Indonesia Luncurkan Panduan Investasi Pariwisata Pertama di Asia-Pasifik, Tourism Doing Business: Investing in Indonesia

RUZKA-REPUBLIKA NETWORK -- Indonesia resmi menjadi negara pertama di kawasan Asia-Pasifik yang meluncurkan panduan investasi pariwisata, bertajuk “Tourism Doing Business: Investing in Indonesia”.
Peluncuran tersebut dilakukan langsung oleh Menteri Pariwisata, Widiyanti Putri Wardhana bersama Sekretaris Jenderal UN Tourism, Zurab Pololikashvili, dalam pembukaan Konferensi Regional Pariwisata PBB di Hotel Mulia, Jakarta, Rabu (16/04/2025) lalu.
Menteri Pariwisata, Widiyanti menyampaikan apresiasi mendalam kepada UN Tourism dan seluruh pemangku kepentingan yang telah mendukung penyusunan pedoman ini.
Dia menegaskan bahwa sinergi yang dibangun tidak hanya memperkuat sektor pariwisata, tetapi juga membuka peluang ekonomi yang inklusif, berkelanjutan, dan bermanfaat bagi masyarakat luas.
Panduan investasi ini dirancang sebagai referensi strategis bagi investor, baik dalam negeri maupun mancanegara, untuk mengeksplorasi peluang di sektor pariwisata Indonesia.
Dokumen ini menyajikan informasi komprehensif, mulai dari gambaran ekonomi global dan nasional, tren investasi hijau dan startup, hingga strategi promosi destinasi unggulan.
Lebih dari itu, “Tourism Doing Business: Investing in Indonesia” juga mengulas secara rinci kerangka hukum dan perpajakan yang relevan, skema insentif pemerintah, serta model kolaborasi bisnis yang bisa dimanfaatkan oleh investor baru.
Baca juga: Pertachem Dukung Hilirisasi Industri Strategis Nasional Menuju Swasembada Energi
Komitmen Terhadap Pariwisata Berkelanjutan
Pedoman ini turut menekankan pentingnya keberlanjutan melalui kebijakan nasional seperti LTS-LCCR 2050 (Strategi Jangka Panjang untuk Ketahanan Iklim dan Karbon Rendah), serta pendanaan hijau melalui obligasi dan sukuk hijau.
Langkah ini menunjukkan komitmen pemerintah dalam mendorong proyek-proyek wisata ramah lingkungan.
Menurut Zurab Pololikashvili, pedoman ini menjadi tonggak penting dalam pengembangan investasi pariwisata di kawasan Asia-Pasifik.
Ia menyatakan bahwa Indonesia memiliki kekuatan besar yang bisa ditawarkan kepada dunia, termasuk destinasi eksotis, infrastruktur yang berkembang, dan dukungan kebijakan yang progresif.
Baca juga: DPD RI dan Menparekraf Bahas Solusi Pengangguran Sarjana lewat Ekonomi Kreatif
Deputi Bidang Sumber Daya dan Kelembagaan Kemenparekraf, Martini M. Paham, menyampaikan bahwa pedoman ini merupakan hadiah diplomatik dari UN Tourism. Lima destinasi prioritas nasional—Borobudur, Labuan Bajo, Mandalika, Danau Toba, dan Likupang—menjadi titik fokus investasi, didampingi tiga kawasan strategis: Jakarta, Bali, dan Kepulauan Riau, serta Ibu Kota Nusantara (IKN).
Tak hanya itu, peluang investasi juga terbuka luas di berbagai wilayah lainnya yang memiliki potensi wisata dan budaya yang kuat. Pemerintah mendorong kolaborasi lintas sektor untuk mempercepat promosi dan realisasi investasi.
Indonesia Siap Menjadi Hub Investasi Pariwisata Dunia
Deputi Bidang Industri dan Investasi Kemenparekraf, Rizki Handayani, menekankan bahwa peluncuran pedoman ini menegaskan posisi Indonesia sebagai destinasi unggulan investasi dan bisnis pariwisata. Ia juga menyoroti kesiapan industri nasional dalam mengadopsi praktik berkelanjutan sebagai keunggulan kompetitif.
Baca juga: RI Perlu Perkuat Integrasi Perdagangan Regional Hadapi Tarif AS
Dengan populasi muda yang produktif, infrastruktur yang terus berkembang, serta destinasi kelas dunia, Indonesia siap menyambut investor global. Pemerintah, bersama UN Tourism, berkomitmen menciptakan iklim investasi yang kondusif dan progresif.
Panduan “Tourism Doing Business: Investing in Indonesia” kini dapat diakses secara publik melalui laman resmi UN Tourism di: [https://www.unwto.org/investment/tourism-doing-business-investing-in-indonesia](https://www.unwto.org/investment/tourism-doing-business-investing-in-indonesia)
Melalui peluncuran pedoman ini, Indonesia mengajak para pelaku bisnis untuk bersama-sama menjelajahi potensi wisata yang kaya, dengan semangat berkelanjutan dan inovatif. (***)
Reporter: Bambang Priambodo/RUZKA INDONESIA