Home > Kolom

Catatan Cak AT: Orasi Lengkap HRS: Ayat Suci di Atas Ayat Konstitusi

Lalu, kritik terhadap kerusakan yang terjadi di pemerintahan, serta ajakan untuk terus menjaga persatuan umat.
Foto ilustrasi Catatan Cak AT: Orasi HRS di Reuni 212. (Foto: Dok Ruzka)
Foto ilustrasi Catatan Cak AT: Orasi HRS di Reuni 212. (Foto: Dok Ruzka)

RUZKA-REPUBLIKA NETWORK--Orasi Dr. Habib Muhammad Rizieq Shihab (HRS) di acara Reuni 212 pada 2 Desember 2024 berfokus pada pentingnya mengutamakan hukum Allah dalam kehidupan bermasyarakat.

Lalu, kritik terhadap kerusakan yang terjadi di pemerintahan, serta ajakan untuk terus menjaga persatuan umat.

Berikut 11 pointer dari orasi tersebut, sementara teks lengkap orasi HRS saya sertakan di bawahnya:

1. Pujian dan Terima Kasih: Mengucapkan terima kasih kepada panitia, ulama, habaib, kiai, dermawan, dan pihak yang membantu kelancaran acara Reuni 212.

2. Syukur dan Kebahagiaan: Merasa bersyukur dan gembira bisa hadir di acara ini setelah pulih dari demam tinggi di Makkah, serta bertemu dengan berbagai tokoh dan umat.

3. Pentingnya Aksi 212: Menegaskan kembali pesan dari khutbah Jumat 212 2016 bahwa "Ayat suci di atas ayat konstitusi." Ayat suci adalah wahyu Ilahi yang tidak dapat diganti, sementara ayat konstitusi adalah produk manusia yang harus sejalan dengan ayat suci.

4. Komitmen untuk Menegakkan Islam: Menekankan pentingnya untuk tidak mundur dalam menegakkan Islam dan hukum Allah, serta berjuang agar NKRI berdiri atas dasar hukum Allah.

5. Tema Reuni 212: Revolusi Akhlak, Indonesia Berkah, dan Palestina Merdeka: Mengutip ayat Al-Qur’an (Al-A'raf: 96) mengenai keberkahan yang dijanjikan Allah bagi negeri yang beriman dan bertakwa kepada-Nya. Menegaskan pentingnya menerapkan hukum Allah dalam kehidupan pribadi, rumah tangga, sosial, dan negara untuk mencapai keberkahan.

6. Pentingnya Mengikuti Al-Qur’an dan Sunnah dalam Memilih Pemimpin: Menegaskan bahwa memilih pemimpin harus berdasarkan pedoman Al-Qur'an dan Sunnah, bukan berdasarkan kepentingan pribadi atau kelompok. Mengingatkan bahwa perbedaan pilihan politik tidak boleh memecah belah umat Islam.

7. Menegakkan Dakwah dan Amar Ma'ruf Nahi Munkar: Menekankan bahwa kewajiban umat Islam tetap sama, yaitu dakwah, amar ma'ruf nahi munkar, dan jihad, terlepas dari siapa pun pemimpinnya.

8. Pentingnya Tanggung Jawab atas Kerusakan yang Terjadi: Mengingatkan tentang kerusakan yang terjadi dalam satu dekade terakhir di Indonesia, seperti korupsi, pelanggaran hukum, dan kehancuran negeri. Menuntut pertanggungjawaban dari mereka yang telah merusak negeri, dan mendukung Presiden Prabowo Subianto untuk membersihkan pemerintahannya dari masalah tersebut.

9. Doa untuk Kepemimpinan yang Baik: Mendoakan agar Presiden Prabowo Subianto diberikan kekuatan oleh Allah untuk memimpin negara dan menjaga hubungan antara ulama dan umara, serta membersihkan pemerintahan dari orang-orang yang bermasalah.

10. Kritik Konstruktif: Menekankan bahwa dukungan terhadap pemerintah bukan berarti mendukung tanpa kritik. Amar makruf nahi munkar tetap menjadi prinsip dalam mendukung pemerintah.

