Home > Kolom

Catatan Cak AT: CUDA Berjalan Tanpa CUDA

Apa itu CUDA? Bukan nama kuda, melainkan singkatan Compute Unified Device Architecture. Ini teknologi proprietary milik Nvidia yang sejak 2007 menjadi dewa kecil dalam dunia komputasi paralel.
Foto ilustrasi Catatan Cak AT: CUDA Berjalan Tanpa CUDA. (Foto: Dok RUZKA INDONESIA) 
Foto ilustrasi Catatan Cak AT: CUDA Berjalan Tanpa CUDA. (Foto: Dok RUZKA INDONESIA)

RUZKA-REPUBLIKA NETWORK -- Dalam dunia kecerdasan buatan (AI) dengan keharusan GPU atau kartu grafis modern, ada satu kebenaran universal yang menyakitkan: siapa yang tidak punya CUDA, dia hanya bisa duduk di sudut dan menonton.

Ibarat dunia pacuan kuda, hanya kuda-kuda berlabel "NVIDIA" yang boleh ikut lomba. Sementara kuda-kuda buatan AMD, Intel, Huawei, dan teman-temannya cuma boleh makan jerami sambil nonton dari pagar.

Itulah yang saya alami saat menyelami dunia AI. Sekarang ini saya sedang mengembangkan aplikasi pustaka literasi dengan muatan 37 ribu kitab berbahasa Arab. Terpaksalah saya harus beli GPU RTX 5070.

Baca juga: Dukung Smart Grid Nasional, Siemens Hibahkan Software Kelistrikan ke Universitas Pertamina

Apa itu CUDA? Bukan nama kuda, melainkan singkatan Compute Unified Device Architecture. Ini teknologi proprietary milik Nvidia yang sejak 2007 menjadi dewa kecil dalam dunia komputasi paralel.

CUDA memungkinkan simulasi fisika, rendering, AI, dan mimpi basah para ilmuwan ingin komputer berjalan cepat. Syaratnya satu: asalkan menggunakan kartu grafis GPU buatan Nvidia yang selalu mahal.

Bagaimana kalau Anda pakai kartu grafis buatan AMD, Intel, Huawei, yang kadang jauh lebih murah? Selamat! Anda hanya bisa membaca dokumentasi AI atau teori fisika, dan menangis dalam diam.

Baca juga: Canggu's Real Estate Evolution: Prima Development and Colliers Indonesia Shape a New Era

Masalahnya adalah: hampir semua alat dan kerangka kerja AI modern — dari yang membuat ChatGPT bicara sampai yang bikin AI menggambar anime — dibangun di atas punggung CUDA.

Jika komputer meja atau laptop Anda sudah dilengkapi kartu grafis, tapi ia tak punya dukungan CUDA, maka GPU Anda paling cuma bisa main game Minesweeper. Tak bisa berselancar dengan AI.

Namun, untungnya, baru saja sang juru selamat muncul: Zluda. Dibaca "Z-Luda", meski terdengar seperti rapper Rusia yang belum debut, proyek ini tidak main-main. Ia datang untuk membebaskan.

Ia membawa obor kebebasan untuk menyalakan api revolusi open source melawan monopoli GPU Nvidia. Kalau CUDA adalah kandang kuda eksklusif, maka Zluda adalah palu untuk membongkar pagar itu.

Baca juga: Digandeng Bakul Budaya dan PPKB FIB UI, Maestro Tari Lengger Banyumasan Rianto Beri Kuliah Umum

Zluda merupakan software lapisan penerjemah CUDA ke GPU non-Nvidia. Dengan kata lain, Zluda adalah ilusi optik tingkat tinggi, seolah-olah trik magik yang memukau.

Ia membuat aplikasi CUDA percaya bahwa mereka seolah sedang berjalan di GPU Nvidia. Padahal, sejatinya mereka numpang di GPU AMD, Intel, atau Huawei — kayak anak kost yang menyamar jadi anak sultan biar bisa masuk klub elit.

