Home > Edukasi

NU Diajak Jalankan Strategi Dakwah Digital

Diperlukan strategi khusus dakwah agar pesan Islam yang Rahmatan Lil Alamin dapat menjangkau semua kalangan. Seperti yang dilakukan Pondok Pesantren Roudlotunnur, Nusa Unggul Makara saat menggelar Halaqoh Strategi Dakwah Aswaja di Era Digital
Seminar Strategi Dakwah Aswaja di Era Digital.

ruzka.republika.co.id--Saat ini masyarakat menggunakan Hp dalam aktivitas sehari-hari termasuk memcari pengetahuan tentang keislaman. Kebanyakan mereka dari generasi milenial dan usia produktif. Untuk itu, diperlukan strategi khusus dakwah agar pesan Islam yang Rahmatan Lil Alamin dapat menjangkau semua kalangan. Seperti yang dilakukan Pondok Pesantren Roudlotunnur, Nusa Unggul Makara saat menggelar Halaqoh “Strategi Dakwah Aswaja di Era Digital”.

"NU secara literasi keislaman sangat kuat, tinggal bagaimana mentransformasikan dengan sentuhan kekinian sesuai kebutuhan zaman. Salah satu solusinya melalui strategi dakwah digital," ujar Pengasuh PP. Roudlotunnur Nusa Unggul Makara KH Achmad Solechan, M.Si, Rabu (11/01/2023).

Ketua Tanfidziah PCNU Kota Depok ini mengingatkan melalui halaqoh sebagai penyadaran menjalankan dakwah secara digital. Untuk itu, NU selama ini l terdepan dalam berdakwah cara yang lemah lembut agar bisa memanfaatkan dakwah secara digital.

"Kebutuhan masyarakat akan kontent agama cukup tinggi dan akan mencari melalui internet yang dinilai cepat serta efektif," terang Solechan.

Lanjut Solechan, NU menjalankan strategi dakwah digital, tentu sama halnya dengan menjaga dan merawat umat. Karena eranya sudah digital, masyarakat perkotaan, daerah penyangga Ibu Kota dan lainnya akan merasakan manfaat dakwah Aswaja secara digital.

"Terlebih lagi pada generasi milenial yang masih perlu banyak belajar salah satunya agama Islam. Tentu, Islam yang santun, damai, lemah lembut, yang Rahmatan Lil Alamin (rahmat bagi alam semesta-red)," tegasnya.

Hal senada diutarakan Praktisi Ideologi Aswaja KH. Dr. Adnan Anwar yang menilai, sudah saatnya meninggalkan dakwah secara konvensional dan menggunakan dakwah secara digital. Menurutnya, dalam strategi dakwah modern adalah bagaimana cara berpikir (sistem of thinking). Makanya, orang Nahdlatul Ulama (NU) diajari cara berpikir bagaimana membuat orang NU menjadi pintar.

"Untuk itu, carilah pemimpin yang benar, yang mengerti, tidak hanya dibumbui agama. Tapi kalau tidak mengerti geopolitik, ya untuk apa?,” imbuhnya.

Ia menyoroti dengan era digital maka banyak informasi yang beredar di masyarakat perlu dicari kebenarannya. Bahkan, lanjutnya, banyak beredar berita hoax yang harus bijak dalam menyikapinya.

"Kita berharap agar Pemerintah Kota (Pemkot) Depok ada anggaran untuk Gerakan Literasi Digital. Ini diperlukan tentang cara mengembangkan sikap untuk menghargai otentisitas di dalam menerima dan menyebarkan informasi," harap Adnan.

Praktisi Media Agus Ivan mengungkapkan bahwa ideologi ekstrim di Indonesia hanya segelintir orang. Meski begitu, lanjutnya, banyak bermunculan di dunia maya. Menurutnya, saat ini peperangan ideologi terjadi di dunia maya. Ia menilai, NU sudah selesai terkait sikap bernegara dan ideologi pancasila. Untuk itu, ormas keislaman moderat harus perkuat lini digital.

"Kalau belum punya media online ya sekarang gunakan media dakwah. Momentum ini kita gunakan untuk menyampaikan dakwah Islam yang lembut, damai, penuh cinta kasih sayang. Melalui dakwah digital ini akan diakses oleh lintas generasi. Misalnya, banyak orang yang mencari artikel seputar cara wudhu, mandi wajib, sholat dan lainnya. Melalui media NU banyak artikel keagamaan juga banyak dikutip oleh media lainnya," Jelas Pimred NU Online ini.

PP Roudlotunnur Nusa Unggul Makara terus memperkuat tradisi Aswaja dan dakwah digital. Seperti dalam kesempatan tersebut menyelenggarakan semaan Al-Qur'an (membaca Al+Qur'an 30 juz dengan hafalan atau tanpa melihat teks oleh JQH NU Depok.

Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW yang diisi oleh qori' internasional, penceramah KH. Syarif Hidayat dan KH. Zulfa Mustofa. Dalam peringatan Maulid ribuan jamaah larut dalam kekhusyukan. Para tokoh Ulama, Kiyai dan Habaib ikut serta menghadiri acara tersebut. (Rusdy Nurdiansyah)

× Image