11. Pengumuman Haul Syuhada Santri FPI: Mengumumkan acara haul syuhada enam santri FPI yang akan diadakan di Pesantren Markaz Syariat Megamendung pada hari Kamis.

Orasi Lengkap Dr. Habib Muhammad Rizieq Shihab di Acara Reuni 212

Senin, 2 Desember 2024/30 Jumadil Awwal 1446

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Bismillahirrahmanirrahim.

Walhamdulillah

Wasshalatu wassalamu ‘ala Rasulillah

wa 'ala alihi wa sahbih.

Setelah puja dan puji kita panjatkan kepada Allah Jalla Jalaluh. Dan setelah selawat serta salam kita sampaikan kepada Nabi kita tercinta, Sayyidina Muhammad, beserta keluarga dan para sahabatnya, maka dalam kesempatan ini, saya ingin menyampaikan apresiasi dan penghargaan yang tinggi, khususnya kepada segenap panitia penyelenggara yang telah bekerja keras, mengorbankan waktu, tenaga, pikiran, dan harta benda untuk menyukseskan acara ini.

Termasuk juga kepada semua pihak yang telah membantu kelancarannya, baik dari kalangan ulama yang telah mengerahkan jamaah, para santri, dan majelisnya dari berbagai daerah, maupun dari kalangan umara yang telah menggerakkan aparatur negara untuk mempermudah jalannya acara ini.

Tidak lupa, para dermawan yang turut membantu terselenggaranya acara ini. Mudah-mudahan mereka semua diberikan ganjaran yang berlipat ganda oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala, dan diberikan segala kemudahan, baik di dunia maupun akhirat. Amin ya Rabbal ‘Alamin.

Saya merasa bersyukur, senang, dan gembira karena kali ini bisa hadir di reuni 212 ini. Beberapa hari yang lalu, saya masih berada di Kota Suci Makkah. Hampir-hampir saya tidak bisa pulang karena terkena demam yang sangat tinggi, lebih dari 40 derajat.

Namun Alhamdulillah, akhirnya saya bisa pulang, didampingi oleh para dokter yang merawat saya hingga hari ini, dan akhirnya saya bisa berkumpul di sini.

Kenapa saya senang? Karena di sini saya bertemu dengan semua kawan-kawan seperjuangan, bertemu dengan para ulama, habaib, kiai, aktivis, pimpinan ormas, pimpinan pondok pesantren. Kalau saya sebutkan satu per satu, dua jam pun tidak cukup, saking banyaknya tokoh yang hadir. Belum lagi di sini, Alhamdulillah, ada pimpinan-pimpinan lembaga tinggi negara, ada dari MPR RI, ada dari DPD RI. Ini benar-benar sebuah reuni yang sangat membahagiakan.

Dan tentunya yang paling membahagiakan adalah bertemu dengan umat yang sudah lama kita tidak berkumpul. Kumpulnya umat pada hari ini menunjukkan bahwa kita semua masih tetap istiqamah untuk menegakkan Islam di Indonesia.

Baik, ikhwan, tidak panjang lebar, yang ingin saya sampaikan kembali terkait peristiwa Aksi 212 pada tahun 2016. Saat itu, saya menyampaikan khutbah Jumat 212, di mana saya tekankan, dan ingin saya ulangi kembali tekankan pada saat ini, bahwa "Ayat suci di atas ayat konstitusi."

Tolong seluruh umat Islam, di mana pun Anda berada, khususnya para mujahid dan mujahidah 212, tanamkan dalam sanubari kita yang paling dalam bahwa ayat suci akan selalu dan senantiasa ada di atas konstitusi. Kenapa? Karena ayat suci adalah wahyu ilahi, kalam Ilahi Rabbi yang tidak boleh diganti, tidak boleh direvisi, yang wajib untuk dipatuhi, ditaati, bahkan dengan harga mati.

