Kerja Sama Dinas TPHP Kalteng dan BRIN, Optimalkan Smart Greenhouse untuk Keberlanjutan Pertanian Hortikultura
RUZKA REPUBLIKA NETWORK -- Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Perkebunan (TPHP) Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng), Sunarti, mengungkapkan komitmen untuk memajukan sektor pertanian melalui implementasi teknologi Smart Greenhouse berbasis informasi.
Kolaborasi strategis dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) ini dirancang untuk memastikan pemanfaatan teknologi canggih dalam pembangunan Smart Greenhouse secara optimal dan berkelanjutan.
Implementasi teknologi smart farming dan greenhouse memiliki peluang besar untuk meningkatkan produktivitas tanaman sekaligus keberlanjutan ekonomi.
Petani dapat memanfaatkan teknologi ini untuk diversifikasi produk hortikultura bernilai ekonomi tinggi, seperti sayuran organik dan buah-buahan.
"Dengan lingkungan yang terkontrol, kualitas hasil panen meningkat, membuka peluang pasar lokal hingga ekspor," ujar Sunarti dalam pernyataannya, Kamis (21/11/2024).
Melalui anggaran APBD, pembangunan Smart Greenhouse ini tidak hanya bertujuan meningkatkan produktivitas, tetapi juga memberikan manfaat langsung kepada petani lokal.
Untuk itu, strategi manajemen berbasis teknologi informasi akan dirumuskan guna memastikan keberlanjutan fungsi dan kinerja dari Smart Greenhouse.
Wakil Kepala BRIN, Amarulla Octavian, turut memberikan apresiasi atas inisiatif ini. Pihaknya,. menyampaikan terima kasih kepada Gubernur Kalimantan Tengah dan jajaran atas kolaborasi riset yang inovatif ini.
"Smart Greenhouse dengan sistem pertanian pintar akan membawa perubahan besar bagi pengelolaan hortikultura di Kalimantan Tengah," ucapnya.
Dalam kerja sama ini, BRIN melalui Pusat Riset Sistem Produksi Berkelanjutan dan Penilaian Daur Hidup (PRSPBPDH) menginisiasi berbagai program, antara lain:
1. Participatory Rural Appraisal (PRA): untuk memahami kebutuhan pengelolaan Smart Greenhouse.
2. Focus Group Discussion (FGD): membahas strategi keberlanjutan dan pengelolaan teknologi.
3. Riset Sustainable Smart Greenhouse: mencakup penilaian keberlanjutan dan life cycle assessment (LCA).
4. Pemetaan Kesesuaian Lahan: memastikan lokasi optimal untuk pembangunan.
5. Bimbingan Teknis dan Pendampingan: membantu kelompok tani hortikultura dalam mengadopsi teknologi smart farming.
Helena Lina Susilawati, PhD, selaku PIC program PRSPBPDH BRIN, menyatakan bahwa teknologi smart farming adalah solusi inovatif untuk tantangan pertanian modern.
Sementara itu, Dr Trimartini menjelaskan, analisis Life Cycle Assessment (LCA) menjadi metode penting untuk mengevaluasi dampak lingkungan dalam siklus hidup produk pertanian, sehingga mendorong keberlanjutan yang lebih ramah lingkungan.
"Kolaborasi ini diharapkan menjadi tonggak penting dalam transformasi pertanian Kalteng menuju era modern yang berkelanjutan. Dengan pendekatan berbasis data, teknologi, dan inovasi, sektor pertanian hortikultura Kalimantan Tengah siap bersaing di tingkat nasional dan global," pungkasnya. (***)