Home > Galeri

Temuan Relawan Literasi Perpusnas di Bogor, Minat Baca di Lapas Tinggi dan Kekurangan SDM di TBM Gereja Zeboth

Dari kunjungan itu juga diharapkan didapat data dan informasi pemanfaatan bantuan 1000 buku, rak, dan fasilitas lainnya yang sebelumnya telah disalurkan ke sejumlah TBM dan perpustakaan di Kota/Kabuoaten Bogor.
Perpustakaan Lapas Kelas 2A Peledang, Bogor. (Foto: Dok RUZKA INDONESIA) 
Perpustakaan Lapas Kelas 2A Peledang, Bogor. (Foto: Dok RUZKA INDONESIA)

RUZKA-REPUBLIKA NETWORK -- Minat baca warga binaan Lembaga Pemasyarakatan (LP) Kelas 2A Bogor cukup tinggi. Namun, keterbatasan fasilitas tempat dan jumlah buku menjadi kendala yang perlu dicari solusinya.

Di sisi lain, Perpustakaan Gereja Zoboth yang telah menerima bantuan 1000 buku berikut rak dari Perpusnas, walaupun memiliki tempat yang luas dan nyaman, namun belum dapat memanfaatkan bantuan itu karena keterbatasan sumber daya manusia untuk pengelolanya.

Demikian temuan Yuliyanti Basri, Relawan Literasi Masyarakat (Relima) dari Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Perpusnas RI), yang melakukan kunjungan ke perpustakaan Lapas Kelas 2A Paledang Bogor dan Perpustakaan Gereja Zeboth, keduanya di Kota Bogor, Jawa Barat, Rabu (30/07/2025).

Baca juga: Pemdes Tajur Selenggarakan Sosialisasi Bantuan Keuangan Infrastruktur

Sesuai fungsinya sebagai relawan Relima yang dipilih Perpusnas, kunjungan ini dimaksudkan untuk menggali permasalahan dan kendala yang dihadapi oleh perpustakaan dan taman bacaan masyarakat (TBM) di Kota/Kabupaten Bogor dalam menjalankan fungsi dan perannya meningkatkan minat baca dan literasi di tengah masyarakat.

Dari kunjungan itu juga diharapkan didapat data dan informasi pemanfaatan bantuan 1000 buku, rak, dan fasilitas lainnya yang sebelumnya telah disalurkan ke sejumlah TBM dan perpustakaan di Kota/Kabuoaten Bogor.

"Temuan ini nantinya akan dilaporkan ke Perpusnas untuk dicarikan solusinya agar perpustakaan dan rumah baca itu dapat berjalan sebagaimana mestinya," ungkap Yuliyanti.

Baca juga: Dinkes Depok Jelaskan Konsep Kampung Kota untuk Implementasi KTR

Minat baca tinggi

Dalam kunjungan itu Yuliyanti Basri diterima baik oleh Bagian Humas Lapas Ade Januarsyah dan petugas perpustakaan Yadin.

Perpustakaan Lapas Kelas 2A Bogor, menurut Ade Januarsyah, diresmikan pada 2024 lalu dengan koleksi 100-an buku berbagai tema. Semula perpustakaan ini adalah sebuah gudang berukuran sekitar 3 x 5 meter yang terletak di dekat sel Blok C.

"Awalnya perpustakaan itu berada di aula namun tidak tertata dan seadanya saja. Karena itu kami pindahkan ke sini, " ungkap Ade yang mendampingi Yuliyanti Basri dan penulis memasuki perpustakaan.

Di sudut ruangan mungil itu ada meja kerja kecil untuk petugas yang mencatat keluar-masuk buku yang dipinjam waga binaan.

Baca juga: BNN Depok Lakukan Deteksi Dini Penyalahgunaan Narkoba ke Pelajar SMP

Ruang perpustakaan ini nampak sederhana namun bersih dan tertata rapi. Buku-buku diketegorisasi berdasarkan jenisnya. Ada buku sastera, ilmu pengetahuan, umum, dan lainnya.

