Home > Nasional

Bukan Menakut-nakuti, BMKG Ingatkan Megathrust Bisa Hantam Kawasan Sawangan Depok

Faktanya, Indonesia punya zona megathrust, yaitu wilayah pertemuan lempeng yang menyimpan energi besar.
Peta gambaran megathrust yang dapat menghantam wilayah-wilayah di Indonesia. (Foto: Dok BMKG) 
Peta gambaran megathrust yang dapat menghantam wilayah-wilayah di Indonesia. (Foto: Dok BMKG)

RUZKA-REPUBLIKA NETWORK -- Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengingatkan potensi kejadian megathrust yang dapat menghantam wilayah-wilayah di Indonesia.

Faktanya, Indonesia punya zona megathrust, yaitu wilayah pertemuan lempeng yang menyimpan energi besar.

"Kalau energi ini lepas, bisa timbul gempa besar, bahkan tsunami. Tapi apakah bisa diprediksi kapan terjadinya?," tulis BMKG dalam unggahan di akun Instagram resmi, dikutip Sabtu (28/06/2025).

Baca juga: Bagi Pemelihara Kucing, Yuk Ikut Sterilisasi Kucing Gratis di Depok, Ini Jadwalnya!

Lalu, muncul pertanyaan terkait potensi megathrust di Sawangan, Kota Depok. BMKG pun merespons kekhawatiran warganet tersebut.

"Gempa bumi saat ini belum dapat di prediksi dan baru bisa diteliti setelah kejadian. Pastikan informasi resmi hanya bersumber dari BMKG yang disebarkan melalui kanal komunikasi resmi yang telah terverifikasi. Terima kasih," jawab BMKG.

Adapun sistem peringatan dari aplikasi Info BMKG saat ini untuk kategori cuaca dan tsunami saja.

"Untuk gempa bumi belum tersedia karena gempa itu sendiri masih belum dapat diprediksi. Untuk notifikasi gempa setelah kejadian tersedia pada aplikasi BMKG yang dapat diunduh melalui playstore dan appstore," tulis BMKG merespons komentar soal sistem peringatan gempa.

Baca juga: Silaturahmi Para Cat Lovers Gelar Happy Catz Show di Pesona Square Depok

BMKG juga menjawab senada pertanyaan mengenai potensi kejadian gempa Jawa Timur.

Saat ditanya soal sistem alarm dari aplikasi BMKG, dijelaskan bahwa sistem peringatan dari aplikasi Info BMKG saat ini untuk kategori cuaca dan tsunami saja.

"Untuk gempa bumi belum tersedia karena gempa itu sendiri masih belum dapat diprediksi," jawab BMKG.

"Untuk notifikasi gempa setelah kejadian tersedia pada aplikasi BMKG yang dapat diunduh melalui playstore dan appstore," tulis BMKG merespons komentar lain soal sistem peringatan gempa.

Baca juga: Viral Ngaku Ring Istana dan Tunjukin Pistol di Sengketa Lahan di Proyek Pembangunan MTs Negeri di Depok

Hal ini berbeda dengan sistem peringatan di Jepang, di mana warga Jepang disebut warga Jepang akan menerima notifikasi bencana 1 menit sebelum gempa terjadi.

"Sistem alarm gempa di Jepang berbunyi sebelum gempa bumi utama terasa karena mendeteksi gelombang seismik awal yang merambat lebih cepat daripada gelombang yang menyebabkan getaran kuat," tulis BMKG.

Saat ini BMKG sedang mengembangkan system EEWS atau Earthquake Early Warning System, namun masih banyak hal yang perlu dibenahi sebelum dirilis ke masyarakat.

Misalnya system jaringan komunikasi, keakuratan hasil peringatan dini, serta kerapatan sensor untuk menangkap sinyal gempa. Sejauh ini, Indonesia telah memiliki 504 seismometer atau sensor gempa untuk melakukan monitoring.

Baca juga: Senator Dukung Sekolah Rakyat yang Memutus Rantai Kemiskinan Struktural Warisan Antargenerasi

Saat ditanya apa yang harus dilakukan jika megathrust terjadi, BMKG lalu mengimbau agar berkoordinasi dengan piihak pemerintah setempat terkait jalur evakuasi di wilayahnya.

Dalam unggahan itu, BMKG menampilkan Peta Zona Gempa Megathrust di Indonesia. Pada bagian bawah peta ditampilkan potensi magnitudo gempa megathrust:

1. megathrust Mentawai-Pagai dengan potensi gempa M8,9

2. megathrust Enggano dengan potensi gempa M8,4

3. megathrust Selat Sunda dengan potensi gempa M8,7

4. megathrust Jawa Barat-Jawa Tengah dengan potensi gempa M8,7

5. megathrust Jawa Timur dengan potensi gempa M8,7

6. megathrust Sumba dengan potensi gempa M8,5

7. megathrust Aceh-Andaman dengan potensi gempa M9,2

8. megathrust Nias-Simelue denga potensi gempa M8,7

9. megathrust Batu dengan potensi gempa M7,8

10. megathrust Mentawai-Siberut dengan potensi gempa M8,9

11. megathrust Sulawesi Utara dengan potensi gempa M8,5

12. megathrust Filipina dengan potensi gempa M8,2

13. megathrust Papua dengan potensi gempa M8,7.

Baca juga: Buruan Daftar Sekolah Gratis di SMP Swasta Depok, Ini Syaratnya!

BMKG juga menjelaskan, megathrust adalah zona di mana dua lempeng tektonik bertemu dan salah satunya menyusup ke bawah yang lain.

"Proses ini menimbulkan penumpukan energi yang suatu saat bisa dilepaskan dalam bentuk gempa besar, bahkan tsunami," terang BMKG.

BMKG mengingatkan perlu waspada karena Segmen Megathrust di Selat Sunda terakhir kali melepaskan gempa besar pada tahun 1757. Sementara itu, segmen Mentawai-Siberut belum aktif sejak gempa tahun 1797.

"Kondisi ini dikenal sebagai seismice gap, yaitu wilayah yang secara geologis menyimpan potensi ebsar karena lama tidak melepaskan energi. Jadi, meskipun belum terjadi, potensi itu nyata dan harus kita waspadai," tulis BMKG.

Baca juga: Lewat UMK Academy 2025, Namira Ecoprint Jelajahi Pasar Internasional

Lalu, apakah gempa bumi dapat diprediksi?

"Tidak bisa diprediksi," tegas BMKG.

"Hingga kini, tidak ada teknologi yang bisa memprediksi waktu, lokasi, dan kekuatan gempa secara pasti," sambung BMKG.

Terkait pernyataan "tinggal menunggu waktu", BMKG menegaskan hal itu bukan sebagai ramalan. BMKG juga menegaskan, tidak bermaksud menakut-nakuti.

Dalam UU No 31 tahun 2009, BMKG bertanggung jawab atas pengamatan, pengelolaan data, pelayanan informasi, termasuk gempa bumi dan tsunami.

Baca juga: Depok Luncurkan Madrasah Gratis Jenjang MTs Swasta, Ini Daftarnya

BMKG lalu merekomendasikan 5 langkah bersiap menghadapi potensi megathrust, yaitu:

1. Kenali potensi gempa bumi di lingkungan sekitar

2. Pahami langkah sebelum, saat, dan sesudah terjadi gempa bumi

3. Pelajari jalur dan rambu evakuasi, titik kumpul, serta dokumen rencana operasi kedaruratan

4. Bangun rumah sesuai standar/ tahan gempa

5. Ikuti informasi dari kanal resmi BMKG.

(***)

× Image