Home > Lingkungan

Walau Diprotes Warga, DLHK Depok Tetap Operasikan Insinerator untuk Atasi Persoalan Sampah

DLHK Kota Depok mulai mengoperasikan insinerator di TPS Merdeka 1 sebagai solusi untuk mengatasi permasalahan sampah di Kota Depok.
Ini lokasi pengoperasian mesin pembakar sampah (insinerator) di TPS Merdeka 1, di Kecamatan Sukmajaya, Kota Depok. (Foto: Dok RUZKA INDONESIA)
Ini lokasi pengoperasian mesin pembakar sampah (insinerator) di TPS Merdeka 1, di Kecamatan Sukmajaya, Kota Depok. (Foto: Dok RUZKA INDONESIA)

RUZKA-REPUBLIKA NETWORK -- Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kota Depok dibawah kepemimpinan Abdul Rahman alias Abra telah melaksanakan berbagai program dan kegiatan peningkatan kualitas lingkungan serta kebersihan di Kota Depok.

Salah satunya, DLHK Kota Depok telah memanfaatkan Insinerator untuk mengatasi persoalan sampah yang ada Tempat Pembuangan Sementara (TPS).

DLHK Kota Depok mulai mengoperasikan insinerator di TPS Merdeka 1 sebagai solusi untuk mengatasi permasalahan sampah di Kota Depok.

Namun, sejumlah warga memprotes pengoperasian mesin pembakar sampah (insinerator) di TPS Merdeka 1, di Kecamatan Sukmajaya, Kota Depok.

Namun, Wali Kota Depok, Mohammad Idris mengatakan insinerator tetap berjalan dan beroperasi.

"Tetap berjalan. Dan mohon maaf, kebetulan Pak Supian sebagai Wali Kota Terpilih itu beliau sendiri yang mengajak dan nonton di Banyumas," kata Idris, Kamis (02/01/2024).

Menurut Idris, banyak pekerjaan rumah (PR) untuk Wali Kota dan Wakil Wali Kota Depok terpilih, Supian Suri-Chandra Rahmansyah. PR itu diantaranya persoalan kemacetan, sampah, dan jumlah penduduk di atas 2 juta.

"Persoalan atasi sampah merupakan pekerjaan rumah yang terbesar yang harus dihadapi bagi pemerintah," tegasnya.

Sebelumnya, warga memprotes pengoperasian mesin insinerator sampah di Kota Depok. Warga memprotes karena mesin pembakar sampah itu berada di tengah pemukiman warga dan beroperasi hingga malam hari.

Lokasi insinerator berada di Jalan Merdeka, Kecamatan Sukmajaya, Kota Depok, Insinerator itu berada TPS Merdeka di pinggir jalan yang lokasinya dipagar berwarna hitam.

Memasuki lokasi insinerator, ada ruangan berisi 3 gerobak sampah yang belum dipilah. Di sampingnya ada tumpukan limbah banner, karet, dan kayu yang sedang digulung petugas. Sampah itu nantinya akan dibakar tapi tak dicampur dengan sampah rumah tangga.

Kemudian ada 2 insinerator yang sedang dioperasikan mengolah sampah di lokasi. Insinerator itu berwarna hijau. Tampak petugas mengaduk sampah yang tengah dibakar di dalam mesin.

Saat petugas mengaduk sampah, kepulan asap berwarna putih itu muncul. Asap itu hanya keluar saat petugas membuka lubang pengaduk.

Di sisi kanan mesin insinerator terdapat 18 buah gas untuk bahan bakar mesin. Tak ada juga suara bising dari mesin pembakar sampah saat beroperasi.

Satu mesin insinerator itu bisa mengolah 6 ton sampah. Namun targetnya mesin insinerator itu bisa mengolah 12 ton sampah per hari. Insinerator ini beroperasi dari pukul 08.00 WIB hingga 16.00 WIB.

Adapun tahapan yang dilakukan petugas untuk pengoperasian mesin pembakar sampah itu. Berikut tahapannya:

1. Gerobak Motor/Gerobak Tiba di Lokasi UPS Insinerator. Gerobak motor atau gerobak sampah masuk ke area UPS insinerator melalui pintu masuk yang telah disediakan.

2. Antre Berdasarkan Nomor Urut Kedatangan. Semua gerobak harus mengantre berdasarkan nomor urut kedatangan.

3. Turunkan Sampah dari Gerobak/Germo ke Keranjang. Sampah dari gerobak harus dipindahkan ke dalam keranjang untuk dilakukan pengecekan dan penimbangan.

4. Pemeriksaan dan Penimbangan Sampah. Petugas akan memeriksa jenis dan kualitas sampah yang akan dibakar.

5. Petugas Germo/Gerobak Memasukkan Sampah ke Tungku Insinerator. Setelah pengecekan dan penimbangan selesai, petugas gerobak motor akan membantu memasukkan sampah ke dalam tungku insinerator untuk proses pembakaran.

Sebelumnya, sejumlah warga memprotes pengoperasian mesin pembakar sampah (insinerator) di TP Merdeka, Kecamatan Sukmajaya, Kota Depok.

Warga mengeluhkan insinerator yang menimbulkan masalah kesehatan dan kebisingan bagi warga yang bermukim di sekitar TPS Merdeka..

"Dampak pada saat mesin ini dioperasionalkan benar-benar bagi kami sebagai warga secara kesehatan, sangat-sangat terganggu karena masalah asapnya ini masuk ke rumah kami. Sesak napas kami," kata koordinator aksi protes, Andri, saat aksi protes beberapa waktu lalu.

Ia mengungkapkan, warga sekitar merasa hidung tersumbat, mata perih, serta batuk akibat insinerator tersebut. Selain itu, bau dari insinerator tersebut juga menyengat.

"Semua yang berada di sini merasa hidungnya tersumbat, matanya perih, batuk. Semua kita merasakan dan baunya juga menyengat. Dampak batuk, sesak. Terutama pasti ya kan kata dokter spesialis paru tetangga kami itu sudah pasti ISPA. Yang dampak awal itu pasti ISPA dan akan melanjut ke yang lainnya," terang Andri.

Selain itu, asap dari insinerator muncul lewat dari jam operasional. Hal itu membuat tidur warga tak tenang akibat asap. Juga tak ada sosialisasi terkait keberadaan mesin insinerator tersebut. Warga mengaku heran dengan insinerator tersebut yang berada di permukiman warga.

"Dan juga adanya mesin ini tanpa diketahui kami sebagai warga yang terdekat tanpa ada sosialisasi dan tanpa ada pemberitahuan sebelumnya. Mesin ini hanya tiba-tiba sudah dibangun. Kami sudah berusaha untuk berupaya mencari tahu dan serta bersurat kenapa mesin ini tiba-tiba muncul," jelas Andri. (***)

× Image