Home > Nasional

Jenderal Edi Sudrajat, Panglima TNI Tersingkat dan Rangkap 3 Jabatan Sekaligus

Jenderal TNI AD Edi Sudradjat merupakan satu-satunya jenderal yang menjabat 3 jabatan sekaligus dalam waktu bersamaan pada Februari-Maret 1993 yakni sebagai Kepala Staf TNI AD (KSAD), Panglima TNI dan Menteri Pertahanan dan Keamanan (Menhankam).
Jenderal TNI AD Edi Sudrajat. Foto wikipedia

ruzka.republika.co.id--Jenderal Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (TNI AD) Edi Sudradjat merupakan satu-satunya jenderal yang menjabat 3 jabatan sekaligus dalam waktu bersamaan pada Februari-Maret 1993 yakni sebagai Kepala Staf TNI AD (KSAD), Panglima TNI dan Menteri Pertahanan dan Keamanan (Menhankam).

Pria kelahiran Jambi 22 April 1938 ini juga memecahkan rekor sebagai KSAD terlama yakni menjabat selama 5 tahun yakni pada 2 Februari 1988-23 Maret 1993.

Namun, jenderal yang wafat pada 1 Desember 2006 juga tercatat tercepat menjabat Panglima TNI (dulu disebut Panglima ABRI), hanya 4 bulan yakni pada 19 Februari 1993-21 Mei 1993.

Jenderal TNI AD Edi Sudradjat menjadi KSAD menggantikan Jenderal TNI AD Try Sutrisno, yang pada tahun itu diangkat Soeharto menjadi Wakil Presiden Republik Indonesia. Tak lama kemudian, Jenderal TNI AD Edi Sudradjat menggantikan Jenderal TNI AD Benny Moerdani, menjadi Menhankam. Dua jabatan itu dirangkap sekitar tiga bulan.

Kemudian, adik tingkatnya Jenderal TNI AD Feisal Tanjung, mengisi jabatan Panglima ABRI. Setelah Jenderal TNI AD Edi Sudrajat tak jadi Pangab lagi dan Soeharto lengser, polisi kemudian terpisah dari militer. ABRI bubar, hanya ada Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) dan TNI.

Jenderal TNI AD Wiranto Jenderal adalah Panglima ABRI terakhir sebelum reformasi yakni menjabat sebagai Panglima ABRI pada 16 Februari 1998-26 Oktober 1999.

Adapun Laksamana TNI AL Widodo Adi Sutjipto atau lebih dikenal dengan Widodo AS merupakan panglima TNI pertama Era Reformasi Pemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur), menjabat pada 26 Oktober 1999 hingga 7 Juni 2000.

Sejak 1945 hingga 2022, sebanyak 21 jenderal pernah menjabat sebagai Panglima TNI. Dari rakyat, oleh rakyat, untuk rakyat. Begitu kalimat yang kerap disampaikan tentang TNI. Bila dilihat dari sejarah pembentukannya, kalimat tersebut ada benarnya.

Ketika masih dalam kekuasaan Belanda, banyak warga yang bergabung menjadi Tentara Kerajaan Hindia Belanda atau Koninklijk Nederlandsch-Indische Leger (KNIL). Begitu juga ketika Jepang masuk dan membentuk tentara Pembela Tanah Air atau Peta.

Dua unsur itulah yang membentuk organisasi tentara Indonesia setelah merdeka. Sebelum bernama TNI seperti yang kita kenal saat ini, sebutan organisasi militer Indonesia adalah Badan Keamanan Rakyat (BKR), Tentara Keamanan Rakyat (TKR) dan Angkatan Bersenjata (AB) dan Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI).

Panglima TNI pertama dulu masih bernama BKR/TKR yakni Jenderal Besar Soedirman pada 12 November 1945-29 Januari 1950. Jenderal kelahiran Purbalingga, Jawa Tengah itu meninggal di usia 34 tahun.

Jenderal TNI AD TB Simatupang mengantikan Jenderal Besar Soedirman sekaligus berubah nama menjadi Panglima AB. Pada 1962, Jenderal TNI AD TB Simatupang digantikan Jenderal TNI AD AH Nasution.

Pada 1968, nama Panglima AB berubah menjadi Panglima ABRI. Dan, Jenderal TNI AD Soeharto merupakan Panglima ABRI pertama pada 6 Juni 1968-28 Maret 1973. (Rusdy Nurdiansyah)

× Image