RUZKA REPUBLIKA NETWORK - Pelaksanaan Tanwir I Pengurus Pusat (PP) Pemuda Muhammadiyah yang berlangsung di Aryaduta Hotel Menteng, Jakarta terasa begitu istimewa. Peserta yang hadir tidak hanya perwakilan dari berbagai daerah, tapi juga luar negeri.

Rizaldy Anggriawan selaku Pimpinan PP Pemuda Muhammadiyah untuk Eropa dan Mediterania mengaku senang bisa hadir dalam kegiatan ini. Dirinya bersyukur, keikutsertaan dalam Tanwir I ini menambah wawasan untuk bisa berkembang lebih baik lagi.

"Alhamdulillah, ini acara perdana yang kami ikuti sejak dilantik bulan Mei lalu. Banyak bimbingan, saran dan masukan yang diperoleh dari pimpinan pusat dan wilayah untuk kemajuan Pemuda Muhammadiyah di Eropa dan Mediterania," ujar Renaldy disela-sela pelaksanaan Tanwir I, Jum'at (22/11/2024).

Renaldy menjelaskan, saat ini Pemuda Muhammadiyah Eropa dan Mediterania memiliki 10 pengurus inti dan 30 anggota di berbagai negara. Antara lain Prancis, Inggris, Belanda, Hungaria, Spanyol, Tunisia, Maroko dan beberapa negara di Afrika.

Menurut Rizaldy, organisasi yang dipimpinnya saat ini telah menjalankan sejumlah program kerja. Salah satu yang menjadi fokus pihaknya adalah bidang pendidikan dan dakwah

"Mengingat kita berasal dari negara minoritas muslim, kegiatan yang dilakukan lebih kepada mensupport wawasan bagi diaspora, student atau Pekerja Migran Indonesia (PMI). Bagaimana kita belajar mengenai fiqih halal haram yakni apa yang boleh dimakan dan bagaimana cara bergaul dengan masyarakat di sana," katanya.

Tidak hanya itu lanjut Rinaldy, pihaknya juga memberikan pengetahuan mengenai fiqih sosial untuk masyarakat di sana. Ini dilakukan agar Muhammadiyah dikenal sebagai organisasi kemasyarakatan Islam yang memiliki visi Islam Berkemajuan dan Rahmatan Lil Alamin serta bagian dari internasionallisasi Muhammadiyah.

Rizaldi menyampaikan, untuk mewujudkan itu semua pihaknya akan membuat internasional exhibition untuk beasiswa dengan mengundang beberapa kampus di Eropa dan Mediterania, sehingga semakin banyak kader Muhammadiyah memiliki cita-cita melanjutkan studi di luar negeri.

Di sisi lain kita juga memberikan advokasi dan menjadi jembatan untuk para pekerja migran Indonesia yang menghadapi berbagai persoalan dalam dunia pekerjaan yang digelutinya.