Home > Nasional

Jamiluddin Ritonga: Jeffrie Geovanie Tak Layak Jabat Menteri BUMN

Di lain pihak, di mata publik, Prabowo bisa saja akan dinilai bonekanya Jokowi. Hal ini akan menjatuhkan reputasi dan kredibilitas Prabowo.
Menteri BUMN Erick Thohir dan rumor calon penggantinya Jeffrie Geovanie. (Foto: Kolase Dok RUZKA INDONESIA)
Menteri BUMN Erick Thohir dan rumor calon penggantinya Jeffrie Geovanie. (Foto: Kolase Dok RUZKA INDONESIA)

RUZKA-REPUBLIKA NETWORK - Pengamat Komunikasi Politik Universitas Esa Unggul Jakarta M Jamiluddin Ritonga menanggapi tersebarnya rumor Menteri BUMN Erick Thohir bakal diganti dedengkot PSI Jeffrie Geovanie. Menurut Jamil, rumor yang telah menyebar tersebut tentu mengagetkan.

Ada dua hal yang disorotinya. Pertama, Jeffrie Geovanie itu loyalis Joko Widodo. Kalau ini benar terjadi, maka semakin banyak loyalis Jokowi yang berada di kabinet Prabowo Subianto.

"Secara politis itu mengindikasikan, Prabowo terkesan masih dalam kendali Jokowi. Persepsi ini menguatkan penilaian banyak pihak, pemerintahan Prabowo rasa Jokowi," ungkap Jamil kepada RUZKA INDONESIA di Jakarta, Sabtu (15/03/2025).

Hal itu tentu tidak menguntungkan bagi Prabowo. Sebab, Prabowo hanya dinilai sebagai perpanjangan tangan Jokowi.

"Ekstrimnya, Jokowi akan dinilai tetap sebagai pengendali republik ini. Prabowo hanya pelaksana atau wayangnya Jokowi. Secara politis hal itu tentu membahayakan posisi Prabowo. Prabowo berpeluang digerogoti dari internal kabinetnya yang hingga saat ini masih loyalis Jokowi," papar mantan Dekan Fikom IISIP Jakarta ini.

Di lain pihak, di mata publik, Prabowo bisa saja akan dinilai bonekanya Jokowi. Hal ini akan menjatuhkan reputasi dan kredibilitas Prabowo.

Dalam jangka pendek, kepercayaan masyarakat akan turun drastis kepada Prabowo. Hal ini tentu akan mempengaruhi dukungan masyarakat kepada Prabowo.

Dua, Jeffrie Geovanie dinilai tidak kompeten untuk menduduki posisi menteri BUMN. Latar belakang Jeffrie Geovanie tak cukup meyakinkan untuk menduduki posisi tersebut.

Kalau tetap dipaksakan, ada kesan Prabowo memilih menteri bukan atas dasar kapasitas, tapi lebih pada pertimbangan politis. Hal ini akan menguatkan penilaian sebagian masyarakat bahwa kabinet Prabowo gemuk tapi bongsor.

"Jadi, kalau Jeffrie Geovanie nantinya benar menggantikan Erick Thohir, maka kesan banyak menteri Prabowo yang 'KW' makin sulit dibantah. Menteri seperti ini tentunya bukan membantu meningkatkan kinerja Kabinet Prabowo, tapi justru menjadi beban," jelas Jamil mengingatkan.

Kalau pun Menteri BUMN akan diganti, diharapkan kapasitasnya yang lebih baik dari Erick Thohir. Dengan begitu, reshuffle menteri semata untuk meningkatkan kinerja Kabinet Prabowo, bukan untuk mengakomodir kepentingan sempit.

"Celakanya, bila reshuffle kabinet hanya untuk mengakomodir kepentingan Jokowi, ini akan membahayakan posisi Prabowo ke depan, baik jangka pendek maupun menengah dan panjang," tandasnya. (***)

× Image