Home > Galeri

Kekuatan Puisi dalam Pertemuan Penyair Nusantara ke XIII

Acara yang berlangsung di Teater Ketjil Taman Ismail Marzuki (TIM) sejak 11-14 September 2025, mengusung sastra khususnya puisi sebagai wadah pemersatu bangsa.
Malam Pembukaan PPN XIII. (Foto: Dok Fanny J. Poyk) 
Malam Pembukaan PPN XIII. (Foto: Dok Fanny J. Poyk)

RUZKA-REPUBLIKA NETWORK -- Kekuatan puisi dalam Pertemuan Penyair Nusantara ke XIII (PPN XIII) terlihat pada hadirnya hampir seratus penyair dari seluruh Indonesia dan luar negeri seperti Malaysia, Brunei Darrussalam, Thailand, Singapura yang datang ke Jakarta.

Acara yang berlangsung di Teater Ketjil Taman Ismail Marzuki (TIM) sejak 11-14 September 2025, mengusung sastra khususnya puisi sebagai wadah pemersatu bangsa.

Serta juga kekuatan di dalam menuangkan segala permasalahan yang terjadi pada kehidupan kemanusiaan di bumi ini melalui diksi yang Indah, metafora, majas ke dalam larik demi larik atau bait per bait yang tertulis indah dari sebuah puisi.

Baca juga: DYello, Suarakan Nasionalisme di Universitas Indonesia Bersama Komoenitas Makara

Di era teknologi yang semakin maju dengan ragam keberadaan media Informasi serta hubungan kehidupan sosial antar manusia yang semakin menukik pada kepentingan material, intrik yang masuk di berbagai lini.

Keinginan dari sebuah kehendak terselubung tentang kehidupan dengan ragam skenario dan stadar ganda yang menjurus pada sikap ego, ambisius, serakah, kehilangan empati pada kehidupan rakyat jelata dan kemarginalan kehidupan di sekeliling serta pernak-pernik lainnya yang terjadi di kehidupan ini.

Puisi yang keberadaannya kian mencuat di dunia literasi khususnya sastra, melalui PPN XIII diharapkan mampu mengangkat segala derita kehidupan di bumi ini.

Baca juga: Catatan Cak AT: Api Gontor

Paling tidak, di tiap bait puisi yang tertulis dan dibacakan oleh para penyair yang hadir di acara tersebut, terselip pesan yang menyejukkan jiwa serta menghibur para pembaca dari segala problematik, derita juga absurditas kehidupan.

PPN XIII yang pembukaannya berlangsung pada 11 September 2025, akan dihadiri oleh Menteri Kebudayaan Republik Indonesia, Gubernur DKI dan Wakilnya, serta Kepala Dinas dan Pimpinan Pusat Dokumentasi Sastra HB Jassin juga seluruh peserta baik Nasional maupun ASEAN.

Hal ini menunjukkan bahwa peran puisi tak lagi hanya sekedar ilustrasi dan curahan kata-kata yang ditulis tanpa makna, namun puisi mampu menyusup hingga ke relung terdalam dari raga manusia untuk membentuk sebuah karakter yang bijaksana, rendah hati juga memperhalus dan menumbuhkan rasa kemanusiaan terhadap kehidupan segala mahluk yang ada di muka bumi ini.

Baca juga: Ketika Festival Layangan Dipertontonkan, Lahirkan Optimisme Wujudkan Agenda Rutin Tahunan

Kegiatan PPN XIII selain mempertunjukkan kepiawaian para penyair di dalam menulis dan membacakan puisi mereka di panggung Teater Ketjil Taman Ismail Marzuki Jakarta, para peserta juga diajak untuk baca puisi dan melakukan kunjungan ke Perpustakaan Nasional, Badan Bahasa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, serta memijakkan kaki melihat dari dekat tugu Monumen Nasional (Monas) yang melegenda itu.

Begitulah bentuk dari kekuatan puisi. Diharapkan melalui pertemuan ini, gaung puisi yang terangkai indah dari ketikan jemari para penyair, dapat berbicara banyak dan masuk ke dalam relung terdalam dari alam pemikiran manusia untuk hidup damai di bumi bersama ragam perbedaan baik itu suku, ras dan agama.

Sebab tatkala Sang Pemilik Semesta menciptakan segala mahluk di bumi, Dia pastinya menginginkan semua mahluk hidup damai, rukun dan bahagia. Salam puisi. (***)

Penulis: Fanny J. Poyk

× Image