Home > Info Sehat

Hidangan Lezat, Ini Kunci Sehat Pasca Lebaran

Selama berpuasa Ramadhan, tubuh mengalami adaptasi metabolik positif, seperti penurunan berat badan dan massa lemak, terkontrolnya kolesterol total dan trigliserida, stabilitas kadar gula darah dan tekanan darah, serta penurunan stres dan kecemasan.
Lebaran, berbagai hidangan lezat disajikan, seperti ketupat, rendang, opor ayam, dan aneka kue kering. (Foto: Dok REPUBLIKA) 
Lebaran, berbagai hidangan lezat disajikan, seperti ketupat, rendang, opor ayam, dan aneka kue kering. (Foto: Dok REPUBLIKA)

RUZKA-REPUBLIKA NETWORK -- Di Indonesia, Lebaran menjadi momen kebersamaan yang identik dengan berbagai hidangan lezat, seperti ketupat, rendang, opor ayam, dan aneka kue kering. Namun, tak jarang hidangan tersebut mengandung kalori yang tinggi.

Jika tidak diwaspadai, hidangan ini justru bisa menjadi pemicu berbagai masalah kesehatan, seperti meningkatnya gula darah, kolesterol, dan tekanan darah yang dapat meningkatkan risiko diabetes, hipertensi, serta penyakit jantung dan pembuluh darah.

Dokter konsultan endokrin metabolik dan diabetes dari Departemen Ilmu Penyakit Dalam, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), Prof. Dr. dr. Em Yunir, Sp.PD-KEMD mengatakan bahwa pola makan yang berubah dan tidak terkontrol saat perayaan Idul Fitri dapat meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular.

Selama berpuasa Ramadhan, tubuh mengalami adaptasi metabolik positif, seperti penurunan berat badan dan massa lemak, terkontrolnya kolesterol total dan trigliserida, stabilitas kadar gula darah dan tekanan darah, serta penurunan stres dan kecemasan.

Baca juga: Libur Lebaran 2025, Kota Bekasi Hasilkan Produksi 7,973 Ton Sampah

Namun, saat Lebaran, pola makan berubah drastis. Hal ini dapat menyebabkan peningkatan berat badan akibat konsumsi kalori berlebihan, hipertensi akibat asupan garam dan lemak tinggi, peningkatan kadar gula karena konsumsi karbohidrat berlebih, dan penumpukan kolesterol yang meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular.

Untuk tetap sehat setelah Lebaran, Prof. Yunir menyarankan tiga aktivitas utama, yakni mengatur pola makan dengan menerapkan Jumlah, Jenis, dan Jadwal (3J); latihan fisik yang teratur; dan menjaga kepatuhan minum obat rutin bagi orang dengan kondisi medis tertentu.

“Dalam menerapkan 3J kita harus membatasi jumlah konsumsi makanan berlemak dan tinggi kolesterol, seperti opor ayam, rendang, dan kue-kue lebaran. Perlu diingat, kelebihan asupan 500 kalori per hari bisa meningkatkan berat badan 0,5 kg per minggu,” jelas Prof. Yunir.

Lebih lanjut, ia menyebutkan jenis makanan untuk mencegah peningkatan berat badan, antara lain karbohidrat berserat tinggi (45–65% dari total kalori) seperti nasi merah atau ubi; lemak sehat seperti alpukat dan ikan yang mengandung 20–25% dari lemak kalori; serta asupan protein yang cukup (1–2 g/kg BB/hari) seperti daging ayam, tempe, dan telur.

Baca juga: Ini 5 Kata Mutiara Ainun ke Suami Tercinta, yang Menjadi Penyemangat Habibie

Selain itu, dianjurkan untuk mengurangi makanan berlemak yang tinggi kolesterol, membatasi asupan natrium atau garam (1,5–2 gram/hari), dan meningkatkan asupan serat (20–35 gram/hari).

“Tidak lupa, kita harus mengatur jadwal makan tiga kali sehari dengan porsi seimbang, serta selingan camilan sehat seperti buah-buahan,” terang Prof. Yunir

Ia juga merekomendasikan latihan fisik dalam menjaga kesehatan pasca-Lebaran, yaitu dengan olahraga selama 30–45 menit, dengan total 150 menit per minggu. Beberapa aktivitas fisik yang dapat dilakukan di rumah, antara lain jalan cepat, naik turun tangga, jumping jacks, squat, dan wall push-up.

Faktor penting lain yang juga perlu diperhatikan adalah kepatuhan minum obat, terutama bagi penderita hipertensi, diabetes, atau kolesterol tinggi. Konsumsi obat sesuai anjuran dokter dapat membantu menjaga keseimbangan metabolik tubuh dan mencegah komplikasi serius.

Baca juga: Rektor UI Ajak Tokoh Berolahraga di Kampus UI Depok

Prof. Yunir mengingatkan jika seseorang mengalami pusing hebat, sesak napas, nyeri dada, atau kebingungan, segera pergi ke rumah sakit untuk menghindari komplikasi serius seperti stroke atau serangan jantung.

Selain itu, jika seseorang mengalami gejala lemas, mudah mengantuk, dan kehilangan kesadaran, ia mengalami kekurangan gula dalam jumlah besar (hipoglikemia), sehingga perlu dilakukan pemeriksaan segera. (***)

× Image