Home > Info Sehat

Hari Dokter Nasional 2025, RSUI: Tak Hanya Beri Pelayanan Pasien, Tapi Juga Jalani Fungsi Pendidikan dan Penelitian

Selain itu, dokter RSUI juga aktif melakukan penelitian guna mengembangkan ilmu pengetahuan dan meningkatkan mutu layanan kesehatan.
RSUI menggelar diskusi dengan awak media Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kota Depok. (Foto: Dok RUZKA INDONESIA) 
RSUI menggelar diskusi dengan awak media Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kota Depok. (Foto: Dok RUZKA INDONESIA)

RUZKA-REPUBLIKA NETWORK -- Peringati Hari Dokter Nasional 2025 yang jatuh pada 24 Oktober, Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI) menggelar diskusi dengan awak media Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kota Depok.

Hadir dari RSUI, Direktur Utama RSUI, dr. Kusuma Januarto, Sp.OG, Subsp. Obginsos, sapaan akrabnya dr. Ari dan didampingi Direktur Operasional RSUI, dr. Tommy Dharmawan, Sp.BTK, PhD.

Dalam paparannya, dr. Ari menjelaskan, dalam momentum Hari Dokter Nasional 2025, RSUI mengangkat sisi lain dari profesi dokter. Tidak hanya berperan sebagai klinisi yang memberikan pelayanan kepada pasien, dokter juga memegang peran penting sebagai pendidik dan peneliti yang berkontribusi bagi kemajuan dunia kesehatan.

Baca juga: Catatan Cak AT: Umrah Naik Kapal Pesiar

Sebagai rumah sakit pendidikan, RSUI berperan menyiapkan generasi dokter masa depan. Melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan mentoring, para dokter tidak hanya membagikan ilmu klinis, tetapi juga menanamkan nilai-nilai kemanusiaan, empati, serta etika profesi kepada mahasiswa kedokteran dan tenaga kesehatan lainnya.

Selain itu, dokter RSUI juga aktif melakukan penelitian guna mengembangkan ilmu pengetahuan dan meningkatkan mutu layanan kesehatan.

Pendekatan berbasis bukti ilmiah (evidence-based medicine) diterapkan dalam setiap pengambilan keputusan medis, sehingga pasien memperoleh pelayanan yang aman, berkualitas, dan berorientasi pada keselamatan.

"Apresiasinya kepada seluruh dokter RSUI atas dedikasi dan profesionalismenya dalam menjalankan berbagai peran," ucap dr. Ari.

Baca juga: Primaya Hospital Tangerang Luncurkan Layanan Thalasemia Terpadu

Lanjut dr. Ari, di era yang penuh tantangan seperti sekarang, mulai dari perkembangan teknologi hingga dinamika sistem kesehatan, dokter diharapkan tidak hanya memberikan layanan kuratif, tetapi juga menjadi pembelajar dan inovator yang mampu beradaptasi dengan perubahan zaman.

"Melalui pendidikan, penelitian, dan pelayanan yang terintegrasi, kami ingin turut menyiapkan generasi dokter yang membawa kemajuan bagi kesehatan Indonesia,” ungkapnya.

Ia menegaskan pentingnya menjaga kompetensi dan profesionalisme dokter. Dokter RSUI senantiasa mengembangkan keilmuannya melalui berbagai kegiatan seperti penelitian, simposium, seminar, hingga melanjutkan pendidikan di dalam maupun luar negeri.

Upaya ini dilakukan untuk menghadapi dinamika perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan digitalisasi.

Baca juga: Tanggapan atas Second NDC Indonesia: Minim Partisipasi, Lemah Substansi dan Komitmen terhadap Krisis Iklim

"Sebagai profesi yang berlandaskan sumpah, dokter berkomitmen memberikan yang terbaik untuk pasien. Dokter tidak menjanjikan kesembuhan, namun selalu berupaya semaksimal mungkin agar pasien dapat sembuh,” tegas dr. Ari.

Dalam praktiknya, dokter RSUI juga terus memperbarui standar operasional prosedur (SOP) dan panduan berbasis bukti agar pelayanan yang diberikan tetap aman dan berkualitas.

Kompetensi dokter dijaga melalui proses kredensial dan pengawasan oleh Komite Medis sertaKomite Mutu. Setiap dokter wajib mengikuti panduan dan SOP sesuai bidang keilmuannya.

Hal senada disampaikan oleh dr. Tommy Dharmawan, Sp.BTK, PhD, Direktur Operasional RSUI, yang juga aktif sebagai klinisi dan peneliti.

Baca juga: Mendorong Literasi Keuangan Keluarga Muda Hingga Pengusaha Melalui Kolaborasi dan Inovasi

"Di RSUI, kami memahami bahwa banyak dokter memiliki peran ganda tidak hanya memberikan pelayanan klinis, tetapi juga berperan sebagai pendidik dan peneliti. Karena itu, kebijakan kami berfokus pada pengaturan beban kerja dan waktu yang proporsional agar ketiga peran tersebut dapat berjalan seimbang. Jadwal kerja dokter disusun dengan mempertimbangkan tanggung jawab akademik dan penelitian yang dijalankan, sehingga tidak mengganggu fokus utama dalam memberikan pelayanan kepada pasien,” pungkasnya. (***)

Image
rusdy nurdiansyah

rusdynurdiansyah69@gmail.com

× Image