Home > Info Kampus

Sinergi Disparbud Kota Bekasi dan Institut STIAMI Perkuat Pengembangan Pariwisata dan Industri Hiburan

Melalui program pembinaan ini, peserta mendapatkan pelatihan dan diskusi interaktif yang mencakup strategi komunikasi, pelayanan prima, pengelolaan usaha, serta pengembangan konten promosi yang kreatif dan efektif di era digital.
Para peserta program pembinaan diajak untuk mengidentifikasi potensi lokal, memahami karakter wisatawan, serta merancang strategi komunikasi yang relevan dengan perkembangan media sosial dan platform digital masa kini. (Foto: Dok RUZKA INDONESIA)
Para peserta program pembinaan diajak untuk mengidentifikasi potensi lokal, memahami karakter wisatawan, serta merancang strategi komunikasi yang relevan dengan perkembangan media sosial dan platform digital masa kini. (Foto: Dok RUZKA INDONESIA)

RUZKA–REPUBLIKA NETWORK – Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kota Bekasi berkolaborasi dengan Institut Ilmu Sosial dan Manajemen STIAMI menyelenggarakan kegiatan pembinaan terhadap pelaku usaha jasa kepariwisataan dan hiburan umum dalam rangka meningkatkan kualitas sumber daya manusia di sektor pariwisata dan hiburan umum.

Acara ini berlangsung selama dua hari, beberapa waktu lalu, bertempat di Kantor Wali Kota Bekasi dan dihadiri oleh para pelaku industri, akademisi, serta perwakilan pemerintah daerah di Kota Bekasi.

Kegiatan ini merupakan bentuk nyata dari komitmen Institut STIAMI dan Disparbud Kota Bekasi dalam memperkuat kolaborasi antara dunia akademik dan praktisi industri pariwisata. Sebagai akademisi, dosen perlu melakukan pengabdian masyarakat sebagai bagian dari Tri Darma Perguruan Tinggi melalui Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), salah satunya dengan sharing pengetahuan ke masyarakat.

Melalui program pembinaan ini, peserta mendapatkan pelatihan dan diskusi interaktif yang mencakup strategi komunikasi, pelayanan prima, pengelolaan usaha, serta pengembangan konten promosi yang kreatif dan efektif di era digital.

Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Bekasi, Dzikron, menyampaikan bahwa pembinaan ini merupakan langkah strategis untuk memperkuat daya saing sektor pariwisata lokal di tengah pesatnya perkembangan industri di wilayah metropolitan.

“Meski tim Disparbud hanya berjumlah puluhan, hasil capaian kami menempati urutan nomor tiga di lingkungan Pemerintah Kota Bekasi,” ujar Dzikron.

Ia menegaskan bahwa capaian tersebut tidak hanya mencerminkan kinerja Disparbud, tetapi juga menunjukkan tingginya potensi pariwisata, kebudayaan, dan MICE (Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition) di Kota Bekasi.

“Hal ini menunjukkan bahwa Bekasi tidak hanya menjadi kota industri, tetapi juga memiliki potensi besar dalam sektor pariwisata dan kebudayaan yang perlu digarap dengan serius,” tambahnya.

Di hari pertama, Syubhan Akib, S.H., M.I.Kom, dosen Institut STIAMI membahas tentang Marketing Communication Strategy, disampaikan bahwa komunikasi pemasaran bukan hanya tentang menjual, tapi tentang membangun hubungan dan kepercayaan bagi calon konsumen. Untuk itu perlu mengidentifikasi media dan kanal komunikasi yang efektif, sehingga dapat tersampaikan ke calon customer.

"Cara yang efektif dalam melakukan komunikasi ke calon customer, dengan tentukan terlebih dahulu tujuan komunikasi (meningkatkan penjualan, awareness, loyalitas). Identifikasi target audiens. Rancang pesan utama yang ingin disampaikan. Pilih media yang sesuai. Siapkan anggaran dan jadwal. Baru lakukan evaluasi secara berkala, sudah tepat atau ada yang perlu diperbaiki," paparnya.

Sementara di hari kedua, Ketua Program Studi Magister Ilmu Komunikasi Institut STIAMI, Dr. Wulan Furrie, S.I.Kom., M.I.Kom., menjelaskan bahwa komunikasi memainkan peran fundamental dalam pengembangan industri pariwisata dan kebudayaan di daerah.

“Komunikasi yang efektif adalah jantung dari industri pariwisata dan MICE. Tanpa komunikasi yang baik, pesan-pesan promosi, nilai budaya, dan potensi wisata tidak akan tersampaikan secara maksimal kepada publik,” ungkap Wulan.

Wulan menambahkan, pendekatan komunikasi yang kuat dapat membantu pelaku usaha untuk memahami kebutuhan wisatawan sekaligus membangun citra positif destinasi wisata.

“Dengan komunikasi yang strategis dan berbasis riset, saya percaya industri pariwisata, kebudayaan, dan MICE di Kota Bekasi akan mampu berkembang lebih pesat dan menjadi kebanggaan daerah,” tegas Wulan.

Kegiatan pembinaan ini tidak hanya berfokus pada teori, tetapi juga menekankan praktik langsung melalui simulasi komunikasi bisnis, pelatihan pembuatan konten visual pariwisata, dan sesi diskusi dengan narasumber profesional.

Para peserta diajak untuk mengidentifikasi potensi lokal, memahami karakter wisatawan, serta merancang strategi komunikasi yang relevan dengan perkembangan media sosial dan platform digital masa kini.

Selain itu, kegiatan ini juga menjadi ajang untuk mempererat sinergi antara pemerintah daerah, dunia pendidikan, dan pelaku industri. Melalui forum diskusi yang interaktif, diharapkan muncul ide-ide inovatif dalam mengembangkan potensi pariwisata Kota Bekasi, termasuk di sektor kuliner, kebudayaan, dan pariwisata berbasis komunitas.

Menurut Dzikron, keberhasilan pengembangan sektor pariwisata tidak dapat dilakukan oleh satu pihak saja.

“Kami membutuhkan dukungan lintas sektor, terutama dari lembaga pendidikan seperti Institut STIAMI, yang memiliki kompetensi dalam bidang komunikasi dan manajemen publik. Dengan kerja sama seperti ini, kita bisa membangun pariwisata Bekasi yang berkelanjutan dan berdaya saing,” jelasnya.

Wulan juga menyoroti pentingnya penguatan literasi digital bagi pelaku usaha pariwisata. “Saat ini, promosi destinasi wisata tidak bisa hanya mengandalkan brosur atau baliho. Kita harus mampu memanfaatkan media digital dan storytelling kreatif untuk menarik minat wisatawan,” jelasnya.

Ia berharap ke depan kolaborasi seperti ini dapat berlanjut dalam bentuk riset terapan, pelatihan lanjutan, hingga pendampingan UMKM sektor pariwisata di Bekasi. Kegiatan pembinaan ini ditutup dengan sesi refleksi bersama bahwa kedua pihak bersepakat untuk mengembangkan program berkelanjutan yang berfokus pada peningkatan kapasitas sumber daya manusia, promosi destinasi wisata berbasis budaya, serta penguatan peran komunikasi publik dalam industri pariwisata.

Dengan semangat kolaborasi ini, Kota Bekasi diharapkan mampu membangun ekosistem pariwisata yang inklusif, inovatif, dan berkelanjutan, menjadikan daerah ini bukan hanya sebagai kawasan industri, tetapi juga sebagai destinasi yang memiliki daya tarik budaya, kuliner, dan kreatif. (***)

Image
ao s dwiyantho putra

aodwiyantho@gmail.com

× Image