Sedangkan ayat konstitusi adalah produk akal manusia, hasil musyawarah sesama manusia dengan menggunakan pengetahuan mereka, yang wajib sejalan dengan ayat suci. Tidak boleh ada ayat konstitusi di mana pun yang bertentangan dengan ayat suci.

Ya ikhwan, karena itu saya tekankan sekali lagi pada saat ini, jangan pernah mundur untuk menegakkan Islam. Jangan pernah mundur untuk menegakkan hukum Allah. Jangan pernah mundur untuk berjuang agar NKRI berdiri atas dasar hukum Allah, saudara yang diridai oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala dan Rasul-Nya. Amin ya Rabbal ‘Alamin. Siap berjuang? Siap berjuang? Siap!

Baik, berikutnya sesuai dengan tema Reuni 212 kali ini, yaitu bertemakan "Revolusi akhlak untuk menuju berkah dan Palestina merdeka."

Saudara, kunci keberkahan itu sudah Allah nyatakan dalam Al-Qur'anul Karim. Allah berfirman:

"Walaau anna ahl al-qura amanu wattaqau lafatahna alaihim barakatim minas samaa'i wal-ard." (Qs. Al-A’raf: 96)

Tegas Allah nyatakan dalam Al-Qur'an, "Andai penduduk suatu negeri, penduduk daerah-daerah di mana pun berada, beriman dan bertakwa kepada Allah, Allah janjikan: ‘Niscaya pasti akan Kami buka untuk penduduk negeri tersebut barakah, aneka ragam keberkahan, dari langit maupun yang Allah keluarkan dari dalam bumi.’"

Saudara, ini janji Allah. Jadi, kalau kita ingin Indonesia berkah, ya beriman dan bertakwa. Nah, beriman dan bertakwa artinya kita tunduk kepada hukum Allah, baik hukum yang berkaitan dengan pribadi perorangan, hukum yang berkaitan dengan rumah tangga, hukum yang berkaitan dengan sosial kemasyarakatan, sampai kepada hukum yang berkaitan dengan tata negara.

Ibadah, kita tunduk kepada hukum Allah. Kalau kita tunduk kepada hukum Allah, beriman, bertakwa, Allah kasih berkah. Jadi, jangan mimpi Indonesia berkah kalau hukum Allah dilecehkan. Jangan mimpi Indonesia berkah kalau hukum Allah ditinggalkan. Jangan mimpi Indonesia berkah kalau Al-Qur'an dibelakangkan.

Nabi tegas mengatakan dalam salah satu hadisnya:

من جعل القرآن أمامه قاده إلى الجنّه، ومن جعله وراء ظهره ساقه إلى النّار.

Barang siapa menjadikan al-Qur'an di depan dirinya sebagai imam, sebagai pedoman, niscaya al-Qur'an akan menuntun dia masuk ke dalam surga Allah. Sebaliknya, barang siapa yang menjadikan al-Qur'an di belakang tulang punggungnya, tidak peduli dengan hukum al-Qur'an, melecehkan al-Qur'an, dan tidak mau mengamalkan al-Qur'an, hati-hati saudara, neraka Jahanam menanti dia untuk dicelupkan. Ya Ikhwan, na'udzubillah min dzalik.

Mudah-mudahan di kepemimpinan baru saat ini, yang terhormat Bapak Presiden Haji Prabowo Subianto, beliau bisa selalu mengedepankan ayat suci di atas ayat konstitusi, dan menjadikan Indonesia ini berkah.

Kami akan mendukung Bapak, jika Bapak mengajak bangsa Indonesia taat kepada Allah dan rasul-Nya.

Takbir!

Allahu Akbar!

Sekali lagi, jangan pernah mundur, ya Ikhwan.

Alhamdulillah, Pilpres sudah selesai, Pilkada serentak sudah selesai. Jadi, jangan lagi di depan setelah ini, baik Pilpres maupun Pilkada memecah belah kita. Berbeda pilihan dalam politik itu biasa. Makanya, saya kaget begitu ada perbedaan pilihan, saudara berani-beraninya ulama dimunafik-munafikkan, disesat-sesatkan, dikafir-kafirkan.

