Sedekah Hutan UI 2025: Ramah Hutan, Cerah Masa Depan

RUZKA-REPUBLIKA NETWORK -- Sedekah Hutan Universitas Indonesia (UI) 2025, dengan tema "Ramah Hutan, Cerah Masa Depan," telah diselenggarakan oleh komunitas inklusif Bakul Budaya Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya (FIB) UI pada Jumat dan Sabtu, 8 dan 9 Agustus 2025, di Kampus UI Depok, Jawa Barat.
Adapun giat tersebut merupakan kegiatan tahunan Bakul Budaya yang sudah diadakan sejak 2023.
Rangkaian kegiatan Sedekah Hutan UI 2025 hari pertama, Jumat (08/08/2025), dibuka dengan menyanyikan bersama Lagu Kebangsaan "Indonesia Raya" tiga stanza.
Ratusan orang berusia 16 tahun ke atas hadir di auditorium tersebut, dari siswa SMA, mahasiswa, dosen, hingga komunitas budaya dan pencinta alam.
Kemudian, berturut-turut, Ketua Umum Bakul Budaya FIB UI Dewi Fajar Marhaeni, Dekan FIB UI Dr. Bondan Kanumoyoso, dan Kepala Dinas Pemuda, Olahraga, Kebudayaan, dan Pariwisata (Disporyata) Kota Depok, Eko Herwiyanto, menyampaikan kalimat-kalimat sambutan.
Dewi menuturkan bahwa Sedekah Hutan UI 2025 merupakan upaya berkelanjutan untuk mendukung gerakan dari akar rumput yang mendorong penetapan Hari Hutan Indonesia pada 7 Agustus 2020, agar bangsa Indonesia, khususnya generasi muda, dapat menghargai keberadaan hutan Indonesia sebagai anugerah yang luar biasa bagi kehidupan di Bumi.
"Karena pentingnya peran hutan bagi kehidupan kita dan mengingat sudah banyak kebaikan yang diberikan hutan untuk kita, Bakul Budaya mengajak masyarakat, khususnya generasi muda, untuk berperilaku ramah terhadap hutan, salah satunya dengan memberikan edukasi dan pengalaman langsung bagaimana mengurangi timbulan sampah yang menjadi salah satu penyebab krisis iklim yang terjadi saat ini," paaprnya.
Baca juga: Niat Israel Kuasai Gaza Bagian Integral dari Palestina Dikutuk Senator
"Melalui Sedekah Hutan 2025, kami mengajak pemerintah, swasta, akademisi, dan semua lapisan masyarakat untuk bergandeng tangan senantiasa 'Merawat Bumi' dengan upaya-upaya nyata dalam kehidupan kita sehari-hari," lanjutnya.
Sementara itu, Dr. Bondan Kanumoyoso menyoroti kualitas lingkungan hidup, khususnya hutan kota, yang terjaga di area FIB UI, sebagai bagian dari Kampus UI Depok. Ia juga menyoroti peran penting aksi berkelanjutan untuk menjaga kualitas lingkungan hidup, sebagaimana dijalankan oleh Bakul Budaya.
"Oleh karena itu, kami, FIB UI, mendukung penuh kegiatan-kegiatan Bakul Budaya," ucapnya.
Sebagai penanda rangkaian kegiatan Sedekah Hutan UI tersebut dibuka secara resmi, mereka memukul kentongan bambu.
Tiga anggota muda Bakul Budaya, Reina, Kirana, dan Anggun, lalu menyuguhkan tari Nampi Beras. Tari Sunda tersebut karya Unit Kegiatan Mahasiswa Universitas Sultan Ageng Tirtayasa di Cilegon, Banten.
Baca juga: Peringati Hari Kemerdekaan ke-80 RI, Dinkes Depok Gelar Pemeriksaan USG Abdomen Gratis
Tari itu menggambarkan rasa suka-cita dan syukur atas keberhasilan panen. Kebudayaan Sunda tahun ini memang sedang diangkat dalam kegiatan-kegiatan Bakul Budaya.
Hari pertama Sedekah Hutan UI 2025 berisi sajian utama pemutaran dan bincang-bincang film dokumenter "Bara - The Flame." Film berdurasi 1 jam 16 menit itu merupakan karya sutradara Arfan Sabran.
Pria Minang yang lahir di Makassar, Sulawesi Selatan, itu hampir 20 tahun berkecimpung dalam dunia film dokumenter.