Secara teknis, Zluda mencegat panggilan API CUDA pada aplikasi-aplikasi AI, rendering, atau lainnya, dan menerjemahkannya ke ROCm (ini untuk AMD) atau ekosistem serupa di Intel.

Hasilnya? Biner CUDA tanpa perlu diotak-atik bisa berjalan mulus di GPU lain. Tidak perlu recompile, tidak perlu menulis ulang kode, tidak perlu memanggil dukun compiler. Tinggal jalankan.

Baca juga: Catatan Cak AT: You'll Never Walk Alone

Dan kabar baiknya: proyek yang sempat mati suri ini kini hidup kembali. Selama tahun lalu, Zluda seperti band indie yang vakum karena personel nikah.

Tapi sekarang, dua pengembang purnawaktu telah masuk, membawa napas baru, roadmap lebih jelas, dan semangat membara untuk menjatuhkan kuda dari tahtanya.

Salah satu gebrakan besar mereka adalah LLM.c, runtime ringan yang memungkinkan Zluda menjalankan Large Language Models (LLM) — mesin-mesin AI seperti GPT, LLaMa, dan saudara-saudaranya — pada GPU non-Nvidia. Ini seperti memberi AK-47 kepada pasukan milisi yang sebelumnya cuma pakai ketapel.

Zluda juga menambahkan dukungan untuk PhysX, mesin fisika Nvidia yang banyak dipakai di game lama. Sekarang, gamer-gamer nostalgia bisa memainkan judul favorit mereka dari zaman Windows Vista tanpa harus membeli kartu grafis Nvidia bekas yang sudah bau pengap.

Baca juga: Persada Cup 2025, Tema The Colors of Unity 2025 Dibuka Dengan Tarian Kolosal 100 Penari

Tentu saja, masih banyak PR. Dokumentasi perlu ditingkatkan, debugging butuh diperkuat, dan yang paling penting: mereka butuh dukungan komunitas dan industri.

Tapi mari kita beri tepuk tangan dulu: mereka sudah membuat langkah yang sebelumnya dianggap mustahil — menjalankan CUDA tanpa CUDA. Ini semacam bikin nasi goreng tanpa nasi tapi tetap enak.

Apakah ini akhir dari dominasi CUDA? Belum tentu. Nvidia masih raja, dan raja tidak jatuh hanya karena dua pengembang berkacamata di sudut forum GitHub. Tapi sejarah sudah membuktikan: monarki bisa runtuh oleh rakyat yang cukup kesal.

Zluda bukan cuma proyek teknis. Ia adalah simbol. Simbol bahwa open source masih hidup. Bahwa David masih bisa melempar batu ke kepala Goliath, dan bahwa Anda tidak perlu dompet tebal untuk ikut lomba di lintasan GPU.

Baca juga: Catatan Cak AT: Janji Kampung Haji

Dan, kalau CUDA adalah kuda yang selama ini berlari sendiri di trek eksklusif, maka Zluda adalah zebra liar yang menyamar dan masuk ke lintasan — membuat semua orang sadar: “Hei, ternyata kita bisa ikut balapan juga!”

Jadi, mari kita dukung zebra ini. Bukan hanya karena dia lucu dan gratis, tapi karena dia memberi kita pilihan — sesuatu yang selama ini disembunyikan di balik label harga dan lisensi eksklusif.

Dan siapa tahu, suatu hari nanti, kita bisa berkata: “CUDA? Ah, itu teknologi zaman kuda gigi besi. Sekarang, semoga tak lama lagi, tiba zamannya Zluda.”

Bagi kebanyakan kita, motto ini mungkin pas: Teknologi adalah alat pembebas, bukan alat penindas. Dan seperti kata pepatah zaman now: "Kalau bisa gratis, ngapain bayar mahal?" (***)

Penulis: Cak AT - Ahmadie Thaha/Ma'had Tadabbur al-Qur'an, 7/7/2025


× Image