Home > Nasional

Ingin Berkiprah di Politik, Jamiluddin Ritonga: Bentuk Inkonsistensi Jokowi

Tak heran, sebagian masyarakat yang menafsirkan ucapan Jokowi bermakna kebalikannya.
Mantan Presiden RI Joko Widodo. (Foto: Dok RUZKA INDONESIA)
Mantan Presiden RI Joko Widodo. (Foto: Dok RUZKA INDONESIA)

RUZKA-REPUBLIKA NETWORK - Mantan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) yang mengaku lebih memilih PSI ketimbang PPP, tentunya mengagetkan banyak pihak.

Hal itu diungkapkan oleh Pengamat Komunikasi Politik Universitas Esa Unggul Jakarta M Jamiluddin Ritonga di Jakarta, Selasa (10/06/2025).

Menurut pengamat yang kerap disapa Jamil ini, Jokowi sebelum lengser berulang kali mengatakan akan kembali ke Solo menjadi rakyat biasa setelah masa jabatannya berakhir pada 20 Oktober 2024. Jokowi akan aktif di sektor lingkungan hidup dan menjadi bagian dari Indonesia yang lebih hijau.

"Jadi, kalau Jokowi ingin menjadi Ketua Umum PSI, tentu ia inkonsisten. Jokowi berarti tetap ingin berkiprah di dunia politik, bukan sebagaimana yang dikemukakannya sebelum lengser yang akan berkiprah di lingkungan hidup," ungkap Jamil.

Menurutnya, soal inkonsistensi Jokowi bukan kali ini saja. Jauh sebelumnya sudah sering dilakukannya.

"Anaknya tidak akan berkecimpung di dunia politik. Nyatanya anaknya terjun di dunia politik," paparnya mengingatkan.

Ditambahkan Jamil, kabinet Jokowi disebut tidak akan diisi ketua umum partai, nyatanya ketum partai dijadikannya menteri. Kabinetnya akan ramping, nyatanya gemuk.

Demikian pula saat Jokowi yang berjanji pembangunan IKN tidak akan menggunakan APBN. Nyatanya pembangunan IKN menggunakan APBN.

"Inkonsistensi Jokowi inilah yang kerap ditemui selama ini. Akibatnya, setiap Jokowi menyampaikan pesan, sebagian masyarakat banyak yang tidak percaya," tandas mantan Dekan Fikom IISIP Jakarta ini.

Tak heran, sebagian masyarakat yang menafsirkan ucapan Jokowi bermakna kebalikannya. Bila Jokowi menyatakan lebih memilih PSI daripada PPP, maka sebagaian masyarakat justru menafsirkan sebaliknya.

Hal itu juga membuat trust Jokowi bagi sebagian masyarakat sangat rendah. Ucapan Jokowi akhirnya dianggap sebagian masyarakat seperti angin lalu.

"Jadi, sebagian masyarakat pada dasarnya sudah tidak peduli terhadap ucapan dan pilihan Jokowi. Jokowi mau pilih PSI atau PPP, sebagian masyarakat sudah tidak peduli," tambahnya.

"Kalaupun ada masyarakat yang terus mengikuti gerak langkah Jokowi, itu hanya dari pengikutnya. Kelompok ini memang terus mendukung apa saja yang disampaikan dan dilakukan Jokowi," pungkasnya. (***)

× Image