Bapanas Gelar Gerakan Pangan Murah di HPN PWI Depok, Tekan Inflasi dan Jaga Stabilitas Harga

RUZKA-REPUBLIKA NETWORK -- Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kota Depok memperingati Hari Pers Nasional (HPN) 2025 dan HUT ke 79 PWI yang berlangsung semarak dengan menggelar beragam acara di Kantor PWI Kota Depok, Sabtu (15/02/2025).
Kegiatan yang bekerjasama dengan Badan Pangan Nasional (Bapanas) mengambil tema Pers Mengawal Ketahanan Pangan untuk Kemandirian Bangsa & Pers Berintegritas Menuju Indonesia Emas 2045.
Untuk kegiatan Gerakan Pangan Murah atau Pasar Pangan Murah yang digelar di Jalan Leli, Kelurahan Depok Jaya, Kecamatan Pancoran Mas dibuka Ketua PWI Kota Depok, Rusdy Nurdiansyah yang didampingi Direktur Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan Badan Bapanas, Maino Dwi Hartono dan Sekdis Diskominfo Kota Depok, Mohammad Fahmi.
Selain itu turut hadir Kepala Baznas Depok, Endang Ahmad Yani, Ketua KONI Depok, Herry Suprianto, Endang Ahmad Yani, Sekdis Dinkes Kota Depok, Yuliandi, Camat Pancoran Mas Zikri Dwi Darmawan, Kapolsek Pancoran Mas, Samsono dan Lurah Depok Jaya, Herliana Maharani.
Ada begitu banyak kegiatan digelar yakni Senam Pagi Bersama, pemeriksaan kesehatan gratis dari Eka Hospital, pembagian kaca mata gratis dari Optik Sejahtera, konsultasi hukum dari PERADI, pemberian penghargaan kepada pejabat, tokoh dan instansi yang berkinerja cukup baik.
Direktur Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan Badan Pangan Nasional (Bapanas), Maino Dwi Hartono dalam sambutannya menekankan pentingnya ketahanan pangan nasional serta tantangan distribusi pangan di berbagai wilayah, termasuk kota dengan keterbatasan lahan seperti di Kota Depok.
Maino menegaskan bahwa ketersediaan pangan harus tetap terjamin, baik dari produksi dalam negeri maupun dari sumber luar negeri, guna memenuhi kebutuhan masyarakat.
“Produksi pangan bisa berasal dari dalam negeri, tetapi ada juga yang harus dipenuhi dari luar negeri karena tidak semua daerah memiliki kapasitas produksi yang cukup. Kota Depok, misalnya, dengan lahan terbatas menghadapi tantangan dalam distribusi dan harga pangan yang stabil,” jelasnya.
Maino menyoroti pentingnya keseimbangan harga pangan atau stabilitas harga harga agar tetap terjangkau bagi masyarakat tanpa merugikan petani.
Ia menegaskan bahwa harga pangan yang stabil bukan berarti murah, melainkan harus tetap menguntungkan petani sekaligus terjangkau bagi konsumen.
“Jika harga terlalu murah, petani akan kesulitan menutup biaya produksinya. Kita perlu menjaga keseimbangan agar petani tetap mendapatkan keuntungan yang layak, sementara masyarakat bisa membeli bahan pangan dengan harga wajar,” terangnya.
Dalam kesempatan tersebut, ia juga mengungkapkan bahwa Indonesia masih mengimpor beberapa komoditas pangan utama, seperti bawang putih dan daging sapi.
Pemerintah, terus berupaya meningkatkan produksi dalam negeri agar ketergantungan pada impor dapat dikurangi.
“Saat ini, sekitar 90% kebutuhan bawang putih nasional masih bergantung pada impor. Begitu juga dengan daging sapi, yang impornya masih mencapai 100 ribu ingga 250 ribu ton per tahun. Namun, pemerintah telah mengambil langkah strategis untuk memperkuat ketahanan pangan, termasuk memastikan tahun ini kita tidak mengimpor beras dan meningkatkan produksi jagung untuk pakan ternak,” ungkap Maino.
Ia mengajak seluruh pihak, termasuk media dan masyarakat, untuk turut serta dalam menjaga stabilitas pangan nasional dan juga mengapresiasi peran pers dalam menyebarluaskan informasi yang akurat dan edukatif mengenai kebijakan pangan serta langkah-langkah pemerintah dalam mewujudkan ketahanan pangan.
“Pers memiliki peran strategis dalam menyampaikan informasi yang benar kepada masyarakat. Dengan sinergi semua pihak, kita bisa membangun ketahanan pangan yang lebih kuat untuk Indonesia,” pungkasnya.
Ketua PWI Kota Depok, Rusdy Nurdiansyah mengatakan, kegiatan Gerakan Pengan Murah atau Pasar Pangan Mirah ini merupakan kolaborasi PWI Kota Depok dengan Bapanas yang merupakan bentuk nyata ikut membantu pemerintah dalam hal menjaga stabilitas pasokan pagan dengan harga terjangkau masyarakat.
"Ini bentuk kepedulian dan kebermanfaatan PWI Kota Depok bagi masyarakat. Ketersediaan pangan murah bagi masyarakat sebagai upaya menekan inflasi, terutama jelang Ramadhan 2025," tuturnya.
Seorang warga setempat, Ibu Aina mengaku senang dengan adanya kegiatan Pasar Pagan Murah yang menjual kebutuhan rumah tangga, seperti beras, minyak goreng, gula, tepung, cabai, bawang, daging ayam dan telur ayam serta aneka sayuran segar.
"Alhamdulillah harganya terjangkau sekali, libur murah dari yang dijual di warung. Terima kasih PWI Kota Depok dan Bapanas, semoga kegiatan Pasar Pagan Murah ada lagi," harapnya.
Warga lainnya, ibu Een mengaku membeli beras berkualitas dengan harga yang murah, berbeda dengan harga di warung.
"Mudah-mudahan ada kegiatan seperti ini lagi dengan harga lebih murah lagi, karena yang dijual kebutuhan pokok sehari-hari," pintanya.
Gerakan Pangan Murah atau Pasar Pangan Murah usai dibuka pada pukul 08.00 WIB langsung diserbu masyarakat yang sudah menanti sejak pukul 07.00 WIB.
Berikut ini harga jual pangan di gelaran Gerakan Pengan Murah atau Pasar Pangan Murah Bapanas yang digelar PWI Kota Depok:
1. Beras medium: Rp12.500/kg
2. Beras premium: Rp14.000/kg
3. Telur atam ras: Rp26.000/kg
4. Daging ayam ras: Rp30.000/ekor
5. Bawang merah: Rp28.000/ekor
6. Bawang putih: Rp38.000/kg
7. Cabai merah keriting: Rp25.000/0,5 kg
8. Cabai rawit merah: Rp25.000/0,5 kg
9. Gula: Rp17.000/kg
10. Minyakkita: Rp15.700/liter
11. Aneka sayuran: Rp5.000/pack
(***)