Home > Komunitas

Membangun Pusat Keagamaan dan Wisata Berkelanjutan Melalui Wisatapreneur Masjid Pantai Bali

DMI Provinsi Bali bekerjasama dengan Yayasan Masjid Pantai Nusantara (YMPN) dan DKM Masjid Pantai Bali sedang mengembangkan model.
Rakernas DMI berlangsung di Jakarta, Ustadz Bambang Santoso, Ketua Umum DMI Provinsi Bali mempresentasikan laporan strategis mengenai program-program unggulan yang sedang dan akan dijalankan. (Foto: Dok DMI) 
Rakernas DMI berlangsung di Jakarta, Ustadz Bambang Santoso, Ketua Umum DMI Provinsi Bali mempresentasikan laporan strategis mengenai program-program unggulan yang sedang dan akan dijalankan. (Foto: Dok DMI)

RUZKA-REPUBLIKA NETWORK -- Dalam Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Dewan Masjid Indonesia (DMI) yang berlangsung di Jakarta, Ustadz Bambang Santoso, Ketua Umum DMI Provinsi Bali mempresentasikan laporan strategis mengenai program-program unggulan yang sedang dan akan dijalankan.

Adapun salah satu sorotan utama adalah rencana dan pengembangan Masjid Pantai Bali, sebuah “Masjid Ikonik” di Kabupaten Jembrana, Bali, yang mengusung konsep Wisatapreneur Rahmatan lil Alamin sebagai bentuk transformasi masjid menuju pusat keagamaan sekaligus destinasi wisata religi dan sosial-ekonomi yang berkelanjutan.

Sesuai dengan amanat Ketua Umum PP DMI, Dr. H. M. Jusuf Kalla dalam Pembukaan Rakernas DMI, tanggal 17 Mei 2025, bahwa, "Masjid harus bermanfaat bukan hanya untuk peribadatan, tetapi untuk fungsi sosial dan ekonomi, di mana Masjid mendorong kemajuan.”

Baca juga: MPR Dorong Bali Terapkan Pariwisata Berkelanjutan

DMI Provinsi Bali bekerjasama dengan Yayasan Masjid Pantai Nusantara (YMPN) dan DKM Masjid Pantai Bali sedang mengembangkan model.

“Wisapreneur” Masjid Pantai Bali sebagai Ikon Islam yang inklusif, inovatif dan inspiratif dengan mengusung konsep 5 E berbasis edukasi, ekonomi, ekologi, empati dan entertain yang membangun ekosistem dakwah sosial yang berdaya dan menyenangkan.

“Masjid Pantai Bali kita harapkan menjadi Iconic Sustainable, sebuah masjid yang ikonik (menjadi simbol atau representasi kuat) dan dibangun serta dikelola secara berkelanjutan (ramah lingkungan, efisien, tahan lama dan memberi manfaat jangka panjang)," jelas UBS, panggilan akrab Ustadz Bambang Santoso, Ketua DMI Provinsi Bali.

Baca juga: Ekosistem Buku dan Minat Baca Masih Jadi Tantangan, Sensator Fahira Idris Paparkan 4 Strategi

Dalam Rakernas tersebut, DMI Bali juga melaporkan pencapaian lainnya, antara lain:

1. Kepengurusan Dewan Masjid Kabupaten kota se-Bali telah terbentuk. Satu kabupaten (Buleleng) telah mengajukan usulan kepengurusan baru yang sedang dalam proses, menyusul DMI Bali belum menyelenggarakan musyawarah wilayah untuk membentuk kepengurusan yang baru.

2. Distribusi Al-Qur’an mushaf besar untuk ruang imam bekerja sama dengan Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) telah terlaksana dan merata di seluruh kabupaten kota Bali.

3. Workshop kurban ramah lingkungan diselenggarakan di Denpasar bulan Mei 2025. Memastikan sungai di Bali terhindar dari tempat pembuangan limbah penyembelihan hewan kurban. Disiapkan septictank untuk pembuangan limbah/kotoran binatang dan ditabur bakteri dalam masa 40 hari berubah menjadi pupuk untuk petani.

Baca juga: Catatan Cak AT: 'Conclave': Ketika Politik Masuk Surga di Kapel Sistina

4. Menguatkan pendidikan keumatan kepada jamaah masjid menyusul minimnya dukungan dari pemerintah untuk pengembangan kegiatan umat Islam, regulasi dalam bentuk Perda maupun pergub belum sepenuhnya berpihak kepada seluruh umat beragama yang ada di Bali.

Pembangunan ekosistem Masjid Pantai Bali sebagai Masjid Ikonik merupakan representasi nyata visi DMI untuk membangun masyarakat yang religius, produktif, dan ramah lingkungan.

DMI Bali membuka ruang kolaborasi dengan berbagai mitra, baik dari unsur pemerintah, swasta, lembaga zakat-wakaf, hingga komunitas kreatif dan pelaku wisata yang sirasakan manfaatnya oleh masyarakat dan wisatawan, baik wisatawan domestik maupun mancanegara. (***)

Penulis: Firmansyah Dimmy/Ketua Yayasan Masjid Pantai Nusantara (YMPN)

× Image