INHALIFE 2024, Mendorong Transformasi Digital dan Teknologi Industri Halal Indonesia
RUZKA-REPUBLIKA NETWORK -- Indonesia Halal Lifestyle Center (IHLC) bekerja sama dengan Bank Indonesia dengan bangga menyelenggarakan Konferensi Gaya Hidup Halal Internasional Indonesia ke-6 (INHALIFE) 2024.
Acara yang diselenggarakan pada 31 Oktober 2024 di Jakarta Convention Center ini merupakan bagian dari Festival Ekonomi Syariah Indonesia (ISEF) ke-11 yang diprakarsai oleh Bank Indonesia.
Tahun ini menandai 6 tahun penyelenggaraan INHALIFE yang secara konsisten berkontribusi pada perkembangan industri gaya hidup halal di Indonesia dengan mengikuti tren global dan inovasi.
Mengusung tema “Capitalizing the Global Trends: Digitalization and Technology Transformation in the Halal Industry”, INHALIFE 2024 mengumpulkan para pemimpin industri, akademisi, perwakilan pemerintah, dan pakar halal internasional untuk membahas perkembangan terkini dalam digitalisasi dan teknologi di sektor halal.
Tema ini menyoroti perkembangan teknologi yang pesat yang mengubah pasar halal global dan sejalan dengan pesan dari Gubernur Bank Indonesia bahwa setiap tahun, kami selalu menghadirkan kemajuan baru dalam bidang halal dan keuangan syariah.
Chairman IHLC, Sapta Nirwandar, menjelaskan alasan di balik pemilihan tema digitalisasi untuk INHALIFE 2024.
"Kami mengangkat tema ini karena digitalisasi merupakan kunci untuk meningkatkan daya saing industri halal Indonesia di era global. Teknologi digital tidak hanya memperluas akses pasar internasional, tetapi juga mempercepat proses sertifikasi dan meningkatkan efisiensi dalam ekosistem halal," jelas Sapta dalam siaran pers yang diterima, Jumat (01/11/2024).
Sapta juga menambahkan, “Tahun ini, IHLC bersama DinarStandard, didukung oleh Bappenas, telah meluncurkan Indonesia Digital Islamic Economy Report 2023/24.
Laporan tersebut menunjukkan bahwa ekonomi digital Islam Indonesia bernilai USD 40,57 miliar pada 2022 dan diproyeksikan hampir dua kali lipat menjadi USD 76,09 miliar pada 2029, dengan pertumbuhan tahunan sebesar 9,9%.
Pertumbuhan ini didorong oleh meningkatnya kesadaran halal melalui media digital, adopsi teknologi baru seperti Artificial Intelligence, dan kontribusi penting dari unicorn digital di Indonesia, termasuk Kopi Kenangan, Tokopedia dan Blibli."
Data ini menyoroti potensi besar yang dimiliki Indonesia dalam memperkuat ekonomi digital Islamnya.
Konferensi ini menyambut Haikal Hasan, Ketua Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH), sebagai Keynote Speaker yang membahas kebijakan baru dalam sertifikasi halal.
Dr.Juda Agung, Deputi Gubernur Bank Indonesia, memberikan sambutan resmi sekaligus membuka acara, menekankan pentingnya transformasi digital untuk pertumbuhan ekonomi.
Deputi Gubernur Bank Indonesia, Juda Agung, menyampaikan strategi utama untuk mendorong digitalisasi industri halal melalui pemanfaatan teknologi.
"Strategi utama yang kami tempuh meliputi penggunaan platform digital e-commerce untuk memasarkan produk yang telah tersertifikasi halal, serta penerapan pembayaran digital, seperti QRIS, yang dapat membuat transaksi pembayaran menjadi lebih mudah dan inklusif," jelas Juda.
Selain itu, ia menambahkan bahwa pemanfaatan keuangan digital syariah sangat penting untuk mendorong pembiayaan bagi bisnis halal.
"Strategi lain yang juga ditempuh adalah pemanfaatan halal traceability guna memperkuat ekosistem jaminan produk halal, memungkinkan penelusuran bahan produk dari sisi hulu hingga ke tangan konsumen. Kami juga mendorong sertifikasi digital halal dengan memanfaatkan sistem berbasis Artificial Intelligence (AI) untuk mempercepat dan mengefisienkan proses sertifikasi produk," papar Junda.
