Jokowi Jangan Merasa Penentu Presiden dan Wapres 2029

RUZKA–REPUBLIKA NETWORK – Sungguh mengejutkan! Joko Widodo memerintahkan kepada relawannya untuk mendukung Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka dua periode.
Hal itu diutarakan Pengamat Komunikasi Politik Universitas Esa Unggul Jakarta M Jamiluddin Ritonga kepada RUZKA INDONESIA, Senin (22/09/2025) malam.
"Pertama, perintah Jokowi kepada relawannya terkesan menyandera Prabowo untuk tetap bersama Gibran pada Pilpres 2029. Jokowi ingin mengunci hanya Gibran yang akan mendampingi Prabowo. Sosok lain seolah ditutup untuk bisa mendampingi Prabowo," ungkap Jamil.
Padahal Prabowo sendiri jauh hari sudah menolak keinginan kadernya untuk dicalonkan kembali pasa Pilpres 2029. Menurut Prabowo, permintaan itu terlalu dini karena belum ada prestasi yang dicapainya.
Prabowo sendiri hanya akan kembali mencalonkan kembali bila janji-janjinya dapat diwujudkan. Karena itu, ada saatnya Prabowo menyatakan akan maju kembali atau tidak berdasarkan capaian kerjanya.
"Dengan adanya perintah kepada relawannya untuk mendukung Prabowo-Gibran dua periode, itu sama saja Jokowi sudah mendahului keputusan Prabowo. Jokowi berupaya mengikat Prabowo seolah harus maju dan hanya berpasangan dengan Gibran pada Pilpres 2029," jelas Jamil.
Hal ini kiranya menyalahi etika politik karena tak seharusnya dilontarkan seorang mantan presiden. Sebab, siapa pun pendamping Prabowo, yang paling berhak menentukan adalah Prabowo sendiri.
"Dua, Jokowi masih saja cawe-cawe urusan presiden dan wakil presiden. Hal ini tak sepatutnya dilakukan seorang mantan presiden. Kesannya, Jokowi masih tetap ingin mengatur siapa yang layak menjadi calon presiden dan wakil presiden. Untuk itu, Jokowi berupaya menunjukkan kekuatan politiknya, khususnya para relawannya yang siap memenangkan calon yang didukungnya," sorot Jamil lagi.
Menurutnya, pamer kekuatan politik menunjukkan ambisi kekuasaan Jokowi masih besar. Jokowi ingin memberi sinyal dirinya bisa mendikte siapa yang akan menjadi pemimpin Indonesia pada 2029.
Dengan sinyal itu, Jokowi ingin mengatakan Prabowo akan kembali memimpin Indonesia bila bersama Gibran. Hal itu bisa terjadi karena jasa Jokowi.
"Hal itu tentu membahayakan politik nasional. Seseorang Jokowi nantinya akan dapat mengklaim dirinya penentu presiden dan wakil presiden pada 2029," pungkas mantan Dekan Fikom IISIP Jakarta ini. (***)