmukti berjalan dengan baik, mendapat dukungan penuh dari pemerintah desa dan masyarakat, serta memberikan dampak positif di berbagai aspek kehidupan masyarakat desa.
Dengan berakhirnya program KKN, mewakili kelompok 7, Indra dan Tasya menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah memfasilitasi dan membantu kelancaran Program KKN di Desa Kandangmukti.
Baca juga: Penghargaan Pembangunan Daerah 2025, Depok Jalani Penilaian Wawancara dan Verifikasi
Mereka mengucapkan terima kasih kepada Rektor Universitas Garut, Dr. Irfan Nabhani, S.E., M.T, para Dekan Fakultas di UNIGA, serta kepada Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) kelompok 7, Dr. Wati Susilawati, S.E., M.Si. dan Apt. Dang Soni, S.Si., M.Farm.
Selanjutnya, mereka menyampaikan apresiasi kepada panitia KKN Tematik UNIGA Tahun 2025 yang telah bekerja keras dalam menyelenggarakan kegiatan ini, serta kepada Kepala Desa Kandangmukti, Ramdan Zaelani dan jajarannya yang telah menerima dan membantu kelancaran kegiatan.
Selain kepada Ibu Euis yang rumahnya dijadikan Posko KKN, ucapan terima kasih disampaikan pula kepada Kepada Kepala SDN 1 Kandangmukti dan Kepala SMK Al-Farisi, Pimpinan Madrasah Al-Ihya dan Madrasah Al-Istiqamah, para Ketua RW dan RT serta rekan-rekan KKN Tematik Universitas Garut Tahun 2025 Desa Kandangmukti.
“Sayonara masyarakat Desa Kandangmukti, terima kasih atas segalanya. Kebersamaan selama KKN merupakan kenangan terindah yang tidak mungkin mudah terlupakan,” pungkas mahasiswa Semester V Fakultas Kewirausahaan, Wiki Pirman. (***)
Jurnalis : Ridwan