Home > Kolom

Bang Supian: Angin Segar Perubahan

Menyerah? Tidak. Saya sampaikan ide lagi, satu diantaranya terkait dengan podcast Forum Depok. Kali ini ke Dinas Pemuda, Olahraga, Kebudayaan dan Pariwisata Kota Depok" (Disporyata) Kota Depok.
Wali Kota Depok terpilih, Supian Suri. (Foto: Dok RUZKA INDONESIA)
Wali Kota Depok terpilih, Supian Suri. (Foto: Dok RUZKA INDONESIA)

RUZKA-REPUBLIKA NETWORK -- Untuk kemajuan Kota Depok, saya pernah punya beberapa ide. Saya pernah kirim surat kepada mantan Wali Kota Depok, Idris, tidak ada jawaban. Saya kembali menulis kepada mantan Wakil Wali Kota Depok, Imam, tidak ada jawaban juga.

Tak menyerah, dalam event soal literasi, saya pernah diundang ke DPR-RI sampaikan ide “Depok Kota Literasi”. Saya kirim rekaman acara tersebut plus ide-ide konkritnya, kali ini ke Kepala Perpustakaan Kota Depok. Tidak ada jawaban juga. Mohon maaf, tanpa mengurangi rasa hormat, faktanya begitu.

Menyerah? Tidak. Saya sampaikan ide lagi, satu diantaranya terkait dengan podcast “Forum Depok”. Kali ini ke “Dinas Pemuda, Olahraga, Kebudayaan dan Pariwisata Kota Depok" (Disporyata) Kota Depok.

Tidak ada jawaban juga. Sampai saya malas berurusan dengan pemerintah Kota Depok. Tapi, kepedulian untuk memajukan Kota Depok tetap terus menyala.Walau sampai berkesimpulan, tidak usah tunggu “Cawe cawe” dan “sokongan” Pemkot. Apa yang yang sekiranya bisa dikerjakan secara mandiri, kerjakan.

Saya dulu membayangkan, Depok itu gudangnya orang pintar. Ada Universitas Indonesia (UI), kampus terbaik. Begitu juga, di perumahan-perumahan Kota Depok misalnya, banyak sekali profesor, begitu juga Doktor dan pakar-pakar pada bidangnya.

Mereka tinggal di Kota Depok tercinta ini. Mau cari pakar apa saja ada. Saya bayangkan dulu, sebagai “Kota Literasi” beragam kegiatan seminar ilmiah, simposium, lokakarya, pelatihan-pelatihan, workshop, FGD, talkshow sampai diskusi-diskusi beragam tema digelar. Melibatkan beragam tokoh, dalam dan luar negeri. Tak hanya digelar di hotel-hotel seputaran Depok.

Tapi, juga di sentra-sentra literasi. semisal “Rumah Depok”, kafe asyik yang pernah didirikan Rieke Diah Pitaloka (Anggota DPR-RI) dan Dony Gahral Adian (Dosen Filsafat UI), Komunitas Bambu yang dikelola sejarawan JJ Rizal, Cak Tarno Institute FIB UI, sampai Rumah Cahaya Forum Lingkar Pena (FLP) yang digawangi sastrawan Helvy Tiana Rosa dan adiknya Asma Nadia.

Sementara, untuk urusan cetak mencetak semisal buku dll, Jalan Margonda solusinya. Bisa cetak buku, satu saja bisa. Lebih banyak, tentu lebih baik dan semakin murah. Artinya, iklim literasi (pegiat, komunitas, tokoh-tokoh intelektual, penerbitan, percetakan) sangat mendukung.

Sebagai “Kota Literasi” saya membayangkan beragam problem bisa diselesaikan dari Depok, beragam rekomendasi kebijakan pemerintah baik daerah maupun pusat lahir dari Depok. Kemudian, Depok secara internasional dikenal selain sebagai “Kota Literasi” juga “Kota Intelektual”.

Selanjutnya, karena event-event seputar MICE (Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition) marak hadir di kota ini, maka hotel-hotel penuh, penginapan-penginapan tumbuh, wisata daerah juga berkembang, tak lupa kulineran-kulineran dan oleh-oleh Depok mendunia. Hasil akhirnya, kesejahteraan masyarakat meroket. Tapi, semua itu masih mimpi.

Kini, Kota Depok punya pemimpin baru, walikota baru, Bang Supian Suri. Saya dan tentu masyarakat Kota Depok pasti berharap. Menjadi semacam angin segar perubahan.

Membawa Kota Depok menjadi kota yang bisa dibanggakan. Tak hanya terkenal karena pemberitaan negatif yang masih santer terdengar. Macet, pembegalan, tawuran remaja, angkot bobrok juga berita-berita memprihatinkan seperti “babi ngepet” dan semacamnya. Kota Depok, harusnya punya citra yang baik, tidak seperti sekarang ini, dengan beragam peristiwa tersebut.

Sebagai kontribusi kecil, dulu saya pernah mengusulkan hadirnya podcast “Forum Depok” yang bakal hadirkan “Kabar Baik” seputar Depok. Karena kurang ada respon, sebagai “Penjual Ide” saya presentasikan terus karena yakin ide ini sangat transformatif.

Akhirnya ada seorang kawan yang sepakat sama-sama realisasikan ide itu. Maka, setahun belakangan kita hadirkan apa yang dikenal dengan “Podcast Depok”. Sebuah ruang alternatif bersama, hadirkan “Kabar Baik” seputar Kota Depok dengan narasumber-narasumber ahli dibidangnya masing-masing.

Sempat terhenti karena persoalan teknis. Tapi, dengan spirit baru, kami akan hadir kembali, tayang Mingguan di tahun 2005 ini. Sebuah langkah kecil sebagai bentuk kepedulian untuk kemajuan Kota Depok.

Mumpung baru saja saja dilantik, saya kira, ibarat angin perubahan, Bang Supian Suri diharapkan mampu benar-benar hadirkan perubahan, seperti slogan kampanyenya dulu. Tentu, sebuah perubahan tatanan yang lebih baik dari sebelumnya.

Terutama, bisa merangkul talenta-talenta Kota Depok yang sebenarnya kiprahnya tak hanya jago kandang, tapi sudah banyak yang punya kiprah di level internasional (mendunia), sayang kurang terapresiasi. Ke depan, mengajak mereka bicara, dari hati ke hati, merangkul, sehingga bisa melahirkan kerja-kerja kreatif kolaboratif mengharumkan nama Kota Depok.

Saya kira, ini langkah yang realistis dan bisa diimplementasikan. Itu saja harapan sementara. Teruntuk Bang Supian Suri. Walikota baru Kota Depok. Bismillah, selamat bekerja. (***)

Penulis: Yons Achmad/Kolumnis, Praktisi Branding, Pendiri Brandstory.ID

× Image