Home > Ekonomi

Harga Gula Tebu di Cikelet Garut Tembus Rp. 9.000/Kg

Harga gula tebu saat ini, kata petani tebu warga Kampung Cikarang, Desa Cikelet, Jajang mencapai Rp. 9.000 per kilo gram.
Proses pengolahan tebu di perkebunan Kampung Tegallayang, Desa Cikelet, Kecamatan Cikelet Kabupaten Garut, Provinsi Jabar, Sabtu (27/09/2025). (Foto: Dok Ridwan) 
Proses pengolahan tebu di perkebunan Kampung Tegallayang, Desa Cikelet, Kecamatan Cikelet Kabupaten Garut, Provinsi Jabar, Sabtu (27/09/2025). (Foto: Dok Ridwan)

RUZKA-REPUBLIKA NETWORK – Ternyata tanaman tebu bisa tumbuh dengan baik di wilayah Garut Selatan, terbukti melimpahnya hasil panen diolah langsung menjadi gula dengan harga di tempat mencapai Rp. 9.000 per kg.

Pada musim panen kali ini, pohon tebu yang ditanam petani, setelah diolah langsung dengan serangkaian proses bertahap di lokasi perkebunan dapat menghasilkan gula tebu dengan kualitas baik.

Proses mengubah tebu menjadi produk bernilai, seperti gula nampak diperagakan petani tebu di lokasi perkebunan Kampung Tegallayang, Desa Cikelet, Kecamatan Cikelet Kabupaten Garut, Provinsi Jawa Barat (Jabar), Sabtu (27/09/2025).

Baca juga: Hidupkan Ekonomi Rakyat, Pertamina SMEXPO Digelar di Plaza Ngasem

Setelah menunggu cukup lama, sesuai umur tebu siap panen di daerah tropis yang bervariasi tergantung varietas dan kondisi iklim, namun umumnya mecapai sekira10 hingga 12 bulan setelah tanam itu, tibalah saatnya panen raya.

Dikatakan petani tebu setempat, Jajang (35) panen dilakukan saat tebu mencapai tingkat kemasakan optimum, yaitu saat kandungan gula (rendemen) tertinggi, yang ditandai dengan sifat Manis, Bersih, dan Segar (MBS).

Berkat jerih payah memelihara tanaman tersebut, kini membuahkan hasil. Setelah panen kemudian diolah melalui tahapan utama, seperti ekstraksi nira melalui proses penggilingan batang tebu dan pemurnian untuk menghilangkan kotoran.

Baca juga: Asian Experience Awards 2025: Pertamina Patra Niaga Raih Penghargaan Indonesia Digital Experience of the Year

Lalu dilakukan penguapan untuk mengentalkan nira, kristalisasi untuk membentuk gula, pemisahan kristal gula dari larutan dan pengeringan serta pengemasan. Setelah itu gula tebu siap dijual ke pasaran.

Harga gula tebu saat ini, kata petani tebu warga Kampung Cikarang Desa Cikelet, Jajang mencapai Rp. 9.000 per kilo gram.

"Pemasarannya tidak perlu repot. pembeli datang langsung ke sini melakukan transaksi,” ujarnya.

Hasil lain yang didapat selain gula, beber Jajang, limbah penggilingan seperti bagas atau ampas berupa sisa serpihan tebu dapat digunakan sebagai bahan bakar untuk ketel uap, juga dapat diolah menjadi produk lain seperti pakan ternak dan pupuk.

Baca juga: SPBU Signature Upaya Pertamina Tingkatkan Layanan Konsumen

“Selain itu, tetes tebu (molase) merupakan hasil samping dari kristalisasi gula juga dapat diolah menjadi produk lain yang sangat berguna, seperti dijadikan bioethanol,” terangnya.

Dijelaskan petani lainnya, Ened (52) kalau dipelihara dengan baik, dari satu hektar lahan penananaman tebu di Tegallayang ini bisa menghasilkan produksi tebu sekitar 80-140 ton.

Satu ton (1000 kg) tebu, bebernya dapat menghasilkan sekira 100 kg hingga 120 kg gula, bergantung pada rendemen tebu yang merupakan kadar kandungan gula dalam batang tebu tersebut.

Baca juga: Wow! Total Anggaran Perjalanan Dinas Pemkot Depok Capai Rp 83,7 Miliar

Potensi Bisnis Menggiurkan

Sementara, ketua kelompok tani tebu Tegallayang, Desa Cikelet, Abdul Latif menyebutkan pertumbuhan tanaman tebu di wilayahnya sangat luar biasa. Pada musim tertentu, terlebih saat harga gula tebu naik, ujarnya para petani antusias menanamnya.

Namun pada musim sekarang, kilahnya hanya satu dua orang petani saja yang masih bertahan menanam dan mengolah gula tebu.

“Hal itu disebabkan pada awal tahun kemarin harga gula tebu sempat anjlok di kisaran Rp. 5.000 sampai Rp. 6.000 per kg,” ungkapnya.

Setelah mengetahui harga gula tebu kembali naik, Abdul Latif dan petani lainnya pun berencana akan kembali menanam tebu. Dimana saat ini, di lahan yang biasa ditanami tebu masih diisi tanaman singkong.

Baca lagi: Ketahanan Pangan Lokal, Warga Depok Galakkan Tanam Cabai

Padahal diakui Abdul Latif, sesuai analisa usaha tani tebu per hektar menunjukkan hasil yang bervariasi tergantung lokasi dan kondisi, namun katanya, secara umum sangat menguntungkan.

“Pada kondisi normal, pendapatan bersih per hektar bisa mencapai lebih dari Rp 20 juta hingga Rp 34 juta, tergantung produktivitas dan harga tebu di pasaran,” ungkapnya.

Sedangkan biaya produksi per hektar, ujar Abdul Latif, bisa mencapai sekitar Rp 25 juta hingga Rp 45 juta, meliputi biaya tetap dan variabel untuk pengolahan tanah, penanaman, pemeliharaan dan pemanenan.

Dijelaskan Abdul Latif, sepengetahunnya, gula tebu digunakan sebagai pemanis alami dalam berbagai makanan dan minuman, meningkatkan cita rasa, tekstur, dan warna serta membantu dalam industri makanan dan produk perawatan kulit. (***)

Jurnalis : Ridwan


Image
rusdy nurdiansyah

rusdynurdiansyah69@gmail.com

× Image