Selain diputar di dalam negeri, film yang dirilis pada 2021 tersebut ditayangkan perdana dalam lingkup internasional pada Visions du Reel Film Festival 2021 di Swiss dan DMZ International Documentary Film Festival 2021 di Korea Selatan.
Baca juga: MAC UI dan Komoenitas Makara Gelar Lomba Puisi 80 Tahun Indonesia Merdeka
"Bara - The Flame" mengisahkan pahit-getir perjuangan dan kegigihan Iber Djamal, yang telah berusia lanjut, untuk melindungi hutan adat Pulau Barasak di Desa Pilang, Kecamatan Jabiren Raya, Kabupaten Pulang Pisau, Kalimantan Tengah, dari pihak-pihak serakah, dan untuk meraih pengakuan sah dari pemerintah bahwa hutan tersebut merupakan hutan adat, sehingga berhak atas perlindungan pemerintah.
Film itu juga menggambarkan interaksi tiga generasi terkait hutan adat tersebut, yaitu Iber, anaknya, dan cucunya. Jerih payah Iber itu berujung manis.
Sebelum masuk ke bagian bincang-bincang, empat anggota muda Bakul Budaya alias Bakul Yuwana mempertunjukkan nyanyian "Tangisan Hutan" karya sendiri. Mereka adalah Kirana, Kayla, Nasya, dan Atra. Nyanyian tersebut sekalian ditarikan oleh Anggun dan Reina.
Kemudian, untuk bincang-bincang, dihadirkan dua narasumber, yaitu Arfan Sabran dan Tenaga Ahli Menteri Kehutanan RI Bidang Konservasi Sumber Daya Alam, Dr. Mikhail Gorbachev Dom (Gorba). Gorba merupakan lulusan Jurusan Geografi, Fakuktas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (S1) dan Studi Lingkungan (S2 dan S3), semuanya ditempuhnya di UI.
Baca juga: PT Tirta Asasta Depok Lakukan Real Demand Survey, Wujudkan Layanan Air Bersih Lebih Merata
Bincang-bincang itu dipandu oleh Kynan Tegar sebagai moderator. Kynan anak muda Dayak Iban, Sungai Utik, Kalimantan Barat. Ia sedang menjalani kuliah S1 di Program Studi Antropologi Sosial, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) UI. Ia juga pembuat film dokumenter serta pegiat bidang kepemudaan, budaya, dan lingkungan hidup.
Dalam bincang-bincang, beberapa peserta bertanya kepada Arfan dan Gorba. Pertanyaan mereka, dari soal ketertarikan Arfan membuat "Bara - The Flame," peran pemerintah dalam penanganan kasus-kasus serupa di seluruh Tanah Air, hingga tentang alur film itu.
Hari pertama Sedekah Hutan UI 2025 ditutup dengan permainan sape, alat musik tradisional Kalimantan, dari sejumlah anggota komunitas Slaras Budaya, Jakarta, dan keandalan. menggunakan sumpit, senjata tradisional Kalimantan.
Baca juga: LFNU Depok Gelar Workshop Ilmu Falak Bersama Pesantren Assaadah dan Rumah Falak Pondok Labu
Kirab Budaya, Pengalaman ke Hutan, dan Pilah Sampah
Pada hari kedua, Sabtu (09/08/2025), Pelataran FIB UI dipenuhi ratusan peserta Sedekah Hutan UI 2025. Mereka terdiri dari siswa kelas 5 SD hingga kelas 3 SMA; orangtua dan guru; mahasiswa; anggota komunitas, termasuk yang tunarungu; dan kalangan umum.
Hadir pula Wakil Dekan I FIB UI, Dr. Untung Yuwono; Wakil Wali Kota Depok, Chandra Rahmansyah; Kepala Bidang Tata Lingkungan dan Konservasi, Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kota Depok, Indra Kusuma Tjahyadi; dan salah satu mantan Ketua Iluni FIB UI, Ratu Febriana Erawati.
Rangkaian kegiatan hari kedua diawali dengan menyanyikan Lagu Kebangsaan "Indonesia Raya" tiga stanza, berdoa, dan penyampaian sambutan oleh Dewi Fajar Marhaeni, Dr. Untung Yuwono, dan Chandra Rahmansyah. Sesudahnya, mereka resmi membuka rangkaian kegiatan dengan memukul kentongan bambu.
