Home > Nasional

Mengulik Makna Kongres Tinggal Kukuhkan Megawati jadi Ketum

Jadi, bila Djarot Saiful Hidayat mengatakan kongres tinggal mengukuhkan Megawati sebagai ketum, bisa diartikan sebagai upaya meredam faksi-faksi di internal partai.
Ketua DPP PDI Perjuangan Djarot Saiful Hidayat. (Foto: Dok RUZKA INDONESIA)
Ketua DPP PDI Perjuangan Djarot Saiful Hidayat. (Foto: Dok RUZKA INDONESIA)

RUZKA-REPUBLIKA NETWORK - Acara Kongres PDI Perjuangan (PDIP) yang belum ditentukan tanggalnya nantinya tinggal mengukuhkan Megawati Soekarnoputri sebagai Ketua Umum PDIP. Hal itu diungkapkan oleh Ketua DPP PDIP Djarot Saiful Hidayat, di Grand Sahid Jaya Hotel, Jakarta, Kamis (08/05/2025).

"Kalau hal itu benar, berarti tidak ada regenerasi kepemimpinan di PDIP pada kongres yang konon akan dilaksanakan tahun 2025. PDIP akan tetap dipimpin Megawati Soekarnoputri yang sudah berusia uzur hingga tahun 2030," ungkap Pengamat Komunikasi Politik Universitas Esa Unggul Jakarta M Jamiluddin Ritonga kepada RUZKA INDONESIA, Jumat (09/05/2025).

Secara politis, jelas Jamil, tetap duduknya Megawati menjadi ketum, bisa jadi dapat menjaga stabilitas politik di internal partai. Faksi-faksi yang ada akan sungkan melakukan kekacauan bila Megawati tetap menjadi ketum.

"Jadi, dipertahankannya Megawati sebagai ketum tampaknya untuk meredam ambisi beragam faksi di internal PDIP. Termasuk tentunya keinginan faksi tertentu yang ingin adanya pergantian ketum," tambahnya.

Jamil melihat faksi tersebut bisa jadi mendapat sokongan dari eksternal. Harapannya pihak eksternal bisa kembali bila terjadi pergantian ketum di PDIP.

Jadi, bila Djarot Saiful Hidayat mengatakan kongres tinggal mengukuhkan Megawati sebagai ketum, bisa diartikan sebagai upaya meredam faksi-faksi di internal partai. Djarot ingin mengatakan sudah tertutup bagi siapa pun untuk menjadi ketum selain Megawati.

"Hal itu dilakukan, karena PDIP saat ini sedang merasa tidak baik-baik saja. PDIP merasa ada potensi gangguan eksternal yang ingin masuk, khususnya pada kongres yang hingga kini belum dipastikan tanggalnya," tandas mantan Dekan Fikom IISIP Jakarta ini.

Pengganggu tersebut, lanjut Jamil, tampaknya ingin menggunakan faksi tertentu untuk mengganggu jalannya kongres. Salah satunya dengan mengajukan calon ketum selain Megawati.

"Jadi, dengan menutup calon lain menjadi ketum, maka Kongres PDIP mendatang diharapkan tanpa gangguan berarti. Faksi yang ingin mengganggu jalannya kongres dengan sendirinya sudah tertutup," pungkasnya. (***)

× Image