Home > Galeri

Huma Rumil Hadirkan Pertunjukan Teater Anak Kerajaan Burung

Pertunjukan ini digelar bekerja sama dengan Galeri Indonesia Kaya dalam rangka memperingati Hari Anak Nasional 2025.
Sanggar anak Huma Rumil kembali mempersembahkan karya terbarunya berupa pertunjukan teater anak berjudul “Kerajaan Burung” bertempat di Galeri Indonesia Kaya. (Foto: Dok Huma Rumil)
Sanggar anak Huma Rumil kembali mempersembahkan karya terbarunya berupa pertunjukan teater anak berjudul “Kerajaan Burung” bertempat di Galeri Indonesia Kaya. (Foto: Dok Huma Rumil)

RUZKA-REPUBLIKA NETWORK -- Ruang Ekspresi Anak Kembali Persembahkan Karya Penuh Makna Tentang Lingkungan dan Persahabatan, Jakarta, 26 Juli 2025.

Huma Rumil, sebuah ruang ekspresi dan sanggar seni anak yang berlokasi di Jl. Sadar No. 77, Jagakarsa – Jakarta Selatan, kembali mempersembahkan karya terbarunya berupa pertunjukan teater anak berjudul “Kerajaan Burung” bertempat di Galeri Indonesia Kaya.

Pertunjukan ini merupakan hasil latihan panjang dari anak-anak angkatan 2024/2025 yang berjumlah lebih dari 20 orang, dan menjadi bukti nyata bahwa proses kreatif dapat menjadi sarana tumbuh kembang anak yang kuat dan bermakna.

Pertunjukan ini digelar bekerja sama dengan Galeri Indonesia Kaya dalam rangka memperingati Hari Anak Nasional 2025.

Baca juga: Disdik Depok Keluarkan Surat Larangan Sekolah Larang Jual Seragam

Didirikan dan dibuka oleh aktris dan pegiat seni Sha Ine Febriyanti, Huma Rumil telah menjadi ruang inklusif tempat anak-anak mengekspresikan diri melalui seni seperti teater, tari, dan menggambar.

Selain kegiatan berkesenian, Huma Rumil juga aktif melakukan aksi sosial seperti sunatan massal dan Ramadhan keliling ke panti asuhan dan komunitas anak, sebagai wujud kepedulian dan semangat berbagi.

Salah satu pendiri Huma Rumil yang juga menjabat sebagai pengampu program Romi Idekuart mengatakan, Huma Rumil merupakan ruang bermain sekaligus ruang belajar anak-anak dengan pendekatan kesenian.

Baca juga: Aksi Indonesiana Ayuningtyas, dari Ratu Graeni ke Kerajaan Burung

"Potensi kreatif setiap anak yang memang berbeda coba digali dan dikembangkan dalam tiga kelas berbeda yaitu; Kelas menggambar, Kelas Tari dan Kelas Teater. Ketiga kelas ini mendorong setiap anak untuk lebih percaya diri untuk berekspresi

dan mengaktualisasikan diri. Huma rumil perlahan menjelma menjadi ruang tumbuh," ujar Romi.

“Kerajaan Burung” merupakan adaptasi dari naskah drama anak karya dramawan dan akademisi Indonesia Saini KM, yang telah memenangkan Sayembara Naskah Sandiwara Anak-anak oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan pada tahun 1981.

Baca juga: MyPertamina WikenFes 2025 di Cirebon Penuh Hadiah dan Hiburan

Naskah ini berbicara mengenai pentingnya keseimbangan ekosistem, hubungan manusia dengan alam, serta nilai-nilai empati terhadap makhluk hidup lainnya isu yang semakin relevan di tengah krisis iklim dan lingkungan hari ini.

Permana yang menjadi sutradara pertunjukan ini mengatakan, teater bisa jadi media pembelajaran yang efektif bagi anak-anak. Naskah ‘Kerajaan Burung’ memberikan pemahaman tentang lingkungan.

"Persoalan dalam cerita adalah hal yang penting dan menarik untuk dipahami oleh anak-anak sejak dini baik sebagai pemain maupun sebagai penonton. Jadi, betapa pun naskah ini tergolong karya lama, tapi pesan dan nilai yang terkandung di dalamnya masih relevan hingga sekarang," jelasnya.

Baca juga: Mendes PDT Ikuti Festival KorpriRun 2025 di Anyer, Ajak Anggota Korpri dan Keluarga Belanja di KMP

Pertunjukan ini tidak hanya menyuguhkan cerita dalam bentuk dialog atau akting tapi juga menyuguhkan beberapa lagu yang dinyanyikan secara live oleh para pemain.

Kanaka Winson yang merupakan alumni Huma Rumil berperan sebagai penata musik. Selain itu nyanyian juga akan diiringi gerak tari yang digarap oleh Koreografer Kak Emma yang juga merupakan pengampu kelas tari Huma Rumil.

Sinopsis Kisah berpusat pada Kiku, seorang anak yang bersahabat dengan burung-burung. Namun, persahabatan itu diuji saat dua anak Pak Lurah menembaki burung-burung untuk kesenangan, menyebabkan burung-burung meninggalkan desa.

Baca juga: Pameran Seni Lukis 72 Perupa Bertajuk Damai Itu Indah di Bes Gallery, Kia Kia Glodok Plaza

Akibatnya, desa dihantam bencana: hama ulat merusak seluruh panen. Dalam upaya menyelamatkan desanya, Kiku melakukan perjalanan ke hutan belantara untuk menemui Prabu Garuda, Raja Burung, dan memohon agar burung-burung kembali.

“Pertunjukan ini bukan sekadar panggung hiburan, melainkan sebuah ruang pembelajaran. Anak-anak tidak hanya belajar seni peran dan tari, tapi juga nilai tanggung jawab sosial dan kepedulian terhadap lingkungan,” ujar Sha Ine Febriyanti, pendiri Huma Rumil yang juga sebagai produser.

Sejak berdiri, Huma Rumil telah memproduksi puluhan pertunjukan teater dan tari, dan menyambut ratusan anak-anak dari berbagai latar belakang.

Meski banyak yang telah beranjak dewasa, Huma Rumil tetap menjadi rumah belajar yang terbuka untuk siapa pun yang ingin berkembang melalui seni. (***)


× Image