Jangan! Jangan ada Habaib, ulama berbeda pilihan dengan kita, saudara. Masing punya ijtihad politik. Wajib bagi kita untuk saling menghormati.

Jangan mau dipecah belah. Saudara yang bertarung, orang lain yang dapat kekuasaan, orang lain yang dapat kursi, orang lain yang dapat uang. Tapi kenapa harus rakyat yang diadu domba, rakyat yang dipukul-pukul, rakyat yang dipecah belah? Jangan mau lagi kita diadu domba!

Setuju? Siap bersatu?

Takbir! Allahu Akbar!

Enggak apa-apa kita beda-beda pendapat. Enggak apa-apa. Hanya saja, kita mau ingatkan semua, di dalam memilih pemimpin, jangan lupa jadikan al-Qur'an dan as-Sunnah sebagai pedoman kita. Al-Qur'an dan as-Sunnah sudah menuntun kita bagaimana memilih pemimpin yang benar, bagaimana pemimpin yang harus kita pilih. Ikuti saja selama kita berpedoman kepada al-Qur'an dan as-Sunnah, ijma' dan qiyas, serta apa-apa yang sudah disampaikan oleh para ulama-ulama salaf kita. Insya Allah, kita tidak akan terjerumus ke dalam jurang kebingungan.

Kta tidak bakal bingung memilih pemimpin, karena kita tidak meninggalkan al-Qur'an dan as-Sunnah. Kita bingung memilih pemimpin karena kita jauh dari al-Qur'an dan as-Sunnah. Kalau kita ikut al-Qur'an, as-Sunnah, ijma', qiyas, begitu juga petunjuk dari para ulama kita yang ikuti, Insya Allah, kita tidak akan pernah bingung dan tidak akan pernah bisa dipecah belah.

Maka itu hari ini, sebelum saya akhiri, saudara, saya ingin mengajak semuanya kembali ke dalam barisan. Yuk, kita rapikan saf kita, kita perkuat barisan kita. PR kita ke depan banyak, ya Ikhwan.

Dari dulu saya selalu menekankan, siapa pun presidennya, siapa pun gubernurnya, siapa pun bupatinya, siapa pun walikotanya, kewajiban kita tetap sama: dakwah, amar ma'ruf nahi munkar, dan jihad. Siapa pun presidennya, kewajiban kita tidak akan pernah berubah. Betul?

Baiklah, terakhir, yang ingin saya ingatkan di sini bahwa menegakkan hukum di Indonesia yang carut-marut selama ini, khususnya dalam satu dekade. 10 tahun terakhir, demokrasi dirusak, hukum ditabrak, korupsi merajalela, judi di mana-mana, hancur-hancuran negeri ini. Maka itu, saya berharap mereka-mereka yang telah merusak negeri ini selama 10 tahun, jangan dibiarkan. Mereka harus dituntut pertanggungjawabannya.

Maka itu, saya minta dengan tulus, dengan sangat hormat kepada yang kami hormati, Bapak Presiden Haji Prabowo Subianto, tolong Pak, bersihkan pemerintahan Bapak dari orang-orang yang bermasalah, baik bermasalah dengan korupsi, bermasalah dengan judi, bermasalah dengan pelanggaran HAM, bermasalah dengan segala kemunkaran dan kerusakan negeri. Jangan mereka dibiarkan. Proses hukum, tegakkan keadilan bagi bangsa Indonesia. Setuju kalau Bapak Presiden bertindak tegas untuk memproses semua pelanggar hukum?

Takbir! Allahu Akbar! 6 x

Dan akhirnya, mari kita baca Suratul Fatihah. Kita mohon kepada Allah agar Bapak Presiden Prabowo Subianto diberikan kekuatan oleh Allah. Amin. Diberikan sehat walafiat. Amin. Agar mampu memimpin negara Indonesia, agar mampu mensejahterakan rakyat, agar mampu terus menjaga keharmonisan hubungan antara umara dan ulama. Amin.

