Home > Info Sehat

Dinkes Depok Beri Penyuluhan Lindungi Masyarakat dari Pangan Mengandung Bahan Berbahaya

Sinergi yang dibangun tersebut juga untuk melindungi masyarakat dari penggunaan bahan tambahan pangan yang tidak memenuhi persyaratan keamanan, mutu, dan gizi.
Webinar Kenali Alternatif Pengganti Bahan Berbahaya pada Pangan, Rabu (07/05/2025). (Foto: Dok Diskominfo Kota Depok).
Webinar Kenali Alternatif Pengganti Bahan Berbahaya pada Pangan, Rabu (07/05/2025). (Foto: Dok Diskominfo Kota Depok).

RUZKA--REPUBLIKA NETWORK -- Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Depok terus berupaya melindungi masyarakat dari penyalahgunaan bahan berbahaya pada pangan seperi formalin dan boraks.

Tentu upaya tersebut dilakukan dengan menjalin koordinasi bersama Balai Pengawasan Obat dan Makanan (POM) di Bogor dan berkolaborasi dengan perangkat daerah atau instansi yang terkait.

Sinergi yang dibangun tersebut juga untuk melindungi masyarakat dari penggunaan bahan tambahan pangan yang tidak memenuhi persyaratan keamanan, mutu, dan gizi.

Baca juga: Jamaah Calhaj Depok Diingatkan Penuhi Kebutuhan Gizi

"Langkah ini kami dengan melakukan penyuluhan keamanan pangan, sosialisasi informasi, pembinaan ke sarana produksi dan distribusi agar menghasilkan pangan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan pemerintah," ungkap Sekretaris Dinkes Kota Depok, Yuliandi saat membuka Webinar Ayo Kenali Alternatif Pengganti Bahan Berbahaya pada Pangan, Rabu (07/05/2025).

Ia menambahkan, upaya lain yang telah dilakukan adalah pengawasan terhadap pangan yang beredar yaitu melalui iklan dan label pangan. Selain itu dengan sampling pangan olahan siap saji dan pangan olahan kemasan.

"Tidak hanya itu, juga dilakukan pengujian menggunakan tehnik rapid test dengan pengujian di laboratorium untuk mengetahui kadar Bahan Tambahan Pangan (BTP) pada pangan dan sampling dan pengujian pangan yang diduga mengandung bahan berbahaya," jelas Yuliandi.

Baca juga: Orang Tua di Depok Diedukasi akan Pentingnya Imunisasi Bagi Anak

Menurut Yuliandi, selama dua tahun terakhir, hasil sampling uji pangan yang telah dilakukan di Kota Depok masih ditemukannya beberapa sampel pangan yang mengandung bahan berbahaya, seperti formalin, boraks dan pewarna Rodamin B.

"Ketiga bahan ini merupakan bahan yang sangat berbahaya dan tidak boleh ada pada pada pangan. Untuk pangan yang kerap ditemui bahan berbahaya tersebut diantaranya mie kuning basah, tahu, dan kerupuk," terangnya.

Masih munculnya temuan penggunaan bahan berbahaya tersebut disebabkan karena ketidaktahuan para pedagang tentang keamanan pangan yang dijual.

Baca juga: Budidaya Ikan Hias akan Dijadikan Pilar Ekonomi Kreatif di Depok

Atau bisa disebabkan karena mungkin kurang pedulinya para produsen terhadap keamanan pangan yang diproduksinya.

Dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan penelitian yang terus menerus dilakukan, telah ada bahan tambahan pangan yang aman digunakan.

"Harapannya melalui webinar ini penyalahgunaan bahan berbahaya dapat dihindari oleh produsen, pelaku usaha, distributor, maupun masyarakat. Juga tentunya dapat menggunakan alternatif bahan pengganti bahan berbahaya sehingga tercipta keamanan pangan di Kota Depok," ungkap Yuliandi. (***?

× Image