Karena ruang yang sempit pihak Lapas tidak menyediakan meja dan kursi untuk membaca

"Warga binaan boleh meminjam bukunya ke dalam sel atau membacanya di teras perpustakaan," tambah Ade.

Dia menilai, minat baca warga binaan cukup tinggi. Per hari rata-rata 50 warga binaan meminjam buku dan mengunjungi perpustakaan. Namun jam buka perpustakaan disesuaikan dengam situasi dan kondisi di dalam Lapas.

Baca juga: Bapanas Cek Harga Komoditas Pangan di Pasar Agung Depok

Untuk meminta atau menerima bantuan buku dan rak, pihak Lapas harus berkoodinasi dengan Ditjen Pemasyarakatan Kementerian Imigrasi dan Pemasyarakatan (Kemenimipas).

Lembaga inilah yang nantinya berhubungan dengan Perpusnas parapihak dalam kaitan dengan permohonan atau penerimaan bantuan fasilitas perpustakaan.

Namun, dengan keterbatasan ruang perpustakaan di Lapas, Yadin terus terang menyatakan kebingungannya andai pihak Lapas mendapat bantuan buku dam rak. Dengan koleksi seratusan buku saja pihaknya merasa kekurangan tempat.

"Untuk membangun atau memperluas perpustakaan tidak mungkin karena keterbatasan lahan, " ucapnya.

Baca juga: Depok Berikan Pemahaman konsep Sekolah Siaga Kependudukan

Keterbatasan SDM

Lain masalah di Lapas Kelas 2A Bogor, lain pula di perpustakaan Gereja Zeboth. Chris, salah seorang staf pengurus di gereja yang terletak di kawasan Kebun raya Bogor itu terus terang menyatakan telah menerima sumbangan sebanyak 1000 buku berikut raknya.

Namun, karena keterbatasan personil pengelolanya, bantuan fasilitas itu belum dapat dimanfaatkan.

"Kami memiliki keterbatasan sumber daya manusia," kilah Chris.

Dia mendampingi relawan.Yuliyanti Basri memasuki perpustakaan dan menunjukkan buku yang masih terbungkus rapi di dalam sejumlah kardus berlogo Perpusnas.

Baca juga: Disdik Depok Beri Pembekalan 5 Budaya Hidup Sehat

Perpustakaan Gereja Zoboth memiliki ruang tersendiri yang nampak luas dan tertata rapi. Berdinding beton yang kokoh, perpustakaan yang memiliki ruang bermain anak ini berada satu atap dengan Gereja Zeboth, gedung tua peninggalan kolonial Belanda.

Menurut Chris, pihaknya masih berkoordinasi dengan pengurus gereja Zeboth lainnya untuk menata dan memanfaatkan buku bantuan Perpusnas itu.

Menjawab pertanyaan tentang tingkat kunjungan dan minat baca pengunjung perpustakaan, dia mengungkap perpustakaan sudah kurang aktif sejak 2023.

Chris menduga, rendahnya kunjungan ke perpustakaan ini karrna berada di daerah Ring 1 Kepresidenan yang akses publiknya dibatasi.

Selain itu, perpustakaan baru dibuka jika ada kegiatan gereja atau peribadatan pada Sabtu dan Minggu.

Baca juga: Catatan Cak AT: Ghirah yang Kian Gersang

Dia berpendapat, jika memang tidak bisa dimanfaatkan, sumbangan buku dikembalikan saja untuk diberikan kepada perpustakaan lain yang membutuhkannya.

Menanggapi temuan itu, Yuliyanti mengatakan telah mencatatnya dan akan melaporkannya ke Perpusnas.

"Saya berharap masalah yang dihadapi kedua perpustakaan dan taman bacaan itu dapat diatasi sehingga dapat aktif dan berjalan baik, " tegasnya.

Penulis: Herman Syahara

× Image