Kita mohon kepada Allah, dengan berkahnya Fatihah, agar pemerintahan Prabowo ini dibersihkan dari orang-orang bermasalah, orang-orang yang selama ini bikin susah rakyat, orang-orang yang melanggar HAM, yang terlibat pembunuhan, terlibat korupsi.

Kita mohon, dengan mukjizat Fatihah, agar mereka disingkirkan oleh Allah sejauh-jauhnya dan dihancurkan oleh Allah sehancur-hancurnya, sehingga Bapak Presiden Prabowo dan kabinetnya ke depan bisa memimpin negara ini dengan baik, tanpa diganggu lagi oleh orang-orang yang selama ini memang selalu menjadi sumber masalah.

Mudah-mudahan doa kita dikabulkan oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala. Amin.

Jadi sekali lagi, pemerintahan baru ini, jangan kita ganggu. Kita beri kesempatan, kita dorong, tapi tetap kita kritisi. Jadi, bukan mendukung dalam arti kata menjilat atau memuji yang tidak berhak dipuji. Saudara, jangan! Kita tetap Amar Makruf Nahi Munkar, ikhlaskan niat hanya untuk mencari ridha Allah Subhanahu wa Ta'ala.

Nah, akhirnya saudara, saya mau umumkan. Insya Allah, hari Kamis besok, di Pesantren Markaz Syariat Megamendung, dimulai dari jam 8.00 pagi sampai Zuhur, kami akan mengadakan haul Syuhada enam santri FPI yang dibunuh di KM 50. Jadi, kami akan mengadakan haul Syuhada di sana. Nah, bagi mereka yang berkesempatan untuk hadir, silakan. Undangan dibuka untuk umum hari Kamis besok, tanggal 5 Desember.

Kami adakan, karena memang kejadiannya tanggal 7 Desember. Kejadiannya tanggal 7 Desember, jadi kita akan gelar haul Syuhada di sana. Tentunya, peringatan ini bukan sekadar untuk mendoakan, tapi sekaligus juga untuk kita mengambil ibrah. Dan ditambah lagi untuk tetap mengingatkan kita bahwa persoalan ini belum tuntas, belum selesai.

Betul? Betul! Betul! Betul!

Nah, maka itu, maaf, kalimat terakhir dari sambutan saya yang harus saya sampaikan. Maaf, saya sedih. Saya prihatin kalau kabinet yang dibentuk oleh presiden baru saat ini masih ada bau anyir darah KM 50. Karena ada beberapa orang yang diduga kuat terlibat langsung ataupun tidak langsung dalam peristiwa KM 50, justru duduk diangkat masuk dalam kabinet.

Maka itu, sekali lagi, kabinet ini secara umum sudah bagus. Kabinet ini secara umum harus kita dukung. Kabinet ini secara umum harus kita beri kesempatan untuk bisa bekerja dengan baik, tapi saya tidak bisa menyembunyikan kesedihan saya, keprihatinan saya. Ternyata kabinet tersebut, maaf, masih ada bau anyir darah KM 50.

Maka itu, kita akan gelar haulnya, Insya Allah. Siap hadir? Insya Allah akan kita gelar, supaya KM 50 akan terus kita usut sampai tuntas.

Setuju? Setuju!

Takbir! Allahu Akbar!

Akhirnya, sekali lagi, kita baca Suratul Fatihah, kali ini khusus untuk Palestina.

Ikhwan, saya sepakat dengan K.H. Muhyiddin Junaidi tadi. Luar biasa beliau mengusulkan kepada Bapak Presiden Prabowo, yang sejak awal sudah memberikan dukungan terhadap perjuangan Palestina, agar membuka pendaftaran bagi pemuda-pemuda Indonesia yang siap berjihad ke Palestina, pendaftaran, latih, persenjatai, kirim ke Medan Gaza untuk bertempur membebaskan Al-Aqsa. Siap tidak?

