Efisiensi, Dari 1.044 Perusahaan BUMN, BP Danantara akan Pangkas Jadi 240 Perusahaan

RUZKA-REPUBLIKA NETWORK -- Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) akan mengurangi jumlah perusahaan BUMN dari total saat ini sebanyak 1.044 perusahaan menjadi 240 perusahaan.
Itu artinya akan ada 804 perusahaan BUMN atau sekitar 77% beserta anak, cucu dan cicit usaha yang akan dipangkas oleh BPI Danantara.
"Nah, sekarang tau gak BUMN ada berapa banyak yang ada di Indonesia? Pertama ada yang bilang 800, sekarang sudah lebih dari 1.044. Kita pikir awalnya juga 800 tapi ternyata dalam kenyataannya ini berkembang terus di 12 sektor mencapai hampir 1.044 pada saat ini," Chief Executive Officer BPI Danantara, Rosan Roeslani di Ballroom Kempinski Jakarta, Senin (20/10/2025).
Menurut Rosan, dari ribuan perusahaan tersebut merupakan hasil pembentukan anak usaha BUMN yang tersebar di 12 sektor usaha.
"Oleh sebab itu, kita pun ingin membuat ini efektif, efisien dari seribu. Kita sudah review, mungkin arahnya hanya sampai 230-24040 BUMN nantinya, 5 tahun ke depan. Itu memang target dari kami," ungkapnya.
Namun, konsolidasi perusahaan BUMN yang telah dilakukan lbelum cukup. Sehingga BPI Danantara akan kembali melakukan efisiensi.
"Buat kita yang paling penting adalah kita konsolidasikan, kita optimalisasi aset, kita create more value, itu kan salah satu tugasnya," terang Rosan.
Baca juga: Satu Tahun Pemerintahan Prabowo, Pengamat: Indonesia Butuh Demokrasi Substansial
Selain itu, BPI Danantara juga akan mengoptimalkan aset perusahaan BUMN secara maksimal. Sebab, saat ini pendanaan Danantara berasa dari dividen BUMN.
"Pendanaan kita adalah dari seluruh dividen yang kita terima dari BUMN-BUMN ini. Kalau dulu dikontribusikan kepada Kementerian Keuangan, sekarang bisa reinvest langsung oleh BP Danantara," ungkap Rosan.
Adapun target BUMN pada 5 tahun ke depan sebesar Rp 750 triliun. Perhitungan tersebut berasal dari proyeksi dividen per tahun yang mencapai Rp 140-150 triliun.
"Dividen kita kurang lebih itu pada tahun ini kita terima, walaupun kita terima secara bertahap, itu kurang lebih mencapai 140 triliun. 140 triliun. Nah kalau kita bicara kali 5 untuk perhitungan gampang mungkin ya, jadi 150 triliun. Kalau kita kali 5 berarti nilainya berapa? 750 triliun. Itu dalam 5 tahun depan yang kita bisa investasikan," jelas Rosan. (***)