Ini Manfaat E-Labelling pada Produk Farmasi serta Kesehatan
RUZKA INDONESIA -- Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) sedang penerapan e-labelling pada produk farmasi dan kesehatan.
Adapun e-labelling adalah label digital yang menyediakan informasi produk bagi tenaga medis dan pasien, yang dapat diakses dengan memindai barcode dua dimensi (2D barcode).
Sedangkan sistem ini telah diterapkan di beberapa negara seperti Jepang, Singapura, serta beberapa negara di Eropa.
Dengan e-labelling, konsumen dapat langsung memindai 2D barcode yang tercantum pada produk untuk mendapatkan informasi terkait nomor izin edar (NIE), masa berlaku NIE, komposisi, nomor batch, tanggal kedaluwarsa, serta nama produsen atau importir.
Selain itu, e-labeling juga mengurangi penggunaan kertas, e-labeling mendukung inisiatif keberlanjutan lingkungan.
Pun menjadi efisiensi dalam penyampaian informasi hingga mengurangi potensi kesalahan dalam pemahaman informasi obat karena informasi dapat diakses secara digital kapan saja. Selain itu, pembaruan informasi produk dapat dilakukan lebih cepat tanpa harus mencetak ulang label fisik.
AstraZeneca, produsen biopharmaceutical mengumumkan komitmen perusahaan dalam mendukung gerakan berkelanjutan dengan meluncurkan e-labeling yang bertujuan untuk meningkatkan literasi kesehatan dan mengurangi penggunaan kertas melalui digitalisasi.
Esra Erkomay, Presiden Direktur AstraZeneca Indonesia mengatakan, Inisiatif e-labeling juga mewakili langkah penting menuju masa depan yang lebih berkelanjutan dalam perawatan kesehatan, dengan memanfaatkan teknologi digital untuk merampingkan proses dan meminimalkan dampak lingkungan.
"Kami bertujuan untuk secara signifikan mengurangi konsumsi kertas dan limbah yang dihasilkan di seluruh operasi perusahaan dengan beralih dari pelabelan berbasis kertas
tradisional ke format digital," ujar Erra dalam keterangan yang diterima, Ahad (15/09/2024).
Langkah strategis ini menegaskan dedikasi AstraZeneca yang tak tergoyahkan terhadap keberlanjutan perawatan kesehatan dan pengelolaan lingkungan.
Hal ini selaras dengan misi perusahaan yang lebih luas untuk meningkatkan perawatan kesehatan global sambil meminimalkan jejak ekologisnya.
Sebagai diketahui, informasi produk dirancang untuk memastikan produk farmasi digunakan secara efektif dan aman.
Pemahaman dan kepatuhan yang buruk terhadap informasi produk telah secara langsung dikaitkan dengan hasil kesehatan yang buruk dan peningkatan biaya untuk sistem perawatan kesehatan yang sudah terbebani.
"Di AstraZeneca, kami menyadari peran penting yang dimainkan informasi ini dalam perawatan pasien. Dengan beralih ke e-labeling, kami mengambil langkah penting lainnya menuju ambisi besar kami untuk mencapai Zero Carbon," jelas Ersa.
Selain itu, inisiatif ini juga terkait erat dengan program keberlanjutan unggulan AstraZeneca, AZ Forest, yang berfokus pada pengelolaan hutan berkelanjutan dan upaya konservasi.
"Di AstraZeneca, kami berkomitmen untuk memberikan dampak positif bagi kesehatan masyarakat, komunitas, dan planet," tegas Esra.
Sebagai bagian dari komitmen ini, AstraZeneca baru-baru ini menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) dengan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves), yang memperkuat komitmen perusahaan dalam menanam 20 juta pohon untuk merevitalisasi lahan rusak di sekitar Sungai Citarum.
Kolaborasi ini menandai langkah penting dalam upaya bersama untuk mendukung reboisasi, keanekaragaman hayati, mata pencaharian berkelanjutan, dan konservasi sumber daya air melalui program global perusahaan, AZ Forest. (***)
Penulis: Saeful Imam