Home > Kolom

Catatan Cak AT: Linux Bersama Android

Anda tahu, Google mulai mengembangkan Android pada tahun 2005 setelah mengakuisisi perusahaan startup bernama Android Inc.
Foto ilustrasi: Catatan Cak AT: Linux Bersama Android. (Foto: Dok RUZKA INDONESIA)
Foto ilustrasi: Catatan Cak AT: Linux Bersama Android. (Foto: Dok RUZKA INDONESIA)

RUZKA-REPUBLIKA NETWORK -- Bayangkan ini: Tahun 2025, dunia di mana sistem operasi Linux dan Android bersatu sekamar dalam harmoni yang tak pernah terbayangkan sebelumnya.

Apakah ini mimpi? Tidak, teman-teman. Google baru saja memberikan spoiler teknologi terbaik: kemampuan menjalankan Linux secara native di Android 16. Saat ini, yang tersedia baru Android 15.

Nantinya, semua aplikasi Linux dapat Anda jalankan di ponsel atau tablet, lengkap dengan akselerasi GPU. Linux dan Android hidup dalam satu kamar, di perangkat yang Anda bawa ke mana-mana, membuat kehidupan teknologi Anda menjadi lebih leluasa. Ya, ini bukan dongeng, melainkan kenyataan yang hampir tiba di ujung jari kita.

Anda tahu, Google mulai mengembangkan Android pada tahun 2005 setelah mengakuisisi perusahaan startup bernama Android Inc.

Awalnya, Andy Rubin, Rich Miner, Nick Sears, dan Chris White sebagai pendiri startup itu pada 2003, merancang Android sebagai sistem operasi untuk kamera digital.

Tapi, setelah Google mengakuisisinya, fokus Android berubah menjadi sistem operasi berbasis Linux untuk perangkat seluler.

Prototipe awal Android ditunjukkan kepada publik pada 2007, bersamaan dengan pembentukan Open Handset Alliance (OHA). Android versi 1.0 dirilis pada 23 September 2008, digunakan pada HTC Dream (T-Mobile G1).

Kini, Google sang raksasa data yang terkenal baik hati dan bebas agenda tersembunyi (baca: sarkasme), telah menawarkan fitur baru ini. Linux yang tersedia otomatis di Android 16 menjanjikan pengalaman lebih baik dibanding Chrome OS yang kini sudah jadi sejarah. Namun, benarkah ini hadiah murni atau ada strategi tersembunyi?

Bayangkan, ponsel atau tablet Android Anda berubah menjadi workstation Linux portabel. Tambahkan monitor dan keyboard, maka Anda punya pengganti PC.

Fitur ini menarik, terutama untuk pengguna yang selama ini menggunakan Windows bajakan dan ingin pindah ke OS Linux yang tersedia bagi siapa saja secara gratis dan halal.

Fitur akselerasi GPU di Android 16 memungkinkan Linux berjalan langsung di perangkat tanpa lebih dulu menginstall aplikasi emulator.

Namun, perangkat keras tetap menjadi kunci. Ponsel dan tablet dengan RAM minimal 8 GB dan prosesor ARM modern bisa memanfaatkan fitur ini secara maksimal.

Pertanyaannya, mengapa Google baru meluncurkan ini sekarang? Apakah ini hadiah tahun 2025, atau upaya menarik komunitas pengembang yang ragu pada Android? Tak ada keterangan pasti. Yang jelas, fitur ini akan lebih dulu hadir di perangkat flagship seperti Pixel atau Samsung Galaxy S-series.

Lompatan yang disediakan Google ini mengakhiri kerumitan lama. Dulu, menginstal Linux di Android membutuhkan rooting dan aplikasi pihak ketiga sebagai emulator.

Sekarang, semuanya cukup dengan beberapa klik. Namun, ponsel kelas bawah mungkin "menangis darah" saat mencoba menjalankan distribusi Linux berbasis GNOME.

Perbedaan utama antara Android 16 yang dapat menjalankan Linux secara native dan Linux yang sudah tersedia dengan kemampuan menjalankan aplikasi Android adalah pada pendekatan integrasi dan optimalisasi. Android 16 tetap berbasis Android, namun menghadirkan lingkungan Linux langsung di perangkat dengan akselerasi GPU.

Ini memungkinkan aplikasi Linux berjalan tanpa emulator atau modifikasi tambahan. Sebaliknya, Linux yang mendukung aplikasi Android, seperti melalui proyek Anbox atau WayDroid, memanfaatkan lapisan kompatibilitas untuk menjalankan aplikasi Android, yang sering kali membutuhkan lebih banyak sumber daya dan pengaturan tambahan.

Dengan Android 16, pengguna mendapatkan pengalaman yang lebih mulus dan terintegrasi di perangkat berbasis ARM modern, sedangkan Linux yang menjalankan aplikasi Android lebih cocok untuk desktop atau server.

Saya suka Linux yang tersedia di Windows, tapi saya harus tetap menyediakan laptop atau PC khusus.

Salah satu daya tarik Linux adalah fleksibilitasnya, dan banyak aplikasinya yang gratis. Kini, ponsel Android bisa menjadi mesin kerja lengkap dengan menghubungkan kabel USB-C ke monitor.

Tetapi mari jujur, tentu tidak semua orang membutuhkan terminal Linux di ponsel mereka. Kebanyakan kita sudah keenakan dengan Windows.

Bagi penggemar teknologi, atau yang menginginkan komputer dengan OS yang halal, ini langkah maju. Tetapi jika Anda hanya ingin bermain Minesweeper di Linux atau sekadar pamer di forum, fitur ini mungkin tidak relevan. Linux di Android 16 mungkin lebih bermanfaat bagi pengembang, para pelajar, dan pengguna yang ingin hidup halal.

Google menyebut ini "hadiah Tahun Baru," tetapi teknologinya baru tersedia akhir 2025, atau mungkin paling cepat pertengahan tahun. Jadi, apakah ini benar-benar kado tahun baru atau hanya teaser seperti trailer blockbuster? Kita dibuat antusias, hanya untuk menyadari bahwa rilis resminya masih jauh di depan.

Saat ini, Android 16 belum dirilis secara resmi. Menurut laporan, Google berencana meluncurkan Android 16 pada 3 Juni 2025, lebih awal dari jadwal biasanya.

Namun, versi pratinjau pengembang pertama telah tersedia sejak November 2024. Jadi, pengguna umum perlu menunggu hingga pertengahan 2025 untuk mendapatkan pembaruan ini.

Jadi, bagi saya, mungkin juga bagi Anda, fitur baru ini adalah langkah besar untuk Linux dan Android. Namun, seberapa banyak dari kita yang akan memanfaatkannya?

Apakah ini revolusi atau hanya fitur tambahan yang cepat dilupakan? Pastikan perangkat Anda siap sebelum melangkah ke era baru ini.

Selamat datang di dunia baru —di mana ponsel Anda bisa menjadi mini PC, Linux menjadi mainstream sebagai OS yang halal, yang dapat kita pakai dengan tanpa bayar, dan kita semua belajar menakar sejauh mana teknologi benar-benar memberi manfaat dalam hidup kita. (***)

Penulis: Cak AT Ahmadie Thaha/Ma'had Tadabbur al-Qur'an, 7/1/2025

× Image