Home > Nasional

Fahira Idris Berharap Rute Blok M-Kota TransJ Tetap Ada Meski MRT Fase 2A Selesai

Alasan rerouting karena layanan TransJ yang berhimpitan 100 persen dengan jalur MRT akan merugikan warga yang selama ini mengandalkan rute TransJ tersebut untuk beraktivitas.
Anggota DPD RI Dapil DKI Jakarta Fahira Idris. (Foto: Dok RUZKA INDONESIA)
Anggota DPD RI Dapil DKI Jakarta Fahira Idris. (Foto: Dok RUZKA INDONESIA)

RUZKA-REPUBLIKA NETWORK —Adanya wacana rerouting atau pengalihan rute TransJakarta (TransJ) rute Blok M-Kota ketika MRT Fase 2A selesai dan beroperasi penuh dari Lebak Bulus hingga Kota yang diperkirakan pada tahun 2029 mendatang dinilai bukan keputusan yang tepat. Alasan rerouting karena layanan TransJ yang berhimpitan 100 persen dengan jalur MRT akan merugikan warga yang selama ini mengandalkan rute TransJ tersebut untuk beraktivitas.

“Saya berharap rute Blok M-Kota TransJakarta tetap ada meski MRT Fase 2A nanti selesai. Pengalihan rute menurut saya kurang tepat karena tidak semua pengguna TransJakarta akan berpindah ke MRT. Mereka mungkin lebih memilih mencari alternatif lain terutama kendaraan pribadi, yang justru meningkatkan kemacetan. Bus seperti TransJakarta terkadang memiliki fleksibilitas dan aksesibilitas yang sering kali lebih cocok untuk berbagai kelompok masyarakat,” ujar Anggota DPD RI Dapil DKI Jakarta Fahira Idris di Jakarta, Senin (23/12/2024).

Senator Jakarta ini mengungkapkan, semakin banyak alternatif moda transportasi publik di Jakarta maka semakin baik. Setidaknya ada tiga alasan.

Pertama, semakin banyak alternatif moda transportasi, semakin fleksibel masyarakat dalam memilih moda yang sesuai dengan kebutuhan, seperti waktu tempuh, biaya, dan kenyamanan.

Kedua, dengan banyaknya pilihan transportasi publik, warga cenderung beralih dari kendaraan pribadi ke transportasi umum, yang dapat mengurangi kemacetan dan emisi karbon. Ketiga, dengan memiliki berbagai alternatif moda transportasi termasuk di rute yang sama, Jakarta lebih tahan terhadap gangguan misalnya cuaca buruk atau masalah teknis pada moda tertentu.

Selain itu, pengalihan rute TransJakarta rute Blok M-Kota ketika MRT Fase 2A selesai, sudah pasti terjadi kenaikan biaya untuk penumpang. Ini karena tarif MRT lebih mahal dibandingkan TransJakarta.

Jika rute dialihkan, warga harus mengeluarkan biaya lebih besar. Pengalihan rute TransJakarta juga akan mengakibatkan masyarakat kehilangan alternatif moda transportasi. Ini bertentangan dengan prinsip transportasi publik yang menyediakan pilihan transportasi yang beragam dan inklusif.

“Untuk kota sesibuk Jakarta, kita tidak boleh tergantung pada satu moda saja. Jika MRT mengalami gangguan atau overcapacity, warga tidak memiliki pilihan transportasi yang cukup andal untuk rute yang sama. Oleh karena itu, saya sangat berharap rute Blok M-Kota TransJakarta tetap ada meski MRT Fase 2A nanti selesai,” pungkas Fahira Idris. (***)


× Image