Dalam kesempatan tersebut, sebagai wujud nyata pemanfaatan teknologi digital, BI meresmikan Enterprise Resources Planning (ERP) Sistem Informasi Integrated Farming with Technology Information and Society (Infratani) atau disingkat sebagai Simfratani.
Simfratani merupakan sistem informasi yang digunakan untuk mendukung program pertanian di Indonesia, khususnya dalam pemantauan dan pelaporan kegiatan tanam dan panen.
Sistem ini bertujuan untuk membantu pemetaan kebutuhan dan produksi pangan, serta memberikan data real-time terkait perkembangan pertanian di berbagai wilayah.
Salah satu sorotan utama adalah Special Presentation oleh Rafi-uddin Shikoh, CEO dan Managing Director DinarStandard, yang mengulas mengenai Indonesia Digital Islamic Economy Report dan tren terbaru dari State of Global Islamic Economy Report.
Laporan ini menyoroti peran signifikan Indonesia dalam ekonomi halal global yang saat ini bernilai USD 40,6 miliar, dengan proyeksi mencapai USD 76,1 miliar pada tahun 2029.
Konferensi ini terdiri dari 3 sesi utama, yang masing-masing membahas aspek digitalisasi dalam industri halal:
1. Application of Digital Technology in Halal Business
Special Speaker: Irshad Cader, CEO Globothink Consultants (Australia), yang akan berbagi strategi transformasi digital untuk UMKM di industri halal.
Panelis lainnya termasuk Assoc. Prof Dr Hüseyin Pamukçu dari Turki, Sally Giovanny dari Trusmi Group, dan Adi Purwanto Sujarwadi dari Evermos. Sesi dimoderatori oleh Indrawan Nugroho, CEO Corporate Innovation Asia.
2. Innovation and Collaboration in the Halal Digital Ecosystem
Special Speaker: Assoc. Prof Winai Dahlan, Pendiri Halal Science Center di Universitas Chulalongkorn, Thailand, yang telah menjadi pelopor dalam penelitian halal dan menjadikan Thailand sebagai "Dapur Halal Dunia."
Prof Winai juga diakui sebagai salah satu dari "16 Ilmuwan Muslim Paling Berpengaruh" dalam bidang Sains dan Teknologi.
Panelis lainnya termasuk Prof Nur Aini Rakhmawati dari Institut Teknologi Surabaya, Ali Fahmi Perwira Negara dari Yayasan Berkah Ilmu Semesta, dan Dr Kurnadi Gularso, CEO HALIV (PT Halal Digital Nusantara), yang akan mempresentasikan aplikasi Halal Scan Haliv. Sesi dimoderatori oleh Gunawan Yasni.
3. Technology and Smart Food Product
Panelis termasuk Irfan Aziz, CEO Adeen Solutions (India), Rani Mayasari dari Java Halu Coffee, dan Nilam Sari, CEO PT Nava Sari Kreasi, yang membahas integrasi teknologi dalam produksi makanan. Dr Syifa Fauzia memoderatori sesi ini.
Sebelum acara ditutup, Imam Hartono, Kepala Departemen Keuangan dan Ekonomi Syariah Bank Indonesia, akan menyampaikan sambutan penutup yang menegaskan pentingnya kolaborasi, inovasi, dan adopsi teknologi dalam memperkuat ekonomi halal global.
INHALIFE 2024 diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan para pemangku kepentingan bisnis halal, memperluas peluang pasar melalui platform digital, dan mendorong keselarasan internasional dalam standar halal.
Dengan lebih dari 270 peserta, diantara Kepala Kantor Perwakilan Daerah Bank Indonesia, lembaga pemerintah, dan UMKM binaan Bank Indonesia, para akademisi pegiat ekonomi islam dan perbankan syariah, INHALIFE 2024 bertujuan untuk mendorong industri halal Indonesia lebih maju dan memperkuat posisinya sebagai pemimpin dalam ekonomi digital Islam global. (***)