Komisi III DPRD Majalengka Soroti Kualitas Proyek PUTR: Masih Jauh dari Harapan

RUZKA-REPUBLIKA NETWORK -- Komisi III DPRD Kabupaten Majalengka melakukan inspeksi mendadak (sidak) terhadap sejumlah proyek Sumber Daya Air (SDA) yang dikerjakan Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUTR).
Dari hasil sidak, banyak temuan yang dinilai masih jauh dari kata memuaskan.
Ketua Komisi III DPRD Majalengka, Iing Misbahudin, mengatakan sebagian besar proyek yang disidak belum sesuai harapan, terutama dari sisi kualitas material dan pengerjaan di lapangan.
“Secara umum, dari sekian banyak sampel yang kita sidak, hasilnya masih jauh dari yang diharapkan. Mulai dari material yang kurang bagus, mungkin pasirnya jelek atau komposisi semennya yang tidak sesuai, dan masih banyak lagi,” ujar Iing saat ditemui di kantornya, Kamis (06/11/2025).
Baca juga: Jejak GPS Ungkap Aksi Curanmor, Polsek BL Limbangan Garut Ringkus Pelaku di Rumah Kontrakan
Meski begitu, Iing menyebut keberadaan pengawas di lapangan masih terlihat. Namun, ia menilai peran pengawasan belum maksimal.
Dalam rapat dengan Dinas PUTR sebelumnya, dinas beralasan kualitas pekerjaan yang kurang baik disebabkan oleh minimnya SDM pengawas.
“Alasan itu terlalu klasik. Bukan kurang pengawas, tapi kurang kompetensi pengawas. Bisa jadi pengawas ada tapi tidak berfungsi. Sudah tahu salah, tapi dibiarkan. Harusnya kan dihentikan,” tegasnya.
Selain proyek irigasi, Komisi III juga melakukan sidak ke sejumlah lokasi revitalisasi sekolah di bawah Dinas Pendidikan Majalengka.
Baca juga: KTR Award 2025, Dinkes Depok Gelar Lomba Video Edukasi Remaja Keren Tanpa Rokok
Salah satunya di SMPN 2 Talaga. Di sana, tim menemukan penggunaan bahan atap yang tidak sesuai dengan anjuran Bupati Majalengka, Eman Suherman, yang sebelumnya mengimbau agar bangunan sekolah menggunakan produk lokal seperti genteng tanah liat dari Jatiwangi.
“Untuk rangka baja ringan, seharusnya bisa menggunakan genteng plentong lokal, tidak harus pakai genteng rando. Itu yang kita komplain dan harus diganti,” kata Iing.
Namun, Komisi III memberikan apresiasi terhadap pengerjaan proyek di SMPN 2 Bantarujeg. Di lokasi itu, material atap sudah diganti dari genteng rando ke produk lokal plentong, termasuk penggantian bahan metal menjadi genteng tanah liat buatan Majalengka.
Baca juga: Brimob Polri Sigap Tangani Dampak Gempa 4,5 SR di Tarakan Kaltara
Lebih lanjut, Iing menyebut proyek revitalisasi sekolah tersebut merupakan bagian dari program nasional Presiden Prabowo yang pelaksanaannya dibagi menjadi dua sistem, yakni swakelola dan oleh pihak ketiga (kontraktor).
“Dalam sidak ini, kami ingin membandingkan mana yang lebih baik hasilnya, apakah yang dikerjakan secara swakelola atau oleh kontraktor,” tukasnya. (***)
Jurnalis: Eko Widiantoro