Baca juga: Hari Kemerdekaan, Depok Canangkan Gerakan Pembagian Bendera Merah Putih
Tari Merak, yang dicipta pada 1950-an oleh seniman tari Sunda Raden Tjetje Somantri, kemudian disuguhkan oleh enam anggota Bakul Budaya, yaitu Ina, Sofi, Kayla, Tetty, Renny, dan Erda. Sesudahnya, Mamak Lengser, sosok yang berperan dalam ritual budaya Sunda, beraksi bersama dua penari dari Bakul Budaya, Emma dan Endang.
Menu utama pertama bagi para peserta pada hari kedua adalah menjalani kirab di dalam Kampus UI Depok. Kirab dipimpin oleh Mamak Lengser, yang ditemani dua penari. Para penari Merak juga ikut dengan membawa dua anakan pohon mahoni, sewadah air bersih, serta tumpeng nasi putih berikut lauk-pauknya.
Ketua Umum Bakul Budaya, Dewi Fajar Marhaeni; Wakil Dekan I FIB UI, Dr. Untung Yuwono; Wakil Wali Kota Depok, Chandra Rahmansyah; Bidang Tata Lingkungan dan Konservasi, Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kota Depok, Indra Kusuma Tjahyadi; dan mantan Ketua Iluni UI, Ratu Febriana Erawati turut dalam kirab budaya tersebut.
Ambil bagian pula sejumlah pemain musik tradisional Sunda dari Bogor yang mengiringi kirab. Aldes Alfarizi, bersama sejumlah anggota dan calon anggota, turut mendukung pelaksanaan kirab.
Baca juga: PLN Hadirkan Diskon Tambah Daya 50 Sambut Hari Kemerdekaan ke-80 RI
Rute kirab itu: Pelataran FIB U - Hutan Kota UI - area yang dikenal dengan sebutan UI-wood - Hutan Kota UI - ruang terbuka FIB UI dekat Danau Mahoni UI - Pelataran FIB UI. Di Hutan Kota UI, dengan dibekali karung bekas dan sarung tangan kain, para siswa diajak memungut sampah anorganik.
Di UI-wood para peserta menyaksikan ritual berlatar budaya Sunda untuk berterima kasih kepada Sang Maha Pencipta dan menyapa lingkungan hidup ciptaan-Nya.
Lalu, bersama Dewi Fajar Marhaeni, Dr. Untung Yuwono, Ratu Febriana Erawati, dan Aldes Alfarizi, sejumlah peserta anak melepas burung-burung emprit ke udara dan ikan-ikan nila ke Danau Ulin di area yang sama. Melepas burung emprit dan ikan nila merupakan salah satu upaya untuk menyeimbangkan lingkungan hidup. Para siswa terlihat bersemangat ambil bagian dalam kegiatan tersebut.
Selesai kegiatan di area UI-wood, kirab dilanjutkan ke ruang terbuka FIB UI dekat Danau Mahoni melalui Hutan Kota UI yang sama. Di dekat danau itu, diadakan penanaman tiga anakan pohon mahoni oleh Dewi Fajar Marhaeni, Dr. Untung Yuwono, dan Aldes Alfarizi. Beberapa siswa ikut menyirami tanaman-tanaman tersebut dengan air bersih dalam kendi.
Baca juga: Fenomena Bendera One Piece di Hari Kemerdekaan RI, Begini Respons Santai Anggota DPRD Majalengka
Dari area tersebut, kirab bergerak ke Pelataran FIB UI. Sesudah mencuci tangan dan beristirahat sembari menikmati donat dan minuman air mineral, para peserta mengikuti kegiatan berikutnya, yaitu memilah sampah yang sudah dipungut dari Hutan Kota UI. Dalam kegiatan yang dipandu oleh Nani dan Nisma dari Bakul Budaya itu juga ada kuis berhadiah.
Sebelum rangkaian kegiatan hari kedua diakhiri dengan pembagian santapan siang dan bingkisan, para peserta dihibur dengan Paduan Suara Bakul Budaya, yang menyajikan tiga lagu, yaitu "Tanah Airku" karya Ibu Sud, "Kolam Susu" ciptaan Yok Koeswoyo, dan "Kumpul Bocah" karya Dodo Zakaria. Para peserta menikmatinya dengan turut menyanyi dan bergoyang.
Satu lagi hiburan pengantar ke ujung rangkaian kegiatan adalah bergoyang bareng untuk senam Kaluhuran Nuswantara dari Daerah Istimewa Yogyakarta dan tari Goyang Maju Mundur dari Nusa Tenggara Timur. Para peserta pun tak kuasa untuk duduk diam. Bahkan, mereka meminta ulang senam Kaluhuran Nuswantara. (***)