Jadi, kalau Bapak Presiden menyetujui usulan dari sepuh kita, K.H. Muhyiddin Junaidi tadi, saudara sambut tidak? Dukung tidak? Takbir! Allahu Akbar! Mudah-mudahan jadi.

Usulan tadi merupakan usulan luar biasa. Dan kepada Dr. Akid, jazakumullah khairal jaza'. Masya Allah, apa yang tadi disampaikan oleh Dr. Akid dari Palestina luar biasa, menggugah kita semua. Ya Ikhwan, kita enggak boleh pernah melupakan tentang Palestina. Palestina harus selalu ada di hati kita. Palestina harus selalu menjadi perhatian kita, dan Palestina harus menjadi prioritas perjuangan kita di dunia internasional agar Al-Masjid Al-Aqsa dibebaskan oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala dari cengkeraman Israel durjana.

Alhamdulillah, baik Ikhwan, setelah saya tutup, ini akan dilanjutkan dengan pembacaan doa penutup oleh Buya Ahmad Qurtubi Gailani. Beliau nanti yang akan baca doa, kita aminkan dengan khusyuk, dengan penuh keyakinan. Semoga doa kita diterima oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala.

Jadi, itu saja yang bisa saya sampaikan dan saya minta maaf kalau kondisi saya memang terlalu lemah. Kalau dokter melarang saya bicara, saya keluar kena angin begini dilarang. Tapi apa boleh buat, saya berangkat kemarin dari sana, nah, hari Kamis, sore Maghrib saya berangkat, tapi pagi hari sampai jam saya, panas saya tuh 41 derajat lebih.

Jadi, saya dimasukkan ke rumah sakit. Saya minta kepada dokter untuk memberikan obat yang paling keras, paten, yang bisa menahan, menghentikan panas saya agar saya bisa melakukan perjalanan.

Setelah 3-4 jam saya diinfus, jam 00:00 selesai, saya langsung berangkat ke bandara, kemudian langsung terbang. Ternyata, di pesawat, dari mulai terbang sampai turun, luar biasa menggigil, demam, cukup hebat. Tapi Alhamdulillah, sampai di Jakarta, ditangani lagi oleh dokter-dokter kita.

Setiap malam memang panas bisa mencapai 40, kalau pagi begini mulai rendah. Nanti, begitu siang agak mulai ringan, tapi saya sudah periksa semua, Alhamdulillah, periksa darah, urin, dan lain sebagainya, semua bagus.

Insya Allah, sepulang dari acara ini, saya sudah janjian, saya akan langsung dirawat di rumah sakit untuk pemulihan. Karena itu, saya minta maaf. Mungkin ke depan ini banyak yang sudah mengundang saya, banyak undangan yang tidak akan bisa saya datang, sampai betul-betul pulih tenaga.

Nah, tapi itulah, karena cinta Antum semua, karena doa Antum semua, dan karena rasa senang saya kumpul dengan para ulama, para Kiai, dengan nazrah mereka. Suara yang enggak keluar jadi keluar. Alhamdulillah, suara yang enggak keluar jadi keluar. Nah, tapi ini semua nazrah dari para habaib kita, para ulama.

Terima kasih banyak, para Kiai, para ulama. Dan mohon maaf kalau dari tadi saya enggak mau salam, bukan apa-apa, Satu salam, semua ikut salam. Satu pelukan, semua pelukan, akhirnya panas bukan turun dari 40, bisa-bisa naik 80 derajat.

Nah, jadi tolong dimaafkan. Saya enggak biasa begini, biasanya saya paling senang salam sama ulama, paling senang saya pelukan sama ulama, paling senang saya cium jidat ulama atau saya dicium jidat saya oleh ulama. Nah, tolong hari ini saya enggak salam, dimaklumi. Bukan sombong, tapi untuk mempercepat pemulihan.

Nah, itu saja, terima kasih. Akhirnya, sekian dari saya.

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Cak AT - Ahmadie Thaha/Ma'had Tadabbur al-Qur'an, Senin Sore 2/12/2024

× Image