Home > Mancanegara

Surat Terbuka: Indonesia Harus Protes Invasi Militer Israel Terhadap Sistem Kesehatan di Gaza Utara

Bagi Indonesia, tekanan militer terhadap sistem kesehatan di Gaza Utara juga berarti ancaman terhadap RS Indonesia.
Rumah Sakit Indonesia di Gaza Utara, Palestina yang tak luput jadi sasaran serangan bom udara dan roket dari tentara zionis Israel. (Foto: Dok MER-C Indonesia)
Rumah Sakit Indonesia di Gaza Utara, Palestina yang tak luput jadi sasaran serangan bom udara dan roket dari tentara zionis Israel. (Foto: Dok MER-C Indonesia)

RUZKA-REPUBLIKA NETWORK -- Hampir 90 hari sistem layanan kesehatan di Gaza Utara mengalami tekanan, mulai dari pembatasan tim medis internasional, pengurangan suplai logistik medis dan bahan bakar hingga yang terakhir masif terjadi dalam sepekan terakhir adalah pemaksaan pemindahan pasien dan staff medis yang dibarengi penyerangan langsung terhadap RS Kamal Udwan dan RS Al Awda.

Dalam kurun waktu tersebut, tidak terdengar nada protes dari para pemimpin internasional, apalagi pemimpin negara-negara Muslim.

Berkali-kali teriakan memohon intervensi internasional disampaikan oleh Kementerian Kesehatan di Gaza dan oleh Direktur RS Kamal Udwan sendiri, dr. Husam Abu Safiya, namun hanya seperti bisikan angin malam di musim dingin semata.

Bagi Indonesia, tekanan militer terhadap sistem kesehatan di Gaza Utara juga berarti ancaman terhadap RS Indonesia.

Untuk itu, Presidium MER-C Indonesia berkirim surat terbuka tertanggal Sabtu 28 Desember 2024, kepada Presiden RI, Menteri Luar Negeri RI, Ketua MPR RI, Ketua DPR RI, Direktur Timur Tengah Kemlu RI, Direktur HAM dan Kemanusiaan Kemlu RI, Ketua Badan Kerjasama Antar Parlemen MPR RI.

Presidium MER-C Indonesia terdiri dari DR. dr. Hadiki Habib (Ketua), dr. Tonggo Meaty Fransisca, dr. Zecky Eko Triwahyudi, DR. Ir. Ahyahudin Sodri dan dr. Yogi Prabowo.

Dalam sejarahnya, RS Indonesia adalah sumbangsih terbesar masyarakat Indonesia terhadap perjuangan kemerdekaan bangsa Palestina, yang pada akhirnya menjelma menjadi tulang punggung sistem kesehatan di Gaza Utara.

"Sebagai lembaga yang konsisten mengirimkan tim medis ke Jalur Gaza, kami menyaksikan bagaimana pasien dan staff medis harus bertahan di bawah ancaman perang dan di saat yang sama melawan penyakit yang diderita," ujar Ketua Presidium MER-C Indonesia, DR. dr. Hadiki Habib dalam surat terbuka yang diterima, Ahad (29/12/2024).

Dalam 3 bulan terakhir kondisi semakin sulit, tidak hanya berdampak terhadap pelayanan namun juga kesehatan mental seluruh pekerja kesehatan yang berada di RS.

"Karenanya, kami berharap kepada Bapak-bapak yang terhormat, dengan posisi dan wewenang yang dimiliki saat ini, untuk memprotes keras invasi militer Israel terhadap sistem kesehatan

di Gaza Utara yang merusak infrastruktur RS dan membunuh para pekerja kesehatan didalamnya saat bertugas," jelas Hadiki.

Pihaknya, lanjut Hadiki, berharap, suara Presiden RI, Prabowo Subianto yang mewakili 200-an juta masyarakat di Indonesia yang mendukung kemerdekaan Palestina, akan memberikan dorongan dan inspirasi bagi pemimpin dunia lainnya agar mau bersuara dan memberikan tekanan kepada pemerintah Israel.

"Hentikan penyerangan terhadap fasilitas kesehatan yang merupakan pelanggaran terhadap International Humanitarian Law," harapnya.

Ia menambahkan, keterlambatan dalam menyuarakan masalah ini, tidak hanya berpotensi pada penghancuran sistem kesehatan, namun dalam skala yang lebih besar merupakan bagian dari genosida terencana dan sistematis.

"Mari selamatkan saudara kita di Gaza, Palestina dari upaya penghilangan paksa eksistensi mereka dari muka bumi," tegas Hadiki. (***)

× Image