Perdagangan Hidrogen, Peluang Baru Indonesia Menuju Ketahanan Energi dan Peran Perempuan dalam Ekosistem Global

RUZKA-REPUBLIKA NETWORK -- Pada ajang bergengsi Global Hydrogen Ecosystem Summit and Exhibition 2025 yang digelar di Jakarta Convention Center (JCC), Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag), Dyah Roro Esti tampil sebagai pembicara utama. Dengan mengangkat tema “Women & H2 Drive The Future”.
Dalam forum ini menegaskan pentingnya peran perempuan serta potensi besar hidrogen dalam membentuk masa depan energi global dan membuka peluang perdagangan internasional.
Wamendag Roro secara tegas menyampaikan bahwa Indonesia dapat memposisikan diri sebagai pemain kunci dalam ekosistem hidrogen dunia.
Baca juga: Inilah Pertemuan Virtual Penguatan Kerja Sama Perdagangan Indonesia-Australia
Hidrogen, menurutnya, bukan hanya sekadar sumber energi bersih dan fleksibel, tetapi juga dapat menjadi komoditas unggulan yang mampu memperkuat ketahanan energi nasional. Kalimat ini mencerminkan optimisme pemerintah dalam melihat hidrogen sebagai solusi energi masa depan yang strategis sekaligus ramah lingkungan.
Lebih lanjut, Indonesia dinilai memiliki potensi besar yang tidak bisa diabaikan. Dengan sumber daya alam melimpah, posisi geografis yang strategis, serta komitmen terhadap transisi energi bersih, Indonesia memiliki keunggulan kompetitif yang tidak dimiliki banyak negara lain.
Transisi menuju hidrogen bukan hanya penting dari sisi energi, tetapi juga membuka peluang baru dalam perdagangan internasional, khususnya sebagai eksportir energi hijau.
Baca juga: Peran Strategis Perempuan dalam Perdagangan dan Pemberdayaan Ekonomi Nasional
Kehadiran Wamendag Roro dalam acara ini juga memperkuat pesan bahwa perempuan memiliki peran vital dalam mendorong inovasi dan keberlanjutan dalam sektor energi.
Dia bersama Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Arifah Fauzi, secara aktif mengunjungi berbagai stan pameran yang menampilkan teknologi hidrogen, produk unggulan, dan peluang investasi dalam energi bersih.
Pameran yang berlangsung selama tiga hari, dari 15 hingga 17 April 2025, menghadirkan rangkaian acara penting seperti forum diskusi, business matching, hingga uji coba kendaraan berbasis hidrogen.
Baca juga: Fahira Idris Sampaikan 5 Rekomendasi Pengendalian Inflasi ke BPS
Event ini tidak hanya menjadi wadah pertukaran informasi dan kolaborasi antar pelaku industri, tetapi juga menjadi jembatan penting antara inovasi dan implementasi kebijakan perdagangan energi baru dan terbarukan.
Melalui keterlibatan aktif pemerintah dalam forum ini, terlihat jelas bahwa Indonesia siap mengambil peran strategis dalam perdagangan energi hijau.
Dengan terus mendorong kolaborasi antara sektor publik, swasta, dan komunitas global, Indonesia memiliki peluang besar untuk menjadi pusat perdagangan hidrogen di kawasan Asia-Pasifik. (***)
Reporter: Bambang Priambodo/RUZKA INDONESIA