Satu-satunya PT di Dunia, ULM Kelola Lahan Mangrove 611 Hektare

RUZKA–REPUBLIKA NETWORK -- Melalui Koperasi Berkah Wasaka Mandiri, Universitas Lambung Mangkurat (ULM) menjadi satu-satunya universitas di dunia yang memperoleh izin resmi mengelola lahan mangrove. Hal tersebut berdasarkan Surat Persetujuan Komitmen Perizinan Berusaha Pemanfaatan Hutan (PBPH) yang diperoleh dari Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal pada 8 Agustus 2024 lalu.
Lahan yang terletak di Kabupaten Kotabaru, Kalimantan Selatan, mencakup luas ±611 hektare dan terbagi dalam tiga blok: Blok I (366 Ha), Blok II (79 Ha), dan Blok III (166 Ha).
"Izin ini menjadikan ULM selangkah lebih maju dalam pengelolaan ekosistem pesisir yang strategis, dengan tujuan utama pemulihan mangrove, pengembangan ekowisata, dan eduwisata, serta penelitian berbasis laboratorium alam," ucap Rektor ULM Prof. Dr. Ahmad, SE., M.Si, Kamis (02/10/2025).
Dalam pengelolaan ini, ULM melibatkan dosen lintas bidang dari Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Kehutanan, Ekonomi, hingga Arsitektur. Mahasiswa juga turut berpartisipasi dalam penelitian maupun penyusunan desain master plan pengembangan kawasan.
Rencana besar ini diharapkan dapat menarik dukungan mitra, termasuk melalui program tanggung jawab sosial perusahaan (CSR).
"Laboratorium mangrove akan dikembangkan menjadi ruang alam terbuka tempat berbagai jenis mangrove dapat diteliti dan dikenali karakteristiknya. Tujuan akhirnya adalah menjaga ekosistem sekaligus membuka peluang ekonomi berkelanjutan," jelas Dr. Eng. Maya Amalia, S.T., M.Eng., Kepala Unit Penunjang Akademik Lahan Basah (UPA LLB) ULM.
Komitmen ULM di bidang riset lahan basah juga diperkuat dengan penetapan UPA LLB sebagai penerima Hibah Fasilitasi Pusat Kolaborasi Riset (PKR) dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) pada Juli 2025. Dari empat perguruan tinggi penerima, ULM menjadi satu-satunya universitas di Kalimantan yang lolos, bersama Universitas Gadjah Mada, Universitas Indonesia, dan Universitas Hasanuddin.
Kegiatan penelitian tahap awal dijadwalkan berlangsung mulai Agustus 2025 dengan fokus pada keanekaragaman hayati, regenerasi mangrove, serta pemetaan potensi ekonomi yang dapat dikembangkan. Melalui langkah ini, ULM menegaskan peran sebagai pusat keunggulan riset lahan basah Indonesia sekaligus berkontribusi nyata pada pembangunan berkelanjutan.
ULM memiliki visi untuk menjadi pusat pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi, seni dan budaya, serta berkarakter kewirausahaan yang unggul berbasis lingkungan lahan basah.
Hingga saat ini ULM terus aktif dalam perkembangan keilmuan lingkungan lahan basah, termasuk menginisiasi program konservasi mangrove, pembangunan pusat riset di Kotabaru, menggelar seminar nasional, hingga berpartisipasi pada forum internasional seperti World Water Forum. Selain itu, ULM juga terus berupaya melibatkan dan memberdayakan masyarakat di sekitar lahan mangrove mulai dari praktik budidaya bandeng, hingga pelaksanaan program KKN di desa sekitar lahan